Friday, December 7, 2012

The Proposal

"Aku akan menikah”
Perempuan berjilbab biru dihadapanku itu nampak terkejut. Ia yang sedari tadi asyik dengan I-Phone nya mendongak. Dikerjapkan mata lentiknya seakan tak percaya.
“Serius?”
Aku tersenyum mengangguk “Dua rius”
“Dengan siapa?”
“Sarah” jawabku pasti, menyebut sebuah nama yang 3 tahun belakangan ini selalu membuatku bergetar.
Gadis itu terdiam sejenak. Tiba-tiba ia tergelak.”Ha..ha…ha…kau?melamar seorang Sarah?Coba ceritakan bagaimana caranya,hm?
“Aku mengiriminya pesan singkat.Mungkin akan mengajaknya untuk makan di sebuah Cafe dan memberikannya sebuah cincin. Cincin berlian. Melamarnya”
“ Dan kau pikir apa kira-kira jawabannya?
“Ya!”jawabku mantap.
Seorang pelayan datang menawarkan menu di meja kami.
“Crispy Vanilla cream dan Cappucino, tak pake lama,ok.” Si pelayan mengangguk tersenyum dan bergegas ke belakang.
“Bagaimana kau tahu aku akan pesan itu? Tanya si gadis heran.
“Bukankah itu yang selalu kau pesan?”
“Tidak juga, kau terlalu sok tahu”
Hening sejenak…
Di luar hujan mulai turun perlahan.
“Lalu?”
"Lalu apa? Tanyaku pura-pura tak mengerti.
“Soal si Sarah”
“Aku akan menikahinya sesegara mungkin”
“Kau yakin?
“sangat yakin”
“Apa yang kau punya untuk menikahinya?”
“Aku??Aku punya ini”
Aku menunjuk tubuhku sendiri. Di suatu tempat yang aku pikir hatiku tergeletak.
Gadis berjilbab biru itu kembali tertawa.
”Kau pikir itu cukup?”Itu tak cukup berharga” cemoohnya.
“Tentu saja ini berharga,kalo benda di dalam diriku ini dijual, ini akan berharga jutaan bahkan mungkin puluhan juta rupiah, bagi orang yang membutuhkan”
“Kalo begitu jual lah” kata si gadis dengan nada mengejek.”Lalu belikan rumah, mobil, harta dan cincin berlian yang mahal untuk kau pakai melamar Sarah. Kalau cukup sih.”
Gadis ini keterlaluan.batinku dalam hati
“Aku tak akan menjualnya sebelum aku menemukan setengahnya, benda ini belum lengkap. Belum cukup berharga bila aku belum menemukan separuhnya.
“Lalu dimana separuhnya?”
“Ada di dalam diri Sarah” Jawabku tersenyum puas.
“Sinting” Hanya itu yang keluar dari bibir gadis itu.
“Siapa?”Tanyaku dengan wajah polos.
“Kau! Tidak bisakah kau bersikap sedikit realistis?”
“Sarah itu real” Jawabku kalem.
“Kau itu terlalu kepedean. Lihat dirimu? Siapa kau? Kuliah saja belum kelar-kelar. Pekerjaan belum jelas. Berapa hasil yang kau dapat dari pekerjaan tak penting itu,menjadi fotografer ? Seribu? Dua ribu? Bagaimana bisa kau melamar Sarah?
Ah,gadis ini terlalu melecehkan. Aku kembali membatin.
“Bisa saja”jawabku tenang
Hey,boy! Keluarga Sarah itu keluarga terpandang. Mana mau mereka merelakan putri semata wayangnya pada orang sepertimu, kau bisa kasih makan apa dia nanti? Dan kalau kalian punya anak, bagaimana kau bisa menyekolahkannya, memenuhi kebutuhannya dan lain-lain?”
“Entahlah…tapi cara berpikirmu itu, seperti cara berpikir orang yang tak percaya Tuhan”
“Maksudmu?!” Si gadis nampak tersinggung.
“Rejeki sudah ada yang mengatur. Pernikahan tidak akan membawa kesusahan. Jangan khawatir soal rejeki. Bukankah Allah sudah berjanji soal itu?”
“Memang, tapi bukankah harus tetap diusahakan? Selama ini kau hanya mengandalkan kameramu untuk mendapat uang, tanpa mau mencoba pekerjaan lain. Aku sudah menawarimu berbagai pekerjaan di kantor ayahku, tapi kau tolak, karena tak sesuai idealismemu lah, tak sesuai minatmu lah..bla..bla. Sekarang kau butuh uang untuk melamar Sarah dan uang tidak akan jatuh seketika dari langit. Berpikirlah realistis. Pakai akalmu.”
“Kau lupa rupanya, cara kerja Tuhan kadang melebihi batas akal manusia. Selama kita yakin dan tetap berusaha, pasti ada saja jalannya.
Hening. Hanya suara rintik hujan di luar sana yang terdengar. Si pelayan datang kembali mengantarkan pesanan.
“Terima kasih” ucapku.
Ia mengangguk dan kembali menghilang ke belakang.
“Tapi tidak semudah itu. Sarah belum tentu mau menerimamu”
“Dia pasti menerimaku. Dia selalu menerimaku, bahkan ketika seisi dunia menolakku karena’keanehan’ku”
Si gadis berjilbab biru memutar bola matanya,putus asa.
“Kalau begitu keluarganya yang akan menolakmu”
“Itu biasa. Aku akan memperjuangkannya.Kau lupa, aku sudah kebal dengan berbagai penolakan. Bukankah aku memang sudah terlalu sering ditolak? Aku yang aneh, aku yang bodoh, aku yang tak punya pekerjaan, seperti katamu tadi.
“Kau akan malu dihadapan mereka”
“Aku tak peduli”
“Kau akan dilecehkan “
“Sudah biasa”
“Ah kau ini” Gadis itu menyeruput Vanilla Creamnya.
Hening kembali. Sebuah lagu lawas mengalun . Menjadikan suasana café itu terkesan lebih romantis. Aku memperhatikan, semakin malam, café itu nampak semakin ramai.
“Mengapa kau ingin menikahinya?” tanya gadis itu kemudian. Rupanya ia belum menyerah.
“Aku ingin menyempurnakan agamaku.
“Mengapa harus dia?”
“Karena dia jodohku.” Jawabku cuek sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru tua dari ransel tuaku.
Gadis itu mengawasiku. Ekspresinya awas.
Perlahan aku membuka kotak itu, mengeluarkan sebuah cincin emas putih yang bertahtakan berlian dan menunjukkannya kepada gadis keras kepala itu.
Gadis itu nampak kaget melihat benda yang aku perlihatkan dihadapannya. Namun ia bisa menguasai diri secepatnya. Aku tahu ia bisa menaksir harga benda itu dan tak mengira aku bisa membelinya.
“Cantik kan? Seumur-umur, Ini benda paling mahal yang pernah kubeli dengan uangku sendiri.
“Hmm..lumayan. Dan dari mana kau dapat uang untuk membelinya?” Nadanya masih sama, mengejek.
“Dari pekerjaan tidak penting yang kau singgung tadi. Memotret."Jawabku tersenyum puas.
Si gadis membuang muka, acuh. Ia jelas telah kalah.
“Kau muslim kan? Kau percaya Tuhan kan? Menikahlah denganku,Sarah….
Gadis itu diam. Di luar hujan turun semakin deras....

Kamis,dinihari. Untuk sahabat yang akan menyempurnakan agamanya, 22 Desember tahun ini.

Saturday, September 1, 2012

Susahnya ngomong bahasa Inggris sama orang China..#Part II

Membaca kisah Trinity tentang betapa susahnya ngomong bahasa Inggris dengan para Chinesse sedikit menggelitik memori saya. Waktu di Iowa, saya punya beberapa kenalan orang China asli  tanpa bahan pengawet, alias China yang emang berasal dari tanah leluhurnya di China Daratan sana. Bukan China peranakan yang banyak kita temui di Indo sebagai pemilik toko A dan toko B. Rupanya, di Iowa State ada banyak sekali mahasiswa Asia terutama yang berasal dari China. Mereka seperti orang China pada umumnya: bermata sipit, berkulit kuning, modis,(nampak) tajir, punya gadget-gadget terbaru dan selalu bergerombol dengan sesamanya. katakanlah, Eksklusif!. Hampir di semua kelas IEOP, saya pasti sekelas dengan para mahasiswa China ini. Paling banyak adalah di kelas Writing dimana sebagian besar studentnya adalah mereka, hanya saya, Ocu. Luqman dan William  yang bukan Chinesse. Saya sempat kaget dan bertanya-tanya dalam hati "Ni gue di Amrik apa di China yah?? scara kemana mata memandang, pasti ada mereka.

Awalnya saya agak segan untuk bertegur sapa dengan mereka di kelas. Apalagi kalo bukan karena ke'ekslusifan' mereka. Bila berhadapan dengan orang non-China mereka pendiammmm banget, sedikit terkesan sombong, tapi kalo lagi ngumpul dengan sesamanya, buset dah, nyerocos bla..bla..bla.. pake bahasa mandarin sampai-sampai dosen saya, Mark Callison harus memberikan 'Surat Peringatan' agar lebih tertib dan sopan di dalam kelas. Saya ingat betapa kesalnya Ocu ketika para Chinesse ini mulai ngobrol (dengan bahasa mandarinnya) disela-sela jam pelajaran. Saya jadi geli sendiri ngeliat desye cemberut sambil mengumpat dalam bahasa Indonesia. Hihi..

Tetapi hal itu justru membuat saya ingin mengenal para Chinesse ini lebih dekat. Jujur, saya rada penasaran dengan 'tabiat' para Chinesse yang begitu ekslusif ini. Saya ingat sebuah pesan di film favorit saya kala masih anak-anak, Petualangan Sherina, katanya kalo kita mau menilai seseorang itu, kita harus mengenalnya lebih dekat agar kita tau sebab musababnya kenapa ia bersikap/bertingkah seperti itu. Maka saya pun mendekati para Chinesse itu. Orang yang pertama kali saya dekati adalah Vivian. 

My Chinessemate

Dengan SKSD tingkat dewa, saya mengajaknya ngobrol dannnnn...*glek* bahasa Inggrisnya parah. Whoaa..rupanya benar kata orang selama ini. orang China itu paling susah ngomong Bahasa Inggris. Tapi Vivian masih oke bila dibandingkan beberapa teman lainnya yang asli bikin saya harus pasang kuping baik-baik bila lagi ngomong dengan mereka. Bahkan tidak jarang saya meminta mereka menuliskan or mengeja kata yang mereka ucapkan agar bisa memahami maksud dari perkataaannya. Di kelas Grammar saya juga punya beberapa orang teman Chinesse yang parah banget ngomong bahasa Inggris. Pernah suatu kali, Kim, salah satu diantara Chinesse students di kelas itu, melayangkan sebuah pertanyaan tentang penggunaan past perfect tense kepada Marc, dosen grammar saya. 

"Marc..keng yu ekspleng ..ai kongfusa,wengwi yuza dise? wateede difelenge witee plesent pelfeke??

Marc hanya bisa melongo mendengarkan pertanyaan Kim, dan memintanya untuk mengulangi, sekali, dua kali, bahkan sampai tiga kali. 

Saya, Dhama dan Lyla harus menggit bibir untuk tidak tertawa. Bukan.. bukan karena mengetawai Kim,tapi ekspresi pak Marc saat Kim bicara itu benar-benar kocak abis. Tidak jarang, kami harus membantu Marc untuk mengartikan apa yang dikatakan Kim (bahasa Inggris Kim adalah yang paling parah diantara para Chinessemate saya). Kata Vivian hal inilah yang membuat mereka malu bila harus berbicara dengan bule ato International student lainnya. Jadi, mereka akan lebih memilih diam sehingga terkesan sombong dan angkuh. Saya pun manggut-manggut. Mahfum.*elus-elusjenggotyangtidakada

Mostly Chinesse students yang kuliah di negara-negara western pasti memiliki dua nama. Nama asli dan nama palsu panggilan. Hal itu dipicu oleh ketidaktegaan mereka melihat para bule dan international student lainnya  kesulitan mengeja nama mereka. Seperti Vivian (yang nama aslinya Xinyu Wei), Gwyneth (saya tidak tau nama aslinya) atau John (saya juga tidak tau). Ide yang bagus menurut saya.
My writing class

Bye the way,  ternyata para Chinesse ini gak seburuk perkiraan saya sebelumnya. mereka oke dan asyik juga diajak ngobrol. Rupa-rupanya nama Indonesia di China cukup familiar. John, teman saya di kelas Speaking langsung nyeletuk' Taufik Hidayat!' waktu saya ngobrol soal badminton dengan dia (saya balas:'Lin dan!'). Saya juga kerap berdiskusi seru dengan Graven dan John. Saling bertukar informasi tentang negara masing-masing. Lucunya, saya pernah membaca tentang Kanibalisme di China dimana ada orang-orang tertentu yang suka makan sup orok (yaik!). Pada Graven dan Vivian saya mengkonfirmasi hal itu.
"You guys know about that??"
Mereka saling berpandangan dengan tatapan bingung, sebelum menjawab
 "Noooooo....' bersamaan. " It's so yuckyyyy! Bagaimana bisa? di mana itu?? " tanya Graven.
dalam hati saya berujar.. "Yeeeee...yang Chinesse sapa, yang ditanyain sapa'. ckckc

Saya lupa kalo China itu luas.

Thursday, August 23, 2012

Out of Time

Where's the love song to set us free
Too many people down
Everything turning the wrong way round
And I don't know what life would be
If we stop dreaming now
Lord knows we'd never clear the clouds

And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time
Feel the sunshine on your face
It's on a computer now
Gone to the future way out in space

And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time

Tell me I'm not dreaming
But are we out of time
We're out of time
(Blur - Out of time)

Duka untuk Bunda....

Kemarin malam, saat saya bersiap-siap hendak bersilaturahim ke rumah salah seorang teman, sebuah sms masuk ke ponsel saya. Dari seorang sahabat di kota sebelah. Isinya singkat.
"Mama masuk ICU, mohon doanya"

Meski singkat sms itu cukup membuat saya sedikit bergetar. Terbayang wajah sang bunda yang sempat saya temui sebulan yang lalu. Waktu itu, saya sedang berkunjung ke Makassar dan menyempatkan diri untuk bersilaturahim di rumah sahabat saya tersebut. Sudah setahun kami tidak bertemu, sejak ia dan keluarganya pindah ke  Papua, April setahun yang lalu. Karena kondisi sang bunda yang mulai lemah dan sakit-sakitan, awal tahun 2012, sahabat saya memutuskan untuk kembali ke Makassar bersama ibundanya. Lebih aman katanya. Di Makassar ia memiliki keluarga besar. Sang Ibu merasa lebih tentram tinggal dan menikmati hari tuanya di tanah kelahirannya sendiri ketimbang harus hidup jauh di seberang pulau sana.

Malam itu, betapa kagetnya saya ketika pada akhirnya saya bertemu kembali dengan ibu sahabat saya tersebut. Tubuhnya ringkih dan lemah,sangat berbeda ketika terakhir kali saya melihatnya setahun yang lalu. Ketika hendak berpamitan pulang, saya memeluk sang bunda. Hati saya mencelos ketika saya menyadari bahwa yang saya peluk adalah tubuh yang sangat ringkih. Ya Allah...
Tidak tega menyakitinya, saya melepaskan pelukan saya dengan perlahan. Entah mengapa tiba-tiba mata saya memanas, pandangan saya sedikit kabur. Lalu saya dan saudara-saudara sayapun berpamitan pulang.
Sebelum pergi, Ibunda sahabat saya berpesan agar saya kembali untuk menginap. Saya mengiyakan meskipun saya tahu saya tak punya banyak waktu lagi di Makassar.

Di perjalanan pulang, saya menangis dalam diam. 

Ada perasaan tidak tega melihat sang bunda yang sakit-sakitan dan semakin hari semakin lemah. Saya teringat hari-hari dahulu waktu sahabat saya dan keluarganya masih tinggal di Palu. Saya kerap main ke rumah mereka. Bunda yang baik itu selalu menyambut kami dengan hangat. Mengganggap saya dan teman lainnya sebagai anaknya sendiri. Dalam diri bunda saya melihat ibu saya. Dan itu yang membuat saya sedih malam itu. Saya hanya bisa berdoa agar bunda bisa sehat seperti sedia kala.

Sebelum kembali ke Palu, sahabat saya menitipkan oleh-oleh, dari mama katanya.

***

Dan malam itu...sms tentang bunda yang masuk ke ICU cukup membuat saya gelisah. Terbesit pikiran buruk namun segera saya singkirkan sejauh-jauhnya. Setelah solat Isya, saya menitip doa untuk kesembuhan bunda.
***

Hari masih pagi, saya baru selesai menunaikan solat subuh, ketika saya mengecek ponsel dan melihat
3 Missed Call
Anggi.
tertulis di layarnya.
Perasaan saya tidak enak.Saya mengecek waktu panggilan, sekitar jam 4 subuh.
Oh, tidak, something must be happened.
Sayapun menelpon sahabat saya. Nomor sibuk. Saya ulangi lagi. Masih sibuk.
Tak lama berselang, sahabat saya menelpon.
Dunia terasa statis beberapa detik.
Apa yang saya khawatirkan sejak semalam benar-benar terjadi.

Bunda berpulang  pukul dua dinihari tadi pagi. Pulang ke tempat semua berawal. Pulang ke tempat semua berakhir. Pulang ke haribaan Sang Pemilik Kehidupan.
Air mata saya menetes tak terbendung.
Bunda yang baik hati kini telah tiada....

”Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga,maka sungguh ia telah beruntung, Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
(Ali Imran : 185)

Selamat Jalan Bunda...
Selamat menempuh hidup baru di kehidupan yang sebenarnya...
Kami ikhlas atas kepergianmu...
Doa kami menyertaimu.......

Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa” 




Thursday, July 26, 2012

me & my cute shoes #edisi iseng-iseng

Berhubung saya bego banget main Volly, waktu  teman-teman se grup Iowa lagi asyik maen volly di gym, saya iseng-iseng buat foto beginian. Seorang teman bilang: 'foto apaan sih??spatu??ga jelas banget.
Hehe.Iya juga sih sebenarnya.
Tapi kalo diliat-liat lucu juga.hehe.

my 3 dollar shoes :)

Friendship

Wednesday, July 25, 2012

Tuesday, July 24, 2012

Mengintip Sepenggal Surga di Kepulauan Togean #part 2

menumpuk di atas fery

Kapalpun mulai bergerak meninggalkan dermaga. Di antara hiruk pikuk penumpang, saya mencari posisi strategis untuk menikmati view laut yang indah. Karena tempat duduk di dek sudah penuh, maka saya nangkring di atas karung beras milik salah seorang penumpang yang entah kemana rimbanya. Yah, it's okelah, dari pada kaki saya pegal berdiri selama 4 jam. Beberapa teman menghilang di antara para penumpang, pergi mencari bule-bule cakep yang bisa diajak berfoto ( tipikal Indonesian sekali, hehe). Sementara yang lain memilih tidur di bilik.

Saya memilih untuk tetap duduk di atas karung beras, karena tak ingin melewatkan kesempatan menikmati pemandangan alam yang tersaji di hadapan saya. Angin laut bertiup sepoi-sepoi. Langit biru cerah, berwarna senada dengan lautan  yang berkilauan. Semakin jauh kami berkapal, semakin menakjukbkan pemandangan yang nampak. Gugusan pulau-pulau kecil tak berpenghuni berwarna kehijauan, berpadu dengan hamparan pasir putih yang berkilauan. Beberapa turis tak henti-hentinya membidik kan kamera ke berbagai arah, mengabadikan karya Tuhan yang luar biasa itu.
Gugusan Pulau-pulau kecil


Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan, tiba-tiba ekor mata saya menangkap seorang ibu berusia paruh baya yang dengan santainya membuang botol pulpy orange kosong ke laut. Buset dah ini ibu, gerutu saya dalam hati. Belum hilang kekesalan saya, si ibu kembali membuang tongkol jagung rebusnya. Dengan gusar saya mendekatinya,

"Aduh bu, sampahnya jangan di buang di laut, nanti lautnya kotor" kata saya berusaha untuk tidak terkesan menggurui.

Si ibu dengan cueknya bilang
" Ah nda apa-apa, di bawa ombak juga hilang nanti"

Lalu desye lanjut mengunyah jagung rebus yang ke sekian biji.

"Hilang kemana??ke Hongkong?" Umpat saya dalam hati.
Dengan gusar saya meninggalkan si ibu. Susah juga ngomong sama orang yang pemikirannya masih 'primitif'. Masa buang sampah di laut? sekate laut TPS? Ibu itu nyadar gak sih kalo laut yang baru dia jadiin tempat sampah itu tempat hidup bagi makhluk lain? Coba kalau tempat tinggalnya dijadiin tempat sampah bagi orang lain?pasti kesal.

Saya mendelik ke arah si ibu, doski sih gak nyadar karena lagi asyik makan jagung rebus. 
Tiba-tiba pemandangan yang tadinya indah dan menawan kini berubah menjadi 'mengerikan'. Tumpukan sampah menggenang kira-kira sepanjang satu kilo meter di tengah lautan. Nah ini dia! Karena para penumpang kapal yang lewat kerap membuang sampah sembarangan,jadinya seperti ini. Sampahnya terkumpul menjadi satu, menari-nari mengikuti irama ombak. Dalam hati saya merasa prihatin. Mengapa kesadaran masyarakat kita masih kurang soal menjaga kelestarian lingkungan? tidakkah mereka sadar akan dampak yang dapat diperoleh akibat demikian? Ekosistem di kepulauan Togean yang merupakan salah satu potensi Sulawesi Tengah bisa saja rusak oleh tangan-tangan penduduknya sendiri. Tidak sadarkah mereka bahwa Tuhan telah menitipkan sepenggal surga di tanah mereka? 'Surga' yang membuat turis-turis asing rela menempuh ribuan kilo dan membayar mahal  untuk melihatnya.

Ah,,menyedihkan.

*masih bersambung



Monday, July 23, 2012

Mengintip Sepenggal Surga di Kepulauan Togean #part 1

Apa yang paling menyenangkan bagi para pekerja kantoran selain libur kejepit?yaitu libur yang berada pas diantara hari kerja dan weekend. Sepertinya libur kejepit adalah nikmat paling luar biasa bagi kami, kaum buruh yang setiap harinya disibukkan oleh rutinitas mencari secuil rejeki bagi anak istri. hoh!
Sebagai buruh, libur kejepit kerap saya manfaat kan untuk nyantai di rumah ato travelling ke tempat-tempat yang menarik.

Hari itu, kebetulan adalah libur nasional yang' terjepit', dan sebuah ajakan tak terduga datang kepada saya. Salah seorang teman kantor mengajak untuk liburan ke Pulau Togean. Yeah Togean!. Tanpa ba-bi-bu, saya yang lagi asyik ngemil kacang atom garuda langsung mengangguk-angguk dengan bersemangat.
Alhasil, saya keselek kacang garuda.
*ini kacangku!

Sudah bertahun tahun lamanya saya memendam hasrat untuk mengunjungi pulau eksotis di teluk Tomini itu. Togean, meski kalah popular dengan Bunaken atau Raja Ampat, merupakan salah satu destinasi wisata bagi turis manca negara. Yeah! Turis manca negara. Di saat Togean telupakan oleh masyrakat domestik, para turis dari berbagai belahan dunia justru berbondong-bondong menikmati keindahannya. Menurut apa yang pernah saya baca tentang Togean, kepulauan Togean ini memiliki kekayaan bawah laut yang luar biasa, mulai dari spesies karang, jenis ikan dan banyak lagi. Beberapa di antaranya adalah spesies endemik asli kepulauan tersebut. Itu berarti you can't find them in other part on earth!

Maka hari itu juga, sepulang kantor, saya bergegas pulang ke rumah untuk packing. Dalam sekejap, backpack saya sudah terisi segala kebutuhan travelling untuk tiga hari.

Rencananya kami akan bermobil pukul 4 sore dari Palu menuju Ampana, di Kabupaten Tojo Una-Una. Sekitar 11 jam via darat. Namun karena ada beberapa hal yang belum terselesaikan, maka kami baru bisa berangkat pukul 9 malam. Mengendarai mobil Avanza yang dapat menampung 7 makhluk Tuhan paling sexy, saya dan beberapa teman kantor berhimpit himpitan menuju Ampana. Bagi saya perjalanan 11 jam dan duduk berdesakan di dalam mobil bukanlah masalah besar, yang penting saya ke Togean.

Perjalanan darat yang kami lalui awalnya cukup lancar, aman dan menyenangkan sebelum akhirnya, ketika waktu telah menunjukkan lewat tengah malam, kami tersesat.
Yeah tersesat!
tersesat tengah malam
Teman saya yang men-joki selama perjalanan berbelok ke arah yang salah.Alih-alih ke arah Ampana doski malah nyasar ke jalan entah kemana.  Nanti sudah hampir 10 kilo baru kami menyadari bahwa kami salah jalan. Pantas saja jalanannya semakin lama semakin sempit, rumah warga juga semakin jarang.

Selamat datang di Ampana
Setelah tersesat dan terkantuk-kantuk, sekitar pukul 7 pagi kami memasuki kota ampana. Ampana merupakan ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una. Wilayahnya kurang lebih sama dengan kota Poso. Di Ampana kami mampir di rumah kerabat salah seorang teman untuk numpang beristirahat sejenak, numpang mandi dan sekalian numpang makan. hehe.
Sekitar satu jam kami melepas penat setelah berkendera berjam-jam. Pukul 9 pagi kami bergegas ke Pelabuhan Ampana, sebab pukul 10 pagi, fery yang akan memboyong kami ke Togean akan segera berangkat. Hanya ada 2 fery besar ke Togean dan perjalanan ke Togean memakan waktu sekitar 4 jam, begitu kata seorang 'om', warga setempat.
Oke! Empat jam berfery. Lumayan lama juga ya. Awalnya sih saya enjoy aja mendengarnya, tapi pas tiba di pelabuhan, saya sedikit terkejut melihat 'fery besar' yang dimaksud si om tadi. 'Fery besar' dalam imajinasi saya adalah kapal fery yang dapat digunakan untuk penyebrangan dengan mobil, seperti fery pernyebrangan dari pulau Jawa ke Bali dan sebangsanya. Nyatanya??si Fery besar hanyalah 'seonggok' kapal kayu berukuran mini bertingkat dua yang nampak tidak mampu memiliki daya melawan badai yang sewaktu-waktu dapat menghadang di tengah lautan sono.
"Kita naik ini?"Yakin nih aman?seorang teman tiba-tiba nyeletuk.

Ternyata bukan hanya saya yang meragukan 'si fery besar'.

Tapi apa boleh buat, hanya dengan fery ini kami bisa ke Togean.
Maka sebelum peluit kapal dibunyikan, kami buru-buru membeli tiket dan naik ke atas fery. Rupanya kapal itu telah sesak dengan warga lokal yang membawa banyak barang bawaan, mulai dari hewan ternak sampe hasil kebun. Konon mereka adalah masyarakat suku Bajo yang tinggal di pulau-pulau kecil di teluk Tomini.
Bersiap berlayar bersama si 'Fery Besar'
tetap gaya meski kapalnya sesak
Selain warga lokal, para pelancong mancanegara juga  nampak duduk manis di atas fery. Beberapa teman cewek saya langsung kedip-kedip sambil cengengesan melihat bule cowok yang kinclong-kinclong. Sumprit dah..mereka emang cakep asli tanpa bahan pengawet.

Kalo saya perhatikan, dari tampang dan bahasa yang mereka gunakan, para turis itu berasal dari negara yang bevariasi. Ada yang dari Spanyol, Belanda, and Amerika.

Karena kami naik belakangan ke atas fery kami jadi rada kesulitan mencari space yang cukup buat rombongan kami. Setelah keliling-keliling mencari tempat, akhirnya kami menemukan sebuah bilik yang alhamdulillah tidak cukup bagi kami semua. Tapi lumayanlah untuk duduk berdesak-desakan selama 4 jam perjalanan laut.

*bersambung, adzan ashar berkumandang, penulisnya ciao dulu yaa*

Friday, July 20, 2012

Yang hilang kala Ramadhan tiba....

 Salah satu hal yang paling kita rindukan ketika Ramadhan tiba adalah kehangatan keluarga. Menjalankan ibadah puasa di tengah-tengah orang terkasih adalah suatu nikmat yang tiada terkira. Itulah mengapa banyak perantau yang memilih mudik di hari hari awal puasa. Alasannya agar biasa dapat awal puasa bersama keluarga di rumah.

Memang tak bisa dipungkiri. Di tengah-tengah keluarga, menjalankan ibadah puasa itu terasa semakin khusyuk dan menyenangkan. Sahur bersama, buka bersama, solat dan ngaji pun berjamaah.

Namun semakin saya besar, suasana Ramadhan semakin terasa ada yang kurang.

Waktu yang melesat begitu cepat, mengubah beberapa hal dalam kehidupan manusia. Kadang kita berharap waktu dapat statis, agar orang-orang yang kita cintai selalu berada bersama kita.

Ramadhan bertahun-tahun lalu, waktu saya masih kanak-kanak, adalah masa-masa Ramadhan terindah dalam hidup saya. Masih ada Papa dan Nenek di tengah-tengah kami. Ramadhan terasa begitu meriah. Bila solat tarawih tiba ada Papa yang mengimami, kalau hendak berbuka, ada nenek yang akan berkolaborasi dengan mama memasak di dapur.
Saya?? saya kecil akan bermain-main bersama anak tetangga atau dengan saudara sepupu yang kerap datang berkunjung kala Ramadhan tiba. Menunggu bedug magrib tiba, untuk menyantap masakan lezat mama dan nenek. Semuanya terasa mengasyikkan.

Tapi..Time goes so fast, as I am grow, some people are dissapeared.
Yeah..menghilang.

Pertengahan tahun 2005 nenek saya tercinta meninggal dunia. Quraisyin Abdul Walid, wanita penyabar yang selalu mengingatkan saya dan cucu-cucunya yang lain untuk tidak meninggalkan sholat itu pergi untuk selamanya. Sebuah kehilangan besar dalam hidup saya. Juga bagi keluarga besar kami. Memori dan kebiasaan yang kami lakukan bersama nya tinggallah kenangan.

Empat tahun kemudian, tepatnya Juli 2009, papa saya juga pergi menghadap ke haribaan Sang Pencipta. Said Ibrahim, sang guru kehidupan yang menanamkan ilmu agama dan budi pekerti kepada saya sejak kecil itupun telah tiada.
Kepergian nya meninggalkan ruang kosong di hati saya hingga detik ini.

Mereka hilang dari episode kehidupan saya selanjutnya.

Mungkin sudah cukup lama tanpa mereka. Tapi semua memori bersama mereka selalu menari-nari di ingatan. Menimbulkan rasa rindu yang teramat dalam. Terlebih ketika bulan Ramadhan tiba.

Seperti malam ini, dan di malam-malam awal Ramadhan setiap tahunnya. Di saat orang-orang mulai mengirimkan sms-sms ucapan berpuasa, rasa kehilangan itu hadir kembali. Sedikit menyesakkan.

Saat ini, di rumah kami hanya bertiga. Saya, mama dan kakak saya.
Sepi? yeah. Sangat sepi.
Ada kalanya air mata saya tergenang bila teringat mereka yang telah tiada. Papa pergi hanya sebulan sebelum Ramadhan tiba. Empat tahun lalu, ketika kami harus melewati ramadhan pertama tanpa beliau, hati saya seperti teriris-iris.

Ramadhan 2009......
Pagi yang dingin. Hari itu hari pertama puasa. Saya biasa paling susah kalau harus bangun sahur sendiri. Biasanya sih dibangunkan dan yang biasa membangunkan adalah papa. Namun pagi itu ada yang janggal. Saya tidak mendengar suara papa membangunkan saya untuk bersahur. Saya juga tidak melihatnya kala duduk di meja makan. Saya, mama dan kakak perempuan saya duduk dalam diam. Menyantap tanpa sepatah kata terucap. Lalu mata saya menangkap sesuatu yang berbeda di sudut meja. Biasanya ada empat gelas minum di atas meja yang sudah disediakan mama. Punya saya, kakak saya, mama saya, dan papa. Pagi itu tinggal tiga. Kenyataan bahwa satu gelas sudah tak terpakai lagi membuat saya menyadari bahwa papa benar-benar telah tiada. Untuk pertama kalinya sejak kepergian papa, saya merasakan kehilangan yang teramat sangat. Betul kata orang-orang, bila salah satu anggota keluarga kita meninggal, kita baru akan benar-benar merasa kehilangan ketika bulan Ramadhan tiba.
Air mata saya tidak bisa terbendung. Saya memutuskan untuk beranjak dari meja makan. Ke ruang tamu. Di sana, saya terisak hingga bahu saya terguncang keras. Saya tahu kepiluan itu bukan hanya saya yang rasakan. Mama dan kakak saya pun demikian, Tapi kami berusaha untuk tidak menunjukkan nya satu sama lain. Mungkin karena takut melukai perasaan masing masing.
Saya tidak benar-benar menyantap sahur pagi itu. Semuanya terasa hambar. Ingin rasanya saya segera kembali tidur agar tidak seorang pun melihat air mata saya pagi itu. Tapi percuma, mama sudah duluan menangkap basah saya sedang menangis tersedu di ruang tamu. Namun beliau tidak mengatakan apa-apa. 
Dari  matanya, tersirat kepedihan dan kerinduan yang sama.

Kehilangan orang yang kita cintai itu menyakitkan karena kita juga akan kehilangan kebiasaan-kebiasan hidup yang telah kita lalui bersama mereka. Itulah mengapa kita merasa sebagian dari kita juga ikut menghilang.
Hari ini, Ramadhan ke 4 tanpa papa, dan menjadi ramadhan ke 8 tanpa nenek. Ketika orang-orang pulang ke kampung halaman mereka masing-masing untuk beramai-ramai menjalani puasa bersama keluarga besar,
Saya disini...
merasa sepi.
Dan masih seperti Ramadhan sebelumnya.
Merasa kehilangan.

Marhaban Ya Ramadhan....

Lihatlah…hari berganti
Namun tiada seindah dulu
      Datanglah..aku ingin bertemu
.....

*Jumat, 20 Juli 2012, kamar, hari pertama Ramadhan, dengan mata yang sedikit tergenang.

Sunday, July 1, 2012

Euro 2012: The Dream Final!

Yay! Malam ini perhelatan akbar sepakbola di benua biru akan segera berakhir. Yeah, Spanyol vs Italy bakal jadi laga pamungkas Euro 2012. Dream final? yeah..mostly people berpendapat begitu,
Kedua tim merupakan raksasa di benua tua. Masing-masing negara memiliki liga terbaik dan prestisius di level dunia. Spanyol dengan La Liga-nya dan Italy dengan Liga Calcio-nya. Masing masing liga kerap melahirkan bintang-bintang sepakbola kenamaan. Wajar, bila sepakbola kedua negara dianggap sebagai kiblat bagi sepakbola modern.

Eniwei, kalo di suruh memilih antara Spanyol atau Italia, saya dengan sepenuh hati, tulus dan tanpa paksaan akan memilih La Furia Roja alias Tim Matador Spanyol. Why? Because I hate Italy. That simple.
Mengapa saya tidak menyukai tim berjuluk Gli Azzuri tersebut?
Jawabannya adalah...eng..ing..eng..
Saya tidak suka.

Why do I Hate Italia?

Sejak kali pertama saya tau sepak bola, waktu itu saya masih muda dan unyu-unyu, masih SMP. Waktu itu Piala Dunia 2002 Korea-Jepang, jam penanyanganya sama dengan Indonesia. Bersama almarhum papa, saya tidak pernah melewatkan satu pertandingan pun. Papa mengajarkan saya aturan-aturan sepakbola. Apa itu ofside (waktu itu saya menyebutnya 'omside'), mengapa pemain mendapat kartu, kenapa ada tendangan penalti, apa itu handsball, apa itu striker, bek dan gelandang dan apa saja tugas mereka. Tapi papa tak perlu mengajari saya untuk menilai tim mana yang harus saya pilih dan pemain bola mana yang cakep dan cuco'. Secara naluriah. saya bisa mengetahuinya dengan sendiri. Hehe. 

Maka kala itu pilihan saya jatuh pada tim Ayam Jantan Prancis (yang nasibnya tragis karena harus pulang sejak babak penyisihan*kasihan padahal masih muda*), juga pada Inggris, The Three Lions. Mau tau  kenapa saya suka tim ini? Karena sejak kecil saya ingin sekali bisa ke negerinya Ratu Elizabeth itu, sejak saya baca buku karangan Bu' De Enyd Byton (alasan saya ndak nyambung yah sama sepakbola?hoho). Lalu favorit saya berikutnya adalah Spanyol, karena saya terpesona pada Raul dan Si cakep Fernando Morientes   ( hehe, maklum lah masih ababil). Dan tentu saja sang finalis, Der Panzer, Jerman. ("Gilaa ..itu om Oliver Kahn jago banget" Saya, usia 13 tahun). Tapi entah mengapa sejak pertama melihat Tim Italy, hati dan naluri saya langsung tidak suka. Tatapan mata pemainnya yg sangat 'Cassanova' membuat saya tidak simpati. Maka sejak saat itu, saya tidak menyukai Italy (??).
Timnas Itali

Cassanova, si pemain cinta *cieh

Saya semakin tidak menyukai Itali sejak tim itu mengalahkan tim favorit saya, Prancis, dengan hasil yang menyakitkan di Final Piala Dunia 2006. Kala itu hatiku hancur mengenang dikau...berkeping-keping jadinya....♫ *plak*oke lanjut pemirsa, kala itu saya kesal luar dalem. Apalagi ada aksi pelecahan ras oleh Materazzi kepada Om Zinedine Zidane. Makin gak suka deh. Belum lagi sepakbolanya terlalu banyak skandal. Paling anyar skandal pengaturan skor, calciopoli jilid II.
Zidane Headbutt

 Hihhhh..amit..amit..udah ketahuan unfairnya.

Anehnya, di Indonesia, Italy punya banyak tifosi fanatik. Ceh..mereka gila-gilaan kalo soal membela tim pengeran biru itu. Suka alay. Bahkan ada yg sudah seperti 'menuhankan' pemain favorit mereka. Sering saya baca status teman yang alay di Twitter dan di Facebook. Parahnya, mereka suka mengumpat-umpat tim lawan, dan mengagung agungkan italy. Makanya sering banget tifosi Italy ber'tweetwar' dengan pendukung tim lawan. hedeww.
Belakangan ada yang suka ngirim sms ke saya, hanya untuk bilang "Forza Italy n bla..bla..bla.."
Ih..males banget dah.

Saking kesalnya saya sampe-sampe berikrar dalam hati " I won't marry a guy who loves Italy"

Haha, whateverlah..

If Only Torres were a moslem

Udah ah ngomongin Italy, now saya mo ngomongin tim matador Spanyol. Belakangan, tim yang di komandoi oleh Vicente Del Bosque ini makin menunjukkan kegarangannya di kancah dunia. Sejak menjuarai Euro 2008 dan World Cup 2010, tim ini menjadi tim raksasa yang disegani di seantero dunia. Pemain-pemainnya emang berkelas dan oke punya. Let's say, masa ini adalah masa emas timnas Spanyol. 

Eniwei, beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku yang berjudul '99 Cahaya Langit Di Eropa' sebuah buku yang berisi kisah perjalanan Hanum Salsabila Rais yang menapaktilasi perjalanan dan kejayaan islam di benua Eropa. Sungguh buku itu membuat saya bergetar. Terutama kala membaca bagian kejayaan Islam di Spanyol. Saya sampai menitikkkan air mata, ketika pada akhirnya Sultan di Kordoba harus takluk pada raja Ferdinand yang akhirnya mengusir kaum muslim keluar dari Spanyol dan mengkristenkan kembali negeri itu. Sedihnya, muslim yang tersisa di Spanyol dipaksa untuk convert keyakinan mereka bila masih terus ingin menghirup udara Spanyol, mereka bahkan  dipaksa memakan babi untuk membuktikan bahwa mereka telah murtad. Tragis.
Salah satu buku yang bikin saya merinding

Ketika saya selesai membaca bagian itu, pertandingan Spanyol melawan (entah apa, saya lupa) dimulai. Sambil menonton, pikiran saya kembali ke Spanyol masa lalu ketika Kerajaan Islam mash merajai negeri itu.
Tiba-tiba sorak sorai penonton dari televisi terdengar. Gol rupanya. Torres berlarian mengangkat tangannya sebagai selebrasi atas golnya. Hmm..Fernando Torres, bisa jadi leluhurnya adalah seorang muslim.Saya meracau dalam hati. Seandainya Spanyol tidak pernah ditaklukkan oleh Ferdinand, seandainya Spanyol masih merupakan bagian dari kesultanan Islam, seandainya Kordoba, The City Of Lights, masih menebarkan 99 cahaya ilahi di atas langitnya,  mungkin saja mereka yang berseragam Spanyol itu adalah muslim. Iker, Xavi, Fabregas, Silva...semuanya. Mungkin juga selebrasi Torres setelah menggolkan adalah sujud syukur. 
Yeahhh....If only he were a moslem.
Sungguh pikiran yang aneh dan tidak penting. Tapi cukup menggelitik hati saya yang paling dalam. Tentang sejarah kejayaan masa lalu yang telah sirna. Islam di Spanyol kini seperti sesuatu yang asing. Agama mereka kini adalah sepakbola, paling tidak itulah anggapan seorang espanola bernama Gomez yang ditemui Hanum Rais dalam perjalanannya di Spanyol.
Torres habis nge-gol
Tetapi sudahlah, sejarah kini tinggal sejarah. Yang bisa dikenang dan dijadikan pelajaran.
Sepakbola adalah sesuatu yang universal, tidak memandang suku agama ato bangsa. Jadi untuk apa menghayalkan hal yang tidak-tidak.

Semoga La Furia Roja akan kembali mengangkat piala dan mencetak sejarah baru sebagai tim yang berturut-turut merebut gelar dunia dan Eropa. Good Luck, Spain! :D
La Furia Roja

Demikian postingan tidak penting ini. Saya tidur dulu  ya, nge-charge mata buat partai final bentar. Ciaooooooo








Tuesday, June 26, 2012

My Best Children Book :D


I love reading since I was kid. Famous Five  is one of my fave books. This adventure stories of Kirrins Brothers was written by a famous author from UK, Enid Blyton. I found this book at library by chance on a stack of books while searching for a very ' unyu' book : PETUALANGAN BARBIE.  I was on third grade elementry school at the time. It was Five: Have Plenty Of Fun, the 1st book of this series that I read  and  thought it was an interesting book. Then, I asked my dad to buy me some.

There are 21 series of Five. But it’s hard to find these series lately. Let’s say, It’s 'ancient' books. Already published in 1942, 3 years before the Independent Day Of Indonesia. Far..far before I’m exist, even my parents. hehe. You might see how old this book is. But sadly, I haven’t read them all yet.

A couple days ago, I browsed on Youtube and so excited when I found the drama series of this book on youtube. The movie series had been  made for 2 versions. But I love this version (pointing the video above), all the characters just same as what I've thought and imagine. 
By the way, this is the book that made me interested in England so much. The setting took place in somewhere on the Great Britain country named Kirrin (it must be just a 'fiction' village) but the description of the valley, the landscape, the building, the castle , the island or even the culture and tradition made me curious to be there. Just like Ikal who dreamed for Edensor, I dreamed for Kirrin and wishing someday will be in England, and go to some kind of place like Kirrin. I dreamed about England faaaar before I'm thinking of USA. Since I was in eElementry school. But, tadaaaaaa..God sent me to USA first, I'm thanking for that  but still keep wishing to be in England someday.
Eniwei, beside Famous Five, My favorite adventure books is Alfred Hitchcock and the Three Investigators. It’s also an ancient book, (but not as ancient as Famous Five). Written by Robert Arthur Jr (not Alfred Hitchcock,a famous film director from England) and published  for the first time in 1964. There are 43 series of this book. And as Famous Five, I just have read some of them. If Famous Five was set in England, The Three Investigators was set in USA, correctly in Rocky Beach, Los Angeles, California. You won't find that town on Google Map because just like Kirrin, Rocky Beach is also just a fiction town. Comparing to Famous Five, the story of Alfred Hitchcock and the Three Investigators is more compicated. If Famous Five was addressed to children, Alfred Hitchcock and the Three Investigators was for teenagers. But I'm wondering if teenagers these days read these kind of books. Hmm.
"Julian, Dick, Georgina, Anne,  Timmy, Jupiter, Pete and Bob I think I miss them. It’s been a long time since I never fall into adventure with them.”

NUMBER ONE FOR ME *atribute to every Mama :D

I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain I put you through
Mama now I’m here for you
 For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it’s time for you to rise
For all the things you sacrificed
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
Number one for me
Now I finally understand
That famous line
About the day I’d face in time
Coz now I have a child of mine
Even though I was so bad
I’ve learnt so much from you
Now I’m trying to do it too
Love my kids the way you do
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
Number one for me
There is no one in this world
That can take your place
Oooh I’m sorry for ever taken you for granted
I will use every chance I get
To make you smile
Whenever I’m around you
Now I will to try to love you
Like you love me
Only God knows how much you mean to me
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
The number one for me
The number one for me
The number one for me
Oh oh
Number one for me

Saturday, May 12, 2012

Antara Bola, Barcelona dan Belanda

Kalau ada olahraga paling beken di seantero jagat, maka olahraga itu adalah sepak bola.       
Olahraga yang satu ini memang telah menyedot perhatian jutaan manusia. Mulai dari pria hingga wanita, dari anak-anak hingga orang tua, dari  orang kaya hingga orang susah, dari pejabat hingga rakyat jelata. Semua kalangan. Tak mengenal usia, suku, ras, budaya dan bangsa. Kalau sudah musim bola, euforianya akan nampak di mana-mana.

Ngomong-ngomong, kalau sudah bicarakan bola, maka pasti tidak akan  lepas dari tim sepakbola. Dan kalau ada tim sepakbola yang sangat bersinar dalam beberapa tahun terakhir, maka tim itu adalah Barcelona. Berbagai prestasi telah diukir oleh tim kebanggaan negeri Matador ini, baik di kancah lokal maupun internasional. 
Trofi Liga Champion: Salah satu dari sekian banyak prestasi FC Barcelona


Trofi Copa Del Rey
Lalu, apa hubungannya antara Barcelona dengan kreativitas bangsa Belanda??

Permainan menawan Barcelona kerap menimbukan decak kagum dari para penikmat sepak bola, namun tidak banyak yang tahu bahwa konsep Tiki-Taka (gaya permainan tim Barcelona) diadopsi dari gaya Total Football (Totaal Voetbal) yang fenomenal di negeri Belanda. Kala itu Barcelona diasuh oleh Johan Cruyff mantan pemain Barcelona dan Timnas Belanda. Johan Cruyff mempraktekkan konsep Total Football pada tim asuhannya hingga membawa tim tersebut meraih gelar Juara Liga Champion untuk pertama kalinya pada tahun 1992. Cruyff juga membawa tim Catalonia ini menjuarai Divisi Primera empat kali berturut-turut, Copa del rey dua kali dan Piala Super Spanyol tiga kali. Di masa Frank Rijkaard pun demikian. The Catalans mampu meraih berbagai prestasi gemilang.
Timnas De Oranje


Tapi  apa sih sebenarnya Total Football itu?

Total Football  merupakan sebuah konsep sepakbola yang pertama kali dipopulerkan oleh Rinus Michel, seorang punggawa sepakbola dari Belanda. Dalam konsep Total Football pemain harus dapat melakukan mobilitas dengan cepat dan berganti dari satu posisi ke posisi lain. Taktik permainan ini memungkinkan semua pemain dapat bermain di semua lini. Sederhananya, Total Football adalah bagaimana pemain dapat memanfaatkan dan mengksplorasi ruang (lapangan) dengan baik dan dengan cara yang brilian sehingga dapat menciptakan serangan pada tim lawan.
  
Ide tentang Total Football, menurut David Winner dalam bukunya yang  berjudul, The Neurotic Genius of Dutch Football,  terinspirasi dari kondisi geografis  negeri Belanda. Meski  luasnya tak seberapa dan memiliki daratan yang 50 % berada di bawah permukaan laut, Belanda berusaha memanfaatkan ruangnya sebaik, semaksimal dan seefisien mungkin.
Tata ruang Belanda yang eksotis

Winner menuliskan bahwa orang belanda adalah bangsa yang tergila-gila dengan pemanfaatan ruangan atau disebut dengan istilah spatial neurotic. Kreatifitas bangsa belanda yang selalu berusaha memanfaatkan ruang terbatas menjadi seluas mungkin memunculkan aliran dalam ilmu arsitektur dan filsafat Belanda yang disebut Total. Ilmu ini memahami pola hidup urban perkotaan secara menyeluruh dalam berbagai aspek urbanisasi, lingkungan, polusi maupun energi serta agar kesediaan ruang yang terbatas di Belanda dapat termanfaatkan secara maksimal.  Ilmu inilah yang kemudian menginspirasi terciptanya Total Football.

 

Untuk mengaplikasikan taktik bermain Total football ini, dibutuhkan kejeniusan dari setiap pemain. Selain kemampuan mengeksplorasi ruang, membaca pergerakan lawan, umpan-umpan yang akurat, teknik mengontrol bola dan tentu saja kekompakan tim.

Belanda, sang pengusung Total Football, boleh saja belum pernah menjuarai Piala Dunia, akan tetapi kejeniusan ide Total Football sudah menginspirasi dan dipraktekkan oleh tim-tim hebat dunia, seperti Barcelona maupun sang juara dunia 2010, Spanyol.

Yes,Creativity is Oranje!

*tulisan ini diikutkan pada Kompetiblog2012

Friday, December 7, 2012

The Proposal

"Aku akan menikah”
Perempuan berjilbab biru dihadapanku itu nampak terkejut. Ia yang sedari tadi asyik dengan I-Phone nya mendongak. Dikerjapkan mata lentiknya seakan tak percaya.
“Serius?”
Aku tersenyum mengangguk “Dua rius”
“Dengan siapa?”
“Sarah” jawabku pasti, menyebut sebuah nama yang 3 tahun belakangan ini selalu membuatku bergetar.
Gadis itu terdiam sejenak. Tiba-tiba ia tergelak.”Ha..ha…ha…kau?melamar seorang Sarah?Coba ceritakan bagaimana caranya,hm?
“Aku mengiriminya pesan singkat.Mungkin akan mengajaknya untuk makan di sebuah Cafe dan memberikannya sebuah cincin. Cincin berlian. Melamarnya”
“ Dan kau pikir apa kira-kira jawabannya?
“Ya!”jawabku mantap.
Seorang pelayan datang menawarkan menu di meja kami.
“Crispy Vanilla cream dan Cappucino, tak pake lama,ok.” Si pelayan mengangguk tersenyum dan bergegas ke belakang.
“Bagaimana kau tahu aku akan pesan itu? Tanya si gadis heran.
“Bukankah itu yang selalu kau pesan?”
“Tidak juga, kau terlalu sok tahu”
Hening sejenak…
Di luar hujan mulai turun perlahan.
“Lalu?”
"Lalu apa? Tanyaku pura-pura tak mengerti.
“Soal si Sarah”
“Aku akan menikahinya sesegara mungkin”
“Kau yakin?
“sangat yakin”
“Apa yang kau punya untuk menikahinya?”
“Aku??Aku punya ini”
Aku menunjuk tubuhku sendiri. Di suatu tempat yang aku pikir hatiku tergeletak.
Gadis berjilbab biru itu kembali tertawa.
”Kau pikir itu cukup?”Itu tak cukup berharga” cemoohnya.
“Tentu saja ini berharga,kalo benda di dalam diriku ini dijual, ini akan berharga jutaan bahkan mungkin puluhan juta rupiah, bagi orang yang membutuhkan”
“Kalo begitu jual lah” kata si gadis dengan nada mengejek.”Lalu belikan rumah, mobil, harta dan cincin berlian yang mahal untuk kau pakai melamar Sarah. Kalau cukup sih.”
Gadis ini keterlaluan.batinku dalam hati
“Aku tak akan menjualnya sebelum aku menemukan setengahnya, benda ini belum lengkap. Belum cukup berharga bila aku belum menemukan separuhnya.
“Lalu dimana separuhnya?”
“Ada di dalam diri Sarah” Jawabku tersenyum puas.
“Sinting” Hanya itu yang keluar dari bibir gadis itu.
“Siapa?”Tanyaku dengan wajah polos.
“Kau! Tidak bisakah kau bersikap sedikit realistis?”
“Sarah itu real” Jawabku kalem.
“Kau itu terlalu kepedean. Lihat dirimu? Siapa kau? Kuliah saja belum kelar-kelar. Pekerjaan belum jelas. Berapa hasil yang kau dapat dari pekerjaan tak penting itu,menjadi fotografer ? Seribu? Dua ribu? Bagaimana bisa kau melamar Sarah?
Ah,gadis ini terlalu melecehkan. Aku kembali membatin.
“Bisa saja”jawabku tenang
Hey,boy! Keluarga Sarah itu keluarga terpandang. Mana mau mereka merelakan putri semata wayangnya pada orang sepertimu, kau bisa kasih makan apa dia nanti? Dan kalau kalian punya anak, bagaimana kau bisa menyekolahkannya, memenuhi kebutuhannya dan lain-lain?”
“Entahlah…tapi cara berpikirmu itu, seperti cara berpikir orang yang tak percaya Tuhan”
“Maksudmu?!” Si gadis nampak tersinggung.
“Rejeki sudah ada yang mengatur. Pernikahan tidak akan membawa kesusahan. Jangan khawatir soal rejeki. Bukankah Allah sudah berjanji soal itu?”
“Memang, tapi bukankah harus tetap diusahakan? Selama ini kau hanya mengandalkan kameramu untuk mendapat uang, tanpa mau mencoba pekerjaan lain. Aku sudah menawarimu berbagai pekerjaan di kantor ayahku, tapi kau tolak, karena tak sesuai idealismemu lah, tak sesuai minatmu lah..bla..bla. Sekarang kau butuh uang untuk melamar Sarah dan uang tidak akan jatuh seketika dari langit. Berpikirlah realistis. Pakai akalmu.”
“Kau lupa rupanya, cara kerja Tuhan kadang melebihi batas akal manusia. Selama kita yakin dan tetap berusaha, pasti ada saja jalannya.
Hening. Hanya suara rintik hujan di luar sana yang terdengar. Si pelayan datang kembali mengantarkan pesanan.
“Terima kasih” ucapku.
Ia mengangguk dan kembali menghilang ke belakang.
“Tapi tidak semudah itu. Sarah belum tentu mau menerimamu”
“Dia pasti menerimaku. Dia selalu menerimaku, bahkan ketika seisi dunia menolakku karena’keanehan’ku”
Si gadis berjilbab biru memutar bola matanya,putus asa.
“Kalau begitu keluarganya yang akan menolakmu”
“Itu biasa. Aku akan memperjuangkannya.Kau lupa, aku sudah kebal dengan berbagai penolakan. Bukankah aku memang sudah terlalu sering ditolak? Aku yang aneh, aku yang bodoh, aku yang tak punya pekerjaan, seperti katamu tadi.
“Kau akan malu dihadapan mereka”
“Aku tak peduli”
“Kau akan dilecehkan “
“Sudah biasa”
“Ah kau ini” Gadis itu menyeruput Vanilla Creamnya.
Hening kembali. Sebuah lagu lawas mengalun . Menjadikan suasana café itu terkesan lebih romantis. Aku memperhatikan, semakin malam, café itu nampak semakin ramai.
“Mengapa kau ingin menikahinya?” tanya gadis itu kemudian. Rupanya ia belum menyerah.
“Aku ingin menyempurnakan agamaku.
“Mengapa harus dia?”
“Karena dia jodohku.” Jawabku cuek sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru tua dari ransel tuaku.
Gadis itu mengawasiku. Ekspresinya awas.
Perlahan aku membuka kotak itu, mengeluarkan sebuah cincin emas putih yang bertahtakan berlian dan menunjukkannya kepada gadis keras kepala itu.
Gadis itu nampak kaget melihat benda yang aku perlihatkan dihadapannya. Namun ia bisa menguasai diri secepatnya. Aku tahu ia bisa menaksir harga benda itu dan tak mengira aku bisa membelinya.
“Cantik kan? Seumur-umur, Ini benda paling mahal yang pernah kubeli dengan uangku sendiri.
“Hmm..lumayan. Dan dari mana kau dapat uang untuk membelinya?” Nadanya masih sama, mengejek.
“Dari pekerjaan tidak penting yang kau singgung tadi. Memotret."Jawabku tersenyum puas.
Si gadis membuang muka, acuh. Ia jelas telah kalah.
“Kau muslim kan? Kau percaya Tuhan kan? Menikahlah denganku,Sarah….
Gadis itu diam. Di luar hujan turun semakin deras....

Kamis,dinihari. Untuk sahabat yang akan menyempurnakan agamanya, 22 Desember tahun ini.

Saturday, September 1, 2012

Susahnya ngomong bahasa Inggris sama orang China..#Part II

Membaca kisah Trinity tentang betapa susahnya ngomong bahasa Inggris dengan para Chinesse sedikit menggelitik memori saya. Waktu di Iowa, saya punya beberapa kenalan orang China asli  tanpa bahan pengawet, alias China yang emang berasal dari tanah leluhurnya di China Daratan sana. Bukan China peranakan yang banyak kita temui di Indo sebagai pemilik toko A dan toko B. Rupanya, di Iowa State ada banyak sekali mahasiswa Asia terutama yang berasal dari China. Mereka seperti orang China pada umumnya: bermata sipit, berkulit kuning, modis,(nampak) tajir, punya gadget-gadget terbaru dan selalu bergerombol dengan sesamanya. katakanlah, Eksklusif!. Hampir di semua kelas IEOP, saya pasti sekelas dengan para mahasiswa China ini. Paling banyak adalah di kelas Writing dimana sebagian besar studentnya adalah mereka, hanya saya, Ocu. Luqman dan William  yang bukan Chinesse. Saya sempat kaget dan bertanya-tanya dalam hati "Ni gue di Amrik apa di China yah?? scara kemana mata memandang, pasti ada mereka.

Awalnya saya agak segan untuk bertegur sapa dengan mereka di kelas. Apalagi kalo bukan karena ke'ekslusifan' mereka. Bila berhadapan dengan orang non-China mereka pendiammmm banget, sedikit terkesan sombong, tapi kalo lagi ngumpul dengan sesamanya, buset dah, nyerocos bla..bla..bla.. pake bahasa mandarin sampai-sampai dosen saya, Mark Callison harus memberikan 'Surat Peringatan' agar lebih tertib dan sopan di dalam kelas. Saya ingat betapa kesalnya Ocu ketika para Chinesse ini mulai ngobrol (dengan bahasa mandarinnya) disela-sela jam pelajaran. Saya jadi geli sendiri ngeliat desye cemberut sambil mengumpat dalam bahasa Indonesia. Hihi..

Tetapi hal itu justru membuat saya ingin mengenal para Chinesse ini lebih dekat. Jujur, saya rada penasaran dengan 'tabiat' para Chinesse yang begitu ekslusif ini. Saya ingat sebuah pesan di film favorit saya kala masih anak-anak, Petualangan Sherina, katanya kalo kita mau menilai seseorang itu, kita harus mengenalnya lebih dekat agar kita tau sebab musababnya kenapa ia bersikap/bertingkah seperti itu. Maka saya pun mendekati para Chinesse itu. Orang yang pertama kali saya dekati adalah Vivian. 

My Chinessemate

Dengan SKSD tingkat dewa, saya mengajaknya ngobrol dannnnn...*glek* bahasa Inggrisnya parah. Whoaa..rupanya benar kata orang selama ini. orang China itu paling susah ngomong Bahasa Inggris. Tapi Vivian masih oke bila dibandingkan beberapa teman lainnya yang asli bikin saya harus pasang kuping baik-baik bila lagi ngomong dengan mereka. Bahkan tidak jarang saya meminta mereka menuliskan or mengeja kata yang mereka ucapkan agar bisa memahami maksud dari perkataaannya. Di kelas Grammar saya juga punya beberapa orang teman Chinesse yang parah banget ngomong bahasa Inggris. Pernah suatu kali, Kim, salah satu diantara Chinesse students di kelas itu, melayangkan sebuah pertanyaan tentang penggunaan past perfect tense kepada Marc, dosen grammar saya. 

"Marc..keng yu ekspleng ..ai kongfusa,wengwi yuza dise? wateede difelenge witee plesent pelfeke??

Marc hanya bisa melongo mendengarkan pertanyaan Kim, dan memintanya untuk mengulangi, sekali, dua kali, bahkan sampai tiga kali. 

Saya, Dhama dan Lyla harus menggit bibir untuk tidak tertawa. Bukan.. bukan karena mengetawai Kim,tapi ekspresi pak Marc saat Kim bicara itu benar-benar kocak abis. Tidak jarang, kami harus membantu Marc untuk mengartikan apa yang dikatakan Kim (bahasa Inggris Kim adalah yang paling parah diantara para Chinessemate saya). Kata Vivian hal inilah yang membuat mereka malu bila harus berbicara dengan bule ato International student lainnya. Jadi, mereka akan lebih memilih diam sehingga terkesan sombong dan angkuh. Saya pun manggut-manggut. Mahfum.*elus-elusjenggotyangtidakada

Mostly Chinesse students yang kuliah di negara-negara western pasti memiliki dua nama. Nama asli dan nama palsu panggilan. Hal itu dipicu oleh ketidaktegaan mereka melihat para bule dan international student lainnya  kesulitan mengeja nama mereka. Seperti Vivian (yang nama aslinya Xinyu Wei), Gwyneth (saya tidak tau nama aslinya) atau John (saya juga tidak tau). Ide yang bagus menurut saya.
My writing class

Bye the way,  ternyata para Chinesse ini gak seburuk perkiraan saya sebelumnya. mereka oke dan asyik juga diajak ngobrol. Rupa-rupanya nama Indonesia di China cukup familiar. John, teman saya di kelas Speaking langsung nyeletuk' Taufik Hidayat!' waktu saya ngobrol soal badminton dengan dia (saya balas:'Lin dan!'). Saya juga kerap berdiskusi seru dengan Graven dan John. Saling bertukar informasi tentang negara masing-masing. Lucunya, saya pernah membaca tentang Kanibalisme di China dimana ada orang-orang tertentu yang suka makan sup orok (yaik!). Pada Graven dan Vivian saya mengkonfirmasi hal itu.
"You guys know about that??"
Mereka saling berpandangan dengan tatapan bingung, sebelum menjawab
 "Noooooo....' bersamaan. " It's so yuckyyyy! Bagaimana bisa? di mana itu?? " tanya Graven.
dalam hati saya berujar.. "Yeeeee...yang Chinesse sapa, yang ditanyain sapa'. ckckc

Saya lupa kalo China itu luas.

Thursday, August 23, 2012

Out of Time

Where's the love song to set us free
Too many people down
Everything turning the wrong way round
And I don't know what life would be
If we stop dreaming now
Lord knows we'd never clear the clouds

And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time
Feel the sunshine on your face
It's on a computer now
Gone to the future way out in space

And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time

Tell me I'm not dreaming
But are we out of time
We're out of time
(Blur - Out of time)

Duka untuk Bunda....

Kemarin malam, saat saya bersiap-siap hendak bersilaturahim ke rumah salah seorang teman, sebuah sms masuk ke ponsel saya. Dari seorang sahabat di kota sebelah. Isinya singkat.
"Mama masuk ICU, mohon doanya"

Meski singkat sms itu cukup membuat saya sedikit bergetar. Terbayang wajah sang bunda yang sempat saya temui sebulan yang lalu. Waktu itu, saya sedang berkunjung ke Makassar dan menyempatkan diri untuk bersilaturahim di rumah sahabat saya tersebut. Sudah setahun kami tidak bertemu, sejak ia dan keluarganya pindah ke  Papua, April setahun yang lalu. Karena kondisi sang bunda yang mulai lemah dan sakit-sakitan, awal tahun 2012, sahabat saya memutuskan untuk kembali ke Makassar bersama ibundanya. Lebih aman katanya. Di Makassar ia memiliki keluarga besar. Sang Ibu merasa lebih tentram tinggal dan menikmati hari tuanya di tanah kelahirannya sendiri ketimbang harus hidup jauh di seberang pulau sana.

Malam itu, betapa kagetnya saya ketika pada akhirnya saya bertemu kembali dengan ibu sahabat saya tersebut. Tubuhnya ringkih dan lemah,sangat berbeda ketika terakhir kali saya melihatnya setahun yang lalu. Ketika hendak berpamitan pulang, saya memeluk sang bunda. Hati saya mencelos ketika saya menyadari bahwa yang saya peluk adalah tubuh yang sangat ringkih. Ya Allah...
Tidak tega menyakitinya, saya melepaskan pelukan saya dengan perlahan. Entah mengapa tiba-tiba mata saya memanas, pandangan saya sedikit kabur. Lalu saya dan saudara-saudara sayapun berpamitan pulang.
Sebelum pergi, Ibunda sahabat saya berpesan agar saya kembali untuk menginap. Saya mengiyakan meskipun saya tahu saya tak punya banyak waktu lagi di Makassar.

Di perjalanan pulang, saya menangis dalam diam. 

Ada perasaan tidak tega melihat sang bunda yang sakit-sakitan dan semakin hari semakin lemah. Saya teringat hari-hari dahulu waktu sahabat saya dan keluarganya masih tinggal di Palu. Saya kerap main ke rumah mereka. Bunda yang baik itu selalu menyambut kami dengan hangat. Mengganggap saya dan teman lainnya sebagai anaknya sendiri. Dalam diri bunda saya melihat ibu saya. Dan itu yang membuat saya sedih malam itu. Saya hanya bisa berdoa agar bunda bisa sehat seperti sedia kala.

Sebelum kembali ke Palu, sahabat saya menitipkan oleh-oleh, dari mama katanya.

***

Dan malam itu...sms tentang bunda yang masuk ke ICU cukup membuat saya gelisah. Terbesit pikiran buruk namun segera saya singkirkan sejauh-jauhnya. Setelah solat Isya, saya menitip doa untuk kesembuhan bunda.
***

Hari masih pagi, saya baru selesai menunaikan solat subuh, ketika saya mengecek ponsel dan melihat
3 Missed Call
Anggi.
tertulis di layarnya.
Perasaan saya tidak enak.Saya mengecek waktu panggilan, sekitar jam 4 subuh.
Oh, tidak, something must be happened.
Sayapun menelpon sahabat saya. Nomor sibuk. Saya ulangi lagi. Masih sibuk.
Tak lama berselang, sahabat saya menelpon.
Dunia terasa statis beberapa detik.
Apa yang saya khawatirkan sejak semalam benar-benar terjadi.

Bunda berpulang  pukul dua dinihari tadi pagi. Pulang ke tempat semua berawal. Pulang ke tempat semua berakhir. Pulang ke haribaan Sang Pemilik Kehidupan.
Air mata saya menetes tak terbendung.
Bunda yang baik hati kini telah tiada....

”Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga,maka sungguh ia telah beruntung, Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
(Ali Imran : 185)

Selamat Jalan Bunda...
Selamat menempuh hidup baru di kehidupan yang sebenarnya...
Kami ikhlas atas kepergianmu...
Doa kami menyertaimu.......

Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa” 




Thursday, July 26, 2012

me & my cute shoes #edisi iseng-iseng

Berhubung saya bego banget main Volly, waktu  teman-teman se grup Iowa lagi asyik maen volly di gym, saya iseng-iseng buat foto beginian. Seorang teman bilang: 'foto apaan sih??spatu??ga jelas banget.
Hehe.Iya juga sih sebenarnya.
Tapi kalo diliat-liat lucu juga.hehe.

my 3 dollar shoes :)

Friendship

Wednesday, July 25, 2012

Tuesday, July 24, 2012

Mengintip Sepenggal Surga di Kepulauan Togean #part 2

menumpuk di atas fery

Kapalpun mulai bergerak meninggalkan dermaga. Di antara hiruk pikuk penumpang, saya mencari posisi strategis untuk menikmati view laut yang indah. Karena tempat duduk di dek sudah penuh, maka saya nangkring di atas karung beras milik salah seorang penumpang yang entah kemana rimbanya. Yah, it's okelah, dari pada kaki saya pegal berdiri selama 4 jam. Beberapa teman menghilang di antara para penumpang, pergi mencari bule-bule cakep yang bisa diajak berfoto ( tipikal Indonesian sekali, hehe). Sementara yang lain memilih tidur di bilik.

Saya memilih untuk tetap duduk di atas karung beras, karena tak ingin melewatkan kesempatan menikmati pemandangan alam yang tersaji di hadapan saya. Angin laut bertiup sepoi-sepoi. Langit biru cerah, berwarna senada dengan lautan  yang berkilauan. Semakin jauh kami berkapal, semakin menakjukbkan pemandangan yang nampak. Gugusan pulau-pulau kecil tak berpenghuni berwarna kehijauan, berpadu dengan hamparan pasir putih yang berkilauan. Beberapa turis tak henti-hentinya membidik kan kamera ke berbagai arah, mengabadikan karya Tuhan yang luar biasa itu.
Gugusan Pulau-pulau kecil


Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan, tiba-tiba ekor mata saya menangkap seorang ibu berusia paruh baya yang dengan santainya membuang botol pulpy orange kosong ke laut. Buset dah ini ibu, gerutu saya dalam hati. Belum hilang kekesalan saya, si ibu kembali membuang tongkol jagung rebusnya. Dengan gusar saya mendekatinya,

"Aduh bu, sampahnya jangan di buang di laut, nanti lautnya kotor" kata saya berusaha untuk tidak terkesan menggurui.

Si ibu dengan cueknya bilang
" Ah nda apa-apa, di bawa ombak juga hilang nanti"

Lalu desye lanjut mengunyah jagung rebus yang ke sekian biji.

"Hilang kemana??ke Hongkong?" Umpat saya dalam hati.
Dengan gusar saya meninggalkan si ibu. Susah juga ngomong sama orang yang pemikirannya masih 'primitif'. Masa buang sampah di laut? sekate laut TPS? Ibu itu nyadar gak sih kalo laut yang baru dia jadiin tempat sampah itu tempat hidup bagi makhluk lain? Coba kalau tempat tinggalnya dijadiin tempat sampah bagi orang lain?pasti kesal.

Saya mendelik ke arah si ibu, doski sih gak nyadar karena lagi asyik makan jagung rebus. 
Tiba-tiba pemandangan yang tadinya indah dan menawan kini berubah menjadi 'mengerikan'. Tumpukan sampah menggenang kira-kira sepanjang satu kilo meter di tengah lautan. Nah ini dia! Karena para penumpang kapal yang lewat kerap membuang sampah sembarangan,jadinya seperti ini. Sampahnya terkumpul menjadi satu, menari-nari mengikuti irama ombak. Dalam hati saya merasa prihatin. Mengapa kesadaran masyarakat kita masih kurang soal menjaga kelestarian lingkungan? tidakkah mereka sadar akan dampak yang dapat diperoleh akibat demikian? Ekosistem di kepulauan Togean yang merupakan salah satu potensi Sulawesi Tengah bisa saja rusak oleh tangan-tangan penduduknya sendiri. Tidak sadarkah mereka bahwa Tuhan telah menitipkan sepenggal surga di tanah mereka? 'Surga' yang membuat turis-turis asing rela menempuh ribuan kilo dan membayar mahal  untuk melihatnya.

Ah,,menyedihkan.

*masih bersambung



Monday, July 23, 2012

Mengintip Sepenggal Surga di Kepulauan Togean #part 1

Apa yang paling menyenangkan bagi para pekerja kantoran selain libur kejepit?yaitu libur yang berada pas diantara hari kerja dan weekend. Sepertinya libur kejepit adalah nikmat paling luar biasa bagi kami, kaum buruh yang setiap harinya disibukkan oleh rutinitas mencari secuil rejeki bagi anak istri. hoh!
Sebagai buruh, libur kejepit kerap saya manfaat kan untuk nyantai di rumah ato travelling ke tempat-tempat yang menarik.

Hari itu, kebetulan adalah libur nasional yang' terjepit', dan sebuah ajakan tak terduga datang kepada saya. Salah seorang teman kantor mengajak untuk liburan ke Pulau Togean. Yeah Togean!. Tanpa ba-bi-bu, saya yang lagi asyik ngemil kacang atom garuda langsung mengangguk-angguk dengan bersemangat.
Alhasil, saya keselek kacang garuda.
*ini kacangku!

Sudah bertahun tahun lamanya saya memendam hasrat untuk mengunjungi pulau eksotis di teluk Tomini itu. Togean, meski kalah popular dengan Bunaken atau Raja Ampat, merupakan salah satu destinasi wisata bagi turis manca negara. Yeah! Turis manca negara. Di saat Togean telupakan oleh masyrakat domestik, para turis dari berbagai belahan dunia justru berbondong-bondong menikmati keindahannya. Menurut apa yang pernah saya baca tentang Togean, kepulauan Togean ini memiliki kekayaan bawah laut yang luar biasa, mulai dari spesies karang, jenis ikan dan banyak lagi. Beberapa di antaranya adalah spesies endemik asli kepulauan tersebut. Itu berarti you can't find them in other part on earth!

Maka hari itu juga, sepulang kantor, saya bergegas pulang ke rumah untuk packing. Dalam sekejap, backpack saya sudah terisi segala kebutuhan travelling untuk tiga hari.

Rencananya kami akan bermobil pukul 4 sore dari Palu menuju Ampana, di Kabupaten Tojo Una-Una. Sekitar 11 jam via darat. Namun karena ada beberapa hal yang belum terselesaikan, maka kami baru bisa berangkat pukul 9 malam. Mengendarai mobil Avanza yang dapat menampung 7 makhluk Tuhan paling sexy, saya dan beberapa teman kantor berhimpit himpitan menuju Ampana. Bagi saya perjalanan 11 jam dan duduk berdesakan di dalam mobil bukanlah masalah besar, yang penting saya ke Togean.

Perjalanan darat yang kami lalui awalnya cukup lancar, aman dan menyenangkan sebelum akhirnya, ketika waktu telah menunjukkan lewat tengah malam, kami tersesat.
Yeah tersesat!
tersesat tengah malam
Teman saya yang men-joki selama perjalanan berbelok ke arah yang salah.Alih-alih ke arah Ampana doski malah nyasar ke jalan entah kemana.  Nanti sudah hampir 10 kilo baru kami menyadari bahwa kami salah jalan. Pantas saja jalanannya semakin lama semakin sempit, rumah warga juga semakin jarang.

Selamat datang di Ampana
Setelah tersesat dan terkantuk-kantuk, sekitar pukul 7 pagi kami memasuki kota ampana. Ampana merupakan ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una. Wilayahnya kurang lebih sama dengan kota Poso. Di Ampana kami mampir di rumah kerabat salah seorang teman untuk numpang beristirahat sejenak, numpang mandi dan sekalian numpang makan. hehe.
Sekitar satu jam kami melepas penat setelah berkendera berjam-jam. Pukul 9 pagi kami bergegas ke Pelabuhan Ampana, sebab pukul 10 pagi, fery yang akan memboyong kami ke Togean akan segera berangkat. Hanya ada 2 fery besar ke Togean dan perjalanan ke Togean memakan waktu sekitar 4 jam, begitu kata seorang 'om', warga setempat.
Oke! Empat jam berfery. Lumayan lama juga ya. Awalnya sih saya enjoy aja mendengarnya, tapi pas tiba di pelabuhan, saya sedikit terkejut melihat 'fery besar' yang dimaksud si om tadi. 'Fery besar' dalam imajinasi saya adalah kapal fery yang dapat digunakan untuk penyebrangan dengan mobil, seperti fery pernyebrangan dari pulau Jawa ke Bali dan sebangsanya. Nyatanya??si Fery besar hanyalah 'seonggok' kapal kayu berukuran mini bertingkat dua yang nampak tidak mampu memiliki daya melawan badai yang sewaktu-waktu dapat menghadang di tengah lautan sono.
"Kita naik ini?"Yakin nih aman?seorang teman tiba-tiba nyeletuk.

Ternyata bukan hanya saya yang meragukan 'si fery besar'.

Tapi apa boleh buat, hanya dengan fery ini kami bisa ke Togean.
Maka sebelum peluit kapal dibunyikan, kami buru-buru membeli tiket dan naik ke atas fery. Rupanya kapal itu telah sesak dengan warga lokal yang membawa banyak barang bawaan, mulai dari hewan ternak sampe hasil kebun. Konon mereka adalah masyarakat suku Bajo yang tinggal di pulau-pulau kecil di teluk Tomini.
Bersiap berlayar bersama si 'Fery Besar'
tetap gaya meski kapalnya sesak
Selain warga lokal, para pelancong mancanegara juga  nampak duduk manis di atas fery. Beberapa teman cewek saya langsung kedip-kedip sambil cengengesan melihat bule cowok yang kinclong-kinclong. Sumprit dah..mereka emang cakep asli tanpa bahan pengawet.

Kalo saya perhatikan, dari tampang dan bahasa yang mereka gunakan, para turis itu berasal dari negara yang bevariasi. Ada yang dari Spanyol, Belanda, and Amerika.

Karena kami naik belakangan ke atas fery kami jadi rada kesulitan mencari space yang cukup buat rombongan kami. Setelah keliling-keliling mencari tempat, akhirnya kami menemukan sebuah bilik yang alhamdulillah tidak cukup bagi kami semua. Tapi lumayanlah untuk duduk berdesak-desakan selama 4 jam perjalanan laut.

*bersambung, adzan ashar berkumandang, penulisnya ciao dulu yaa*

Friday, July 20, 2012

Yang hilang kala Ramadhan tiba....

 Salah satu hal yang paling kita rindukan ketika Ramadhan tiba adalah kehangatan keluarga. Menjalankan ibadah puasa di tengah-tengah orang terkasih adalah suatu nikmat yang tiada terkira. Itulah mengapa banyak perantau yang memilih mudik di hari hari awal puasa. Alasannya agar biasa dapat awal puasa bersama keluarga di rumah.

Memang tak bisa dipungkiri. Di tengah-tengah keluarga, menjalankan ibadah puasa itu terasa semakin khusyuk dan menyenangkan. Sahur bersama, buka bersama, solat dan ngaji pun berjamaah.

Namun semakin saya besar, suasana Ramadhan semakin terasa ada yang kurang.

Waktu yang melesat begitu cepat, mengubah beberapa hal dalam kehidupan manusia. Kadang kita berharap waktu dapat statis, agar orang-orang yang kita cintai selalu berada bersama kita.

Ramadhan bertahun-tahun lalu, waktu saya masih kanak-kanak, adalah masa-masa Ramadhan terindah dalam hidup saya. Masih ada Papa dan Nenek di tengah-tengah kami. Ramadhan terasa begitu meriah. Bila solat tarawih tiba ada Papa yang mengimami, kalau hendak berbuka, ada nenek yang akan berkolaborasi dengan mama memasak di dapur.
Saya?? saya kecil akan bermain-main bersama anak tetangga atau dengan saudara sepupu yang kerap datang berkunjung kala Ramadhan tiba. Menunggu bedug magrib tiba, untuk menyantap masakan lezat mama dan nenek. Semuanya terasa mengasyikkan.

Tapi..Time goes so fast, as I am grow, some people are dissapeared.
Yeah..menghilang.

Pertengahan tahun 2005 nenek saya tercinta meninggal dunia. Quraisyin Abdul Walid, wanita penyabar yang selalu mengingatkan saya dan cucu-cucunya yang lain untuk tidak meninggalkan sholat itu pergi untuk selamanya. Sebuah kehilangan besar dalam hidup saya. Juga bagi keluarga besar kami. Memori dan kebiasaan yang kami lakukan bersama nya tinggallah kenangan.

Empat tahun kemudian, tepatnya Juli 2009, papa saya juga pergi menghadap ke haribaan Sang Pencipta. Said Ibrahim, sang guru kehidupan yang menanamkan ilmu agama dan budi pekerti kepada saya sejak kecil itupun telah tiada.
Kepergian nya meninggalkan ruang kosong di hati saya hingga detik ini.

Mereka hilang dari episode kehidupan saya selanjutnya.

Mungkin sudah cukup lama tanpa mereka. Tapi semua memori bersama mereka selalu menari-nari di ingatan. Menimbulkan rasa rindu yang teramat dalam. Terlebih ketika bulan Ramadhan tiba.

Seperti malam ini, dan di malam-malam awal Ramadhan setiap tahunnya. Di saat orang-orang mulai mengirimkan sms-sms ucapan berpuasa, rasa kehilangan itu hadir kembali. Sedikit menyesakkan.

Saat ini, di rumah kami hanya bertiga. Saya, mama dan kakak saya.
Sepi? yeah. Sangat sepi.
Ada kalanya air mata saya tergenang bila teringat mereka yang telah tiada. Papa pergi hanya sebulan sebelum Ramadhan tiba. Empat tahun lalu, ketika kami harus melewati ramadhan pertama tanpa beliau, hati saya seperti teriris-iris.

Ramadhan 2009......
Pagi yang dingin. Hari itu hari pertama puasa. Saya biasa paling susah kalau harus bangun sahur sendiri. Biasanya sih dibangunkan dan yang biasa membangunkan adalah papa. Namun pagi itu ada yang janggal. Saya tidak mendengar suara papa membangunkan saya untuk bersahur. Saya juga tidak melihatnya kala duduk di meja makan. Saya, mama dan kakak perempuan saya duduk dalam diam. Menyantap tanpa sepatah kata terucap. Lalu mata saya menangkap sesuatu yang berbeda di sudut meja. Biasanya ada empat gelas minum di atas meja yang sudah disediakan mama. Punya saya, kakak saya, mama saya, dan papa. Pagi itu tinggal tiga. Kenyataan bahwa satu gelas sudah tak terpakai lagi membuat saya menyadari bahwa papa benar-benar telah tiada. Untuk pertama kalinya sejak kepergian papa, saya merasakan kehilangan yang teramat sangat. Betul kata orang-orang, bila salah satu anggota keluarga kita meninggal, kita baru akan benar-benar merasa kehilangan ketika bulan Ramadhan tiba.
Air mata saya tidak bisa terbendung. Saya memutuskan untuk beranjak dari meja makan. Ke ruang tamu. Di sana, saya terisak hingga bahu saya terguncang keras. Saya tahu kepiluan itu bukan hanya saya yang rasakan. Mama dan kakak saya pun demikian, Tapi kami berusaha untuk tidak menunjukkan nya satu sama lain. Mungkin karena takut melukai perasaan masing masing.
Saya tidak benar-benar menyantap sahur pagi itu. Semuanya terasa hambar. Ingin rasanya saya segera kembali tidur agar tidak seorang pun melihat air mata saya pagi itu. Tapi percuma, mama sudah duluan menangkap basah saya sedang menangis tersedu di ruang tamu. Namun beliau tidak mengatakan apa-apa. 
Dari  matanya, tersirat kepedihan dan kerinduan yang sama.

Kehilangan orang yang kita cintai itu menyakitkan karena kita juga akan kehilangan kebiasaan-kebiasan hidup yang telah kita lalui bersama mereka. Itulah mengapa kita merasa sebagian dari kita juga ikut menghilang.
Hari ini, Ramadhan ke 4 tanpa papa, dan menjadi ramadhan ke 8 tanpa nenek. Ketika orang-orang pulang ke kampung halaman mereka masing-masing untuk beramai-ramai menjalani puasa bersama keluarga besar,
Saya disini...
merasa sepi.
Dan masih seperti Ramadhan sebelumnya.
Merasa kehilangan.

Marhaban Ya Ramadhan....

Lihatlah…hari berganti
Namun tiada seindah dulu
      Datanglah..aku ingin bertemu
.....

*Jumat, 20 Juli 2012, kamar, hari pertama Ramadhan, dengan mata yang sedikit tergenang.

Sunday, July 1, 2012

Euro 2012: The Dream Final!

Yay! Malam ini perhelatan akbar sepakbola di benua biru akan segera berakhir. Yeah, Spanyol vs Italy bakal jadi laga pamungkas Euro 2012. Dream final? yeah..mostly people berpendapat begitu,
Kedua tim merupakan raksasa di benua tua. Masing-masing negara memiliki liga terbaik dan prestisius di level dunia. Spanyol dengan La Liga-nya dan Italy dengan Liga Calcio-nya. Masing masing liga kerap melahirkan bintang-bintang sepakbola kenamaan. Wajar, bila sepakbola kedua negara dianggap sebagai kiblat bagi sepakbola modern.

Eniwei, kalo di suruh memilih antara Spanyol atau Italia, saya dengan sepenuh hati, tulus dan tanpa paksaan akan memilih La Furia Roja alias Tim Matador Spanyol. Why? Because I hate Italy. That simple.
Mengapa saya tidak menyukai tim berjuluk Gli Azzuri tersebut?
Jawabannya adalah...eng..ing..eng..
Saya tidak suka.

Why do I Hate Italia?

Sejak kali pertama saya tau sepak bola, waktu itu saya masih muda dan unyu-unyu, masih SMP. Waktu itu Piala Dunia 2002 Korea-Jepang, jam penanyanganya sama dengan Indonesia. Bersama almarhum papa, saya tidak pernah melewatkan satu pertandingan pun. Papa mengajarkan saya aturan-aturan sepakbola. Apa itu ofside (waktu itu saya menyebutnya 'omside'), mengapa pemain mendapat kartu, kenapa ada tendangan penalti, apa itu handsball, apa itu striker, bek dan gelandang dan apa saja tugas mereka. Tapi papa tak perlu mengajari saya untuk menilai tim mana yang harus saya pilih dan pemain bola mana yang cakep dan cuco'. Secara naluriah. saya bisa mengetahuinya dengan sendiri. Hehe. 

Maka kala itu pilihan saya jatuh pada tim Ayam Jantan Prancis (yang nasibnya tragis karena harus pulang sejak babak penyisihan*kasihan padahal masih muda*), juga pada Inggris, The Three Lions. Mau tau  kenapa saya suka tim ini? Karena sejak kecil saya ingin sekali bisa ke negerinya Ratu Elizabeth itu, sejak saya baca buku karangan Bu' De Enyd Byton (alasan saya ndak nyambung yah sama sepakbola?hoho). Lalu favorit saya berikutnya adalah Spanyol, karena saya terpesona pada Raul dan Si cakep Fernando Morientes   ( hehe, maklum lah masih ababil). Dan tentu saja sang finalis, Der Panzer, Jerman. ("Gilaa ..itu om Oliver Kahn jago banget" Saya, usia 13 tahun). Tapi entah mengapa sejak pertama melihat Tim Italy, hati dan naluri saya langsung tidak suka. Tatapan mata pemainnya yg sangat 'Cassanova' membuat saya tidak simpati. Maka sejak saat itu, saya tidak menyukai Italy (??).
Timnas Itali

Cassanova, si pemain cinta *cieh

Saya semakin tidak menyukai Itali sejak tim itu mengalahkan tim favorit saya, Prancis, dengan hasil yang menyakitkan di Final Piala Dunia 2006. Kala itu hatiku hancur mengenang dikau...berkeping-keping jadinya....♫ *plak*oke lanjut pemirsa, kala itu saya kesal luar dalem. Apalagi ada aksi pelecahan ras oleh Materazzi kepada Om Zinedine Zidane. Makin gak suka deh. Belum lagi sepakbolanya terlalu banyak skandal. Paling anyar skandal pengaturan skor, calciopoli jilid II.
Zidane Headbutt

 Hihhhh..amit..amit..udah ketahuan unfairnya.

Anehnya, di Indonesia, Italy punya banyak tifosi fanatik. Ceh..mereka gila-gilaan kalo soal membela tim pengeran biru itu. Suka alay. Bahkan ada yg sudah seperti 'menuhankan' pemain favorit mereka. Sering saya baca status teman yang alay di Twitter dan di Facebook. Parahnya, mereka suka mengumpat-umpat tim lawan, dan mengagung agungkan italy. Makanya sering banget tifosi Italy ber'tweetwar' dengan pendukung tim lawan. hedeww.
Belakangan ada yang suka ngirim sms ke saya, hanya untuk bilang "Forza Italy n bla..bla..bla.."
Ih..males banget dah.

Saking kesalnya saya sampe-sampe berikrar dalam hati " I won't marry a guy who loves Italy"

Haha, whateverlah..

If Only Torres were a moslem

Udah ah ngomongin Italy, now saya mo ngomongin tim matador Spanyol. Belakangan, tim yang di komandoi oleh Vicente Del Bosque ini makin menunjukkan kegarangannya di kancah dunia. Sejak menjuarai Euro 2008 dan World Cup 2010, tim ini menjadi tim raksasa yang disegani di seantero dunia. Pemain-pemainnya emang berkelas dan oke punya. Let's say, masa ini adalah masa emas timnas Spanyol. 

Eniwei, beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku yang berjudul '99 Cahaya Langit Di Eropa' sebuah buku yang berisi kisah perjalanan Hanum Salsabila Rais yang menapaktilasi perjalanan dan kejayaan islam di benua Eropa. Sungguh buku itu membuat saya bergetar. Terutama kala membaca bagian kejayaan Islam di Spanyol. Saya sampai menitikkkan air mata, ketika pada akhirnya Sultan di Kordoba harus takluk pada raja Ferdinand yang akhirnya mengusir kaum muslim keluar dari Spanyol dan mengkristenkan kembali negeri itu. Sedihnya, muslim yang tersisa di Spanyol dipaksa untuk convert keyakinan mereka bila masih terus ingin menghirup udara Spanyol, mereka bahkan  dipaksa memakan babi untuk membuktikan bahwa mereka telah murtad. Tragis.
Salah satu buku yang bikin saya merinding

Ketika saya selesai membaca bagian itu, pertandingan Spanyol melawan (entah apa, saya lupa) dimulai. Sambil menonton, pikiran saya kembali ke Spanyol masa lalu ketika Kerajaan Islam mash merajai negeri itu.
Tiba-tiba sorak sorai penonton dari televisi terdengar. Gol rupanya. Torres berlarian mengangkat tangannya sebagai selebrasi atas golnya. Hmm..Fernando Torres, bisa jadi leluhurnya adalah seorang muslim.Saya meracau dalam hati. Seandainya Spanyol tidak pernah ditaklukkan oleh Ferdinand, seandainya Spanyol masih merupakan bagian dari kesultanan Islam, seandainya Kordoba, The City Of Lights, masih menebarkan 99 cahaya ilahi di atas langitnya,  mungkin saja mereka yang berseragam Spanyol itu adalah muslim. Iker, Xavi, Fabregas, Silva...semuanya. Mungkin juga selebrasi Torres setelah menggolkan adalah sujud syukur. 
Yeahhh....If only he were a moslem.
Sungguh pikiran yang aneh dan tidak penting. Tapi cukup menggelitik hati saya yang paling dalam. Tentang sejarah kejayaan masa lalu yang telah sirna. Islam di Spanyol kini seperti sesuatu yang asing. Agama mereka kini adalah sepakbola, paling tidak itulah anggapan seorang espanola bernama Gomez yang ditemui Hanum Rais dalam perjalanannya di Spanyol.
Torres habis nge-gol
Tetapi sudahlah, sejarah kini tinggal sejarah. Yang bisa dikenang dan dijadikan pelajaran.
Sepakbola adalah sesuatu yang universal, tidak memandang suku agama ato bangsa. Jadi untuk apa menghayalkan hal yang tidak-tidak.

Semoga La Furia Roja akan kembali mengangkat piala dan mencetak sejarah baru sebagai tim yang berturut-turut merebut gelar dunia dan Eropa. Good Luck, Spain! :D
La Furia Roja

Demikian postingan tidak penting ini. Saya tidur dulu  ya, nge-charge mata buat partai final bentar. Ciaooooooo








Tuesday, June 26, 2012

My Best Children Book :D


I love reading since I was kid. Famous Five  is one of my fave books. This adventure stories of Kirrins Brothers was written by a famous author from UK, Enid Blyton. I found this book at library by chance on a stack of books while searching for a very ' unyu' book : PETUALANGAN BARBIE.  I was on third grade elementry school at the time. It was Five: Have Plenty Of Fun, the 1st book of this series that I read  and  thought it was an interesting book. Then, I asked my dad to buy me some.

There are 21 series of Five. But it’s hard to find these series lately. Let’s say, It’s 'ancient' books. Already published in 1942, 3 years before the Independent Day Of Indonesia. Far..far before I’m exist, even my parents. hehe. You might see how old this book is. But sadly, I haven’t read them all yet.

A couple days ago, I browsed on Youtube and so excited when I found the drama series of this book on youtube. The movie series had been  made for 2 versions. But I love this version (pointing the video above), all the characters just same as what I've thought and imagine. 
By the way, this is the book that made me interested in England so much. The setting took place in somewhere on the Great Britain country named Kirrin (it must be just a 'fiction' village) but the description of the valley, the landscape, the building, the castle , the island or even the culture and tradition made me curious to be there. Just like Ikal who dreamed for Edensor, I dreamed for Kirrin and wishing someday will be in England, and go to some kind of place like Kirrin. I dreamed about England faaaar before I'm thinking of USA. Since I was in eElementry school. But, tadaaaaaa..God sent me to USA first, I'm thanking for that  but still keep wishing to be in England someday.
Eniwei, beside Famous Five, My favorite adventure books is Alfred Hitchcock and the Three Investigators. It’s also an ancient book, (but not as ancient as Famous Five). Written by Robert Arthur Jr (not Alfred Hitchcock,a famous film director from England) and published  for the first time in 1964. There are 43 series of this book. And as Famous Five, I just have read some of them. If Famous Five was set in England, The Three Investigators was set in USA, correctly in Rocky Beach, Los Angeles, California. You won't find that town on Google Map because just like Kirrin, Rocky Beach is also just a fiction town. Comparing to Famous Five, the story of Alfred Hitchcock and the Three Investigators is more compicated. If Famous Five was addressed to children, Alfred Hitchcock and the Three Investigators was for teenagers. But I'm wondering if teenagers these days read these kind of books. Hmm.
"Julian, Dick, Georgina, Anne,  Timmy, Jupiter, Pete and Bob I think I miss them. It’s been a long time since I never fall into adventure with them.”

NUMBER ONE FOR ME *atribute to every Mama :D

I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain I put you through
Mama now I’m here for you
 For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it’s time for you to rise
For all the things you sacrificed
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
Number one for me
Now I finally understand
That famous line
About the day I’d face in time
Coz now I have a child of mine
Even though I was so bad
I’ve learnt so much from you
Now I’m trying to do it too
Love my kids the way you do
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
Number one for me
There is no one in this world
That can take your place
Oooh I’m sorry for ever taken you for granted
I will use every chance I get
To make you smile
Whenever I’m around you
Now I will to try to love you
Like you love me
Only God knows how much you mean to me
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
The number one for me
The number one for me
The number one for me
Oh oh
Number one for me

Saturday, May 12, 2012

Antara Bola, Barcelona dan Belanda

Kalau ada olahraga paling beken di seantero jagat, maka olahraga itu adalah sepak bola.       
Olahraga yang satu ini memang telah menyedot perhatian jutaan manusia. Mulai dari pria hingga wanita, dari anak-anak hingga orang tua, dari  orang kaya hingga orang susah, dari pejabat hingga rakyat jelata. Semua kalangan. Tak mengenal usia, suku, ras, budaya dan bangsa. Kalau sudah musim bola, euforianya akan nampak di mana-mana.

Ngomong-ngomong, kalau sudah bicarakan bola, maka pasti tidak akan  lepas dari tim sepakbola. Dan kalau ada tim sepakbola yang sangat bersinar dalam beberapa tahun terakhir, maka tim itu adalah Barcelona. Berbagai prestasi telah diukir oleh tim kebanggaan negeri Matador ini, baik di kancah lokal maupun internasional. 
Trofi Liga Champion: Salah satu dari sekian banyak prestasi FC Barcelona


Trofi Copa Del Rey
Lalu, apa hubungannya antara Barcelona dengan kreativitas bangsa Belanda??

Permainan menawan Barcelona kerap menimbukan decak kagum dari para penikmat sepak bola, namun tidak banyak yang tahu bahwa konsep Tiki-Taka (gaya permainan tim Barcelona) diadopsi dari gaya Total Football (Totaal Voetbal) yang fenomenal di negeri Belanda. Kala itu Barcelona diasuh oleh Johan Cruyff mantan pemain Barcelona dan Timnas Belanda. Johan Cruyff mempraktekkan konsep Total Football pada tim asuhannya hingga membawa tim tersebut meraih gelar Juara Liga Champion untuk pertama kalinya pada tahun 1992. Cruyff juga membawa tim Catalonia ini menjuarai Divisi Primera empat kali berturut-turut, Copa del rey dua kali dan Piala Super Spanyol tiga kali. Di masa Frank Rijkaard pun demikian. The Catalans mampu meraih berbagai prestasi gemilang.
Timnas De Oranje


Tapi  apa sih sebenarnya Total Football itu?

Total Football  merupakan sebuah konsep sepakbola yang pertama kali dipopulerkan oleh Rinus Michel, seorang punggawa sepakbola dari Belanda. Dalam konsep Total Football pemain harus dapat melakukan mobilitas dengan cepat dan berganti dari satu posisi ke posisi lain. Taktik permainan ini memungkinkan semua pemain dapat bermain di semua lini. Sederhananya, Total Football adalah bagaimana pemain dapat memanfaatkan dan mengksplorasi ruang (lapangan) dengan baik dan dengan cara yang brilian sehingga dapat menciptakan serangan pada tim lawan.
  
Ide tentang Total Football, menurut David Winner dalam bukunya yang  berjudul, The Neurotic Genius of Dutch Football,  terinspirasi dari kondisi geografis  negeri Belanda. Meski  luasnya tak seberapa dan memiliki daratan yang 50 % berada di bawah permukaan laut, Belanda berusaha memanfaatkan ruangnya sebaik, semaksimal dan seefisien mungkin.
Tata ruang Belanda yang eksotis

Winner menuliskan bahwa orang belanda adalah bangsa yang tergila-gila dengan pemanfaatan ruangan atau disebut dengan istilah spatial neurotic. Kreatifitas bangsa belanda yang selalu berusaha memanfaatkan ruang terbatas menjadi seluas mungkin memunculkan aliran dalam ilmu arsitektur dan filsafat Belanda yang disebut Total. Ilmu ini memahami pola hidup urban perkotaan secara menyeluruh dalam berbagai aspek urbanisasi, lingkungan, polusi maupun energi serta agar kesediaan ruang yang terbatas di Belanda dapat termanfaatkan secara maksimal.  Ilmu inilah yang kemudian menginspirasi terciptanya Total Football.

 

Untuk mengaplikasikan taktik bermain Total football ini, dibutuhkan kejeniusan dari setiap pemain. Selain kemampuan mengeksplorasi ruang, membaca pergerakan lawan, umpan-umpan yang akurat, teknik mengontrol bola dan tentu saja kekompakan tim.

Belanda, sang pengusung Total Football, boleh saja belum pernah menjuarai Piala Dunia, akan tetapi kejeniusan ide Total Football sudah menginspirasi dan dipraktekkan oleh tim-tim hebat dunia, seperti Barcelona maupun sang juara dunia 2010, Spanyol.

Yes,Creativity is Oranje!

*tulisan ini diikutkan pada Kompetiblog2012

Blogger templates

Free Cloud Cursors at www.totallyfreecursors.com
Kegagalan selalu membangkitkan rasa penasaran. Menyerah berarti berbuat kekonyolan. Bangkit, berlari dan teruslah berjuang! (rfs)

Friday, December 7, 2012

The Proposal

"Aku akan menikah”
Perempuan berjilbab biru dihadapanku itu nampak terkejut. Ia yang sedari tadi asyik dengan I-Phone nya mendongak. Dikerjapkan mata lentiknya seakan tak percaya.
“Serius?”
Aku tersenyum mengangguk “Dua rius”
“Dengan siapa?”
“Sarah” jawabku pasti, menyebut sebuah nama yang 3 tahun belakangan ini selalu membuatku bergetar.
Gadis itu terdiam sejenak. Tiba-tiba ia tergelak.”Ha..ha…ha…kau?melamar seorang Sarah?Coba ceritakan bagaimana caranya,hm?
“Aku mengiriminya pesan singkat.Mungkin akan mengajaknya untuk makan di sebuah Cafe dan memberikannya sebuah cincin. Cincin berlian. Melamarnya”
“ Dan kau pikir apa kira-kira jawabannya?
“Ya!”jawabku mantap.
Seorang pelayan datang menawarkan menu di meja kami.
“Crispy Vanilla cream dan Cappucino, tak pake lama,ok.” Si pelayan mengangguk tersenyum dan bergegas ke belakang.
“Bagaimana kau tahu aku akan pesan itu? Tanya si gadis heran.
“Bukankah itu yang selalu kau pesan?”
“Tidak juga, kau terlalu sok tahu”
Hening sejenak…
Di luar hujan mulai turun perlahan.
“Lalu?”
"Lalu apa? Tanyaku pura-pura tak mengerti.
“Soal si Sarah”
“Aku akan menikahinya sesegara mungkin”
“Kau yakin?
“sangat yakin”
“Apa yang kau punya untuk menikahinya?”
“Aku??Aku punya ini”
Aku menunjuk tubuhku sendiri. Di suatu tempat yang aku pikir hatiku tergeletak.
Gadis berjilbab biru itu kembali tertawa.
”Kau pikir itu cukup?”Itu tak cukup berharga” cemoohnya.
“Tentu saja ini berharga,kalo benda di dalam diriku ini dijual, ini akan berharga jutaan bahkan mungkin puluhan juta rupiah, bagi orang yang membutuhkan”
“Kalo begitu jual lah” kata si gadis dengan nada mengejek.”Lalu belikan rumah, mobil, harta dan cincin berlian yang mahal untuk kau pakai melamar Sarah. Kalau cukup sih.”
Gadis ini keterlaluan.batinku dalam hati
“Aku tak akan menjualnya sebelum aku menemukan setengahnya, benda ini belum lengkap. Belum cukup berharga bila aku belum menemukan separuhnya.
“Lalu dimana separuhnya?”
“Ada di dalam diri Sarah” Jawabku tersenyum puas.
“Sinting” Hanya itu yang keluar dari bibir gadis itu.
“Siapa?”Tanyaku dengan wajah polos.
“Kau! Tidak bisakah kau bersikap sedikit realistis?”
“Sarah itu real” Jawabku kalem.
“Kau itu terlalu kepedean. Lihat dirimu? Siapa kau? Kuliah saja belum kelar-kelar. Pekerjaan belum jelas. Berapa hasil yang kau dapat dari pekerjaan tak penting itu,menjadi fotografer ? Seribu? Dua ribu? Bagaimana bisa kau melamar Sarah?
Ah,gadis ini terlalu melecehkan. Aku kembali membatin.
“Bisa saja”jawabku tenang
Hey,boy! Keluarga Sarah itu keluarga terpandang. Mana mau mereka merelakan putri semata wayangnya pada orang sepertimu, kau bisa kasih makan apa dia nanti? Dan kalau kalian punya anak, bagaimana kau bisa menyekolahkannya, memenuhi kebutuhannya dan lain-lain?”
“Entahlah…tapi cara berpikirmu itu, seperti cara berpikir orang yang tak percaya Tuhan”
“Maksudmu?!” Si gadis nampak tersinggung.
“Rejeki sudah ada yang mengatur. Pernikahan tidak akan membawa kesusahan. Jangan khawatir soal rejeki. Bukankah Allah sudah berjanji soal itu?”
“Memang, tapi bukankah harus tetap diusahakan? Selama ini kau hanya mengandalkan kameramu untuk mendapat uang, tanpa mau mencoba pekerjaan lain. Aku sudah menawarimu berbagai pekerjaan di kantor ayahku, tapi kau tolak, karena tak sesuai idealismemu lah, tak sesuai minatmu lah..bla..bla. Sekarang kau butuh uang untuk melamar Sarah dan uang tidak akan jatuh seketika dari langit. Berpikirlah realistis. Pakai akalmu.”
“Kau lupa rupanya, cara kerja Tuhan kadang melebihi batas akal manusia. Selama kita yakin dan tetap berusaha, pasti ada saja jalannya.
Hening. Hanya suara rintik hujan di luar sana yang terdengar. Si pelayan datang kembali mengantarkan pesanan.
“Terima kasih” ucapku.
Ia mengangguk dan kembali menghilang ke belakang.
“Tapi tidak semudah itu. Sarah belum tentu mau menerimamu”
“Dia pasti menerimaku. Dia selalu menerimaku, bahkan ketika seisi dunia menolakku karena’keanehan’ku”
Si gadis berjilbab biru memutar bola matanya,putus asa.
“Kalau begitu keluarganya yang akan menolakmu”
“Itu biasa. Aku akan memperjuangkannya.Kau lupa, aku sudah kebal dengan berbagai penolakan. Bukankah aku memang sudah terlalu sering ditolak? Aku yang aneh, aku yang bodoh, aku yang tak punya pekerjaan, seperti katamu tadi.
“Kau akan malu dihadapan mereka”
“Aku tak peduli”
“Kau akan dilecehkan “
“Sudah biasa”
“Ah kau ini” Gadis itu menyeruput Vanilla Creamnya.
Hening kembali. Sebuah lagu lawas mengalun . Menjadikan suasana café itu terkesan lebih romantis. Aku memperhatikan, semakin malam, café itu nampak semakin ramai.
“Mengapa kau ingin menikahinya?” tanya gadis itu kemudian. Rupanya ia belum menyerah.
“Aku ingin menyempurnakan agamaku.
“Mengapa harus dia?”
“Karena dia jodohku.” Jawabku cuek sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru tua dari ransel tuaku.
Gadis itu mengawasiku. Ekspresinya awas.
Perlahan aku membuka kotak itu, mengeluarkan sebuah cincin emas putih yang bertahtakan berlian dan menunjukkannya kepada gadis keras kepala itu.
Gadis itu nampak kaget melihat benda yang aku perlihatkan dihadapannya. Namun ia bisa menguasai diri secepatnya. Aku tahu ia bisa menaksir harga benda itu dan tak mengira aku bisa membelinya.
“Cantik kan? Seumur-umur, Ini benda paling mahal yang pernah kubeli dengan uangku sendiri.
“Hmm..lumayan. Dan dari mana kau dapat uang untuk membelinya?” Nadanya masih sama, mengejek.
“Dari pekerjaan tidak penting yang kau singgung tadi. Memotret."Jawabku tersenyum puas.
Si gadis membuang muka, acuh. Ia jelas telah kalah.
“Kau muslim kan? Kau percaya Tuhan kan? Menikahlah denganku,Sarah….
Gadis itu diam. Di luar hujan turun semakin deras....

Kamis,dinihari. Untuk sahabat yang akan menyempurnakan agamanya, 22 Desember tahun ini.

Saturday, September 1, 2012

Susahnya ngomong bahasa Inggris sama orang China..#Part II

Membaca kisah Trinity tentang betapa susahnya ngomong bahasa Inggris dengan para Chinesse sedikit menggelitik memori saya. Waktu di Iowa, saya punya beberapa kenalan orang China asli  tanpa bahan pengawet, alias China yang emang berasal dari tanah leluhurnya di China Daratan sana. Bukan China peranakan yang banyak kita temui di Indo sebagai pemilik toko A dan toko B. Rupanya, di Iowa State ada banyak sekali mahasiswa Asia terutama yang berasal dari China. Mereka seperti orang China pada umumnya: bermata sipit, berkulit kuning, modis,(nampak) tajir, punya gadget-gadget terbaru dan selalu bergerombol dengan sesamanya. katakanlah, Eksklusif!. Hampir di semua kelas IEOP, saya pasti sekelas dengan para mahasiswa China ini. Paling banyak adalah di kelas Writing dimana sebagian besar studentnya adalah mereka, hanya saya, Ocu. Luqman dan William  yang bukan Chinesse. Saya sempat kaget dan bertanya-tanya dalam hati "Ni gue di Amrik apa di China yah?? scara kemana mata memandang, pasti ada mereka.

Awalnya saya agak segan untuk bertegur sapa dengan mereka di kelas. Apalagi kalo bukan karena ke'ekslusifan' mereka. Bila berhadapan dengan orang non-China mereka pendiammmm banget, sedikit terkesan sombong, tapi kalo lagi ngumpul dengan sesamanya, buset dah, nyerocos bla..bla..bla.. pake bahasa mandarin sampai-sampai dosen saya, Mark Callison harus memberikan 'Surat Peringatan' agar lebih tertib dan sopan di dalam kelas. Saya ingat betapa kesalnya Ocu ketika para Chinesse ini mulai ngobrol (dengan bahasa mandarinnya) disela-sela jam pelajaran. Saya jadi geli sendiri ngeliat desye cemberut sambil mengumpat dalam bahasa Indonesia. Hihi..

Tetapi hal itu justru membuat saya ingin mengenal para Chinesse ini lebih dekat. Jujur, saya rada penasaran dengan 'tabiat' para Chinesse yang begitu ekslusif ini. Saya ingat sebuah pesan di film favorit saya kala masih anak-anak, Petualangan Sherina, katanya kalo kita mau menilai seseorang itu, kita harus mengenalnya lebih dekat agar kita tau sebab musababnya kenapa ia bersikap/bertingkah seperti itu. Maka saya pun mendekati para Chinesse itu. Orang yang pertama kali saya dekati adalah Vivian. 

My Chinessemate

Dengan SKSD tingkat dewa, saya mengajaknya ngobrol dannnnn...*glek* bahasa Inggrisnya parah. Whoaa..rupanya benar kata orang selama ini. orang China itu paling susah ngomong Bahasa Inggris. Tapi Vivian masih oke bila dibandingkan beberapa teman lainnya yang asli bikin saya harus pasang kuping baik-baik bila lagi ngomong dengan mereka. Bahkan tidak jarang saya meminta mereka menuliskan or mengeja kata yang mereka ucapkan agar bisa memahami maksud dari perkataaannya. Di kelas Grammar saya juga punya beberapa orang teman Chinesse yang parah banget ngomong bahasa Inggris. Pernah suatu kali, Kim, salah satu diantara Chinesse students di kelas itu, melayangkan sebuah pertanyaan tentang penggunaan past perfect tense kepada Marc, dosen grammar saya. 

"Marc..keng yu ekspleng ..ai kongfusa,wengwi yuza dise? wateede difelenge witee plesent pelfeke??

Marc hanya bisa melongo mendengarkan pertanyaan Kim, dan memintanya untuk mengulangi, sekali, dua kali, bahkan sampai tiga kali. 

Saya, Dhama dan Lyla harus menggit bibir untuk tidak tertawa. Bukan.. bukan karena mengetawai Kim,tapi ekspresi pak Marc saat Kim bicara itu benar-benar kocak abis. Tidak jarang, kami harus membantu Marc untuk mengartikan apa yang dikatakan Kim (bahasa Inggris Kim adalah yang paling parah diantara para Chinessemate saya). Kata Vivian hal inilah yang membuat mereka malu bila harus berbicara dengan bule ato International student lainnya. Jadi, mereka akan lebih memilih diam sehingga terkesan sombong dan angkuh. Saya pun manggut-manggut. Mahfum.*elus-elusjenggotyangtidakada

Mostly Chinesse students yang kuliah di negara-negara western pasti memiliki dua nama. Nama asli dan nama palsu panggilan. Hal itu dipicu oleh ketidaktegaan mereka melihat para bule dan international student lainnya  kesulitan mengeja nama mereka. Seperti Vivian (yang nama aslinya Xinyu Wei), Gwyneth (saya tidak tau nama aslinya) atau John (saya juga tidak tau). Ide yang bagus menurut saya.
My writing class

Bye the way,  ternyata para Chinesse ini gak seburuk perkiraan saya sebelumnya. mereka oke dan asyik juga diajak ngobrol. Rupa-rupanya nama Indonesia di China cukup familiar. John, teman saya di kelas Speaking langsung nyeletuk' Taufik Hidayat!' waktu saya ngobrol soal badminton dengan dia (saya balas:'Lin dan!'). Saya juga kerap berdiskusi seru dengan Graven dan John. Saling bertukar informasi tentang negara masing-masing. Lucunya, saya pernah membaca tentang Kanibalisme di China dimana ada orang-orang tertentu yang suka makan sup orok (yaik!). Pada Graven dan Vivian saya mengkonfirmasi hal itu.
"You guys know about that??"
Mereka saling berpandangan dengan tatapan bingung, sebelum menjawab
 "Noooooo....' bersamaan. " It's so yuckyyyy! Bagaimana bisa? di mana itu?? " tanya Graven.
dalam hati saya berujar.. "Yeeeee...yang Chinesse sapa, yang ditanyain sapa'. ckckc

Saya lupa kalo China itu luas.

Thursday, August 23, 2012

Out of Time

Where's the love song to set us free
Too many people down
Everything turning the wrong way round
And I don't know what life would be
If we stop dreaming now
Lord knows we'd never clear the clouds

And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time
Feel the sunshine on your face
It's on a computer now
Gone to the future way out in space

And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time

Tell me I'm not dreaming
But are we out of time
We're out of time
(Blur - Out of time)

Duka untuk Bunda....

Kemarin malam, saat saya bersiap-siap hendak bersilaturahim ke rumah salah seorang teman, sebuah sms masuk ke ponsel saya. Dari seorang sahabat di kota sebelah. Isinya singkat.
"Mama masuk ICU, mohon doanya"

Meski singkat sms itu cukup membuat saya sedikit bergetar. Terbayang wajah sang bunda yang sempat saya temui sebulan yang lalu. Waktu itu, saya sedang berkunjung ke Makassar dan menyempatkan diri untuk bersilaturahim di rumah sahabat saya tersebut. Sudah setahun kami tidak bertemu, sejak ia dan keluarganya pindah ke  Papua, April setahun yang lalu. Karena kondisi sang bunda yang mulai lemah dan sakit-sakitan, awal tahun 2012, sahabat saya memutuskan untuk kembali ke Makassar bersama ibundanya. Lebih aman katanya. Di Makassar ia memiliki keluarga besar. Sang Ibu merasa lebih tentram tinggal dan menikmati hari tuanya di tanah kelahirannya sendiri ketimbang harus hidup jauh di seberang pulau sana.

Malam itu, betapa kagetnya saya ketika pada akhirnya saya bertemu kembali dengan ibu sahabat saya tersebut. Tubuhnya ringkih dan lemah,sangat berbeda ketika terakhir kali saya melihatnya setahun yang lalu. Ketika hendak berpamitan pulang, saya memeluk sang bunda. Hati saya mencelos ketika saya menyadari bahwa yang saya peluk adalah tubuh yang sangat ringkih. Ya Allah...
Tidak tega menyakitinya, saya melepaskan pelukan saya dengan perlahan. Entah mengapa tiba-tiba mata saya memanas, pandangan saya sedikit kabur. Lalu saya dan saudara-saudara sayapun berpamitan pulang.
Sebelum pergi, Ibunda sahabat saya berpesan agar saya kembali untuk menginap. Saya mengiyakan meskipun saya tahu saya tak punya banyak waktu lagi di Makassar.

Di perjalanan pulang, saya menangis dalam diam. 

Ada perasaan tidak tega melihat sang bunda yang sakit-sakitan dan semakin hari semakin lemah. Saya teringat hari-hari dahulu waktu sahabat saya dan keluarganya masih tinggal di Palu. Saya kerap main ke rumah mereka. Bunda yang baik itu selalu menyambut kami dengan hangat. Mengganggap saya dan teman lainnya sebagai anaknya sendiri. Dalam diri bunda saya melihat ibu saya. Dan itu yang membuat saya sedih malam itu. Saya hanya bisa berdoa agar bunda bisa sehat seperti sedia kala.

Sebelum kembali ke Palu, sahabat saya menitipkan oleh-oleh, dari mama katanya.

***

Dan malam itu...sms tentang bunda yang masuk ke ICU cukup membuat saya gelisah. Terbesit pikiran buruk namun segera saya singkirkan sejauh-jauhnya. Setelah solat Isya, saya menitip doa untuk kesembuhan bunda.
***

Hari masih pagi, saya baru selesai menunaikan solat subuh, ketika saya mengecek ponsel dan melihat
3 Missed Call
Anggi.
tertulis di layarnya.
Perasaan saya tidak enak.Saya mengecek waktu panggilan, sekitar jam 4 subuh.
Oh, tidak, something must be happened.
Sayapun menelpon sahabat saya. Nomor sibuk. Saya ulangi lagi. Masih sibuk.
Tak lama berselang, sahabat saya menelpon.
Dunia terasa statis beberapa detik.
Apa yang saya khawatirkan sejak semalam benar-benar terjadi.

Bunda berpulang  pukul dua dinihari tadi pagi. Pulang ke tempat semua berawal. Pulang ke tempat semua berakhir. Pulang ke haribaan Sang Pemilik Kehidupan.
Air mata saya menetes tak terbendung.
Bunda yang baik hati kini telah tiada....

”Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga,maka sungguh ia telah beruntung, Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
(Ali Imran : 185)

Selamat Jalan Bunda...
Selamat menempuh hidup baru di kehidupan yang sebenarnya...
Kami ikhlas atas kepergianmu...
Doa kami menyertaimu.......

Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa” 




Thursday, July 26, 2012

me & my cute shoes #edisi iseng-iseng

Berhubung saya bego banget main Volly, waktu  teman-teman se grup Iowa lagi asyik maen volly di gym, saya iseng-iseng buat foto beginian. Seorang teman bilang: 'foto apaan sih??spatu??ga jelas banget.
Hehe.Iya juga sih sebenarnya.
Tapi kalo diliat-liat lucu juga.hehe.

my 3 dollar shoes :)

Friendship

Wednesday, July 25, 2012

Tuesday, July 24, 2012

Mengintip Sepenggal Surga di Kepulauan Togean #part 2

menumpuk di atas fery

Kapalpun mulai bergerak meninggalkan dermaga. Di antara hiruk pikuk penumpang, saya mencari posisi strategis untuk menikmati view laut yang indah. Karena tempat duduk di dek sudah penuh, maka saya nangkring di atas karung beras milik salah seorang penumpang yang entah kemana rimbanya. Yah, it's okelah, dari pada kaki saya pegal berdiri selama 4 jam. Beberapa teman menghilang di antara para penumpang, pergi mencari bule-bule cakep yang bisa diajak berfoto ( tipikal Indonesian sekali, hehe). Sementara yang lain memilih tidur di bilik.

Saya memilih untuk tetap duduk di atas karung beras, karena tak ingin melewatkan kesempatan menikmati pemandangan alam yang tersaji di hadapan saya. Angin laut bertiup sepoi-sepoi. Langit biru cerah, berwarna senada dengan lautan  yang berkilauan. Semakin jauh kami berkapal, semakin menakjukbkan pemandangan yang nampak. Gugusan pulau-pulau kecil tak berpenghuni berwarna kehijauan, berpadu dengan hamparan pasir putih yang berkilauan. Beberapa turis tak henti-hentinya membidik kan kamera ke berbagai arah, mengabadikan karya Tuhan yang luar biasa itu.
Gugusan Pulau-pulau kecil


Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan, tiba-tiba ekor mata saya menangkap seorang ibu berusia paruh baya yang dengan santainya membuang botol pulpy orange kosong ke laut. Buset dah ini ibu, gerutu saya dalam hati. Belum hilang kekesalan saya, si ibu kembali membuang tongkol jagung rebusnya. Dengan gusar saya mendekatinya,

"Aduh bu, sampahnya jangan di buang di laut, nanti lautnya kotor" kata saya berusaha untuk tidak terkesan menggurui.

Si ibu dengan cueknya bilang
" Ah nda apa-apa, di bawa ombak juga hilang nanti"

Lalu desye lanjut mengunyah jagung rebus yang ke sekian biji.

"Hilang kemana??ke Hongkong?" Umpat saya dalam hati.
Dengan gusar saya meninggalkan si ibu. Susah juga ngomong sama orang yang pemikirannya masih 'primitif'. Masa buang sampah di laut? sekate laut TPS? Ibu itu nyadar gak sih kalo laut yang baru dia jadiin tempat sampah itu tempat hidup bagi makhluk lain? Coba kalau tempat tinggalnya dijadiin tempat sampah bagi orang lain?pasti kesal.

Saya mendelik ke arah si ibu, doski sih gak nyadar karena lagi asyik makan jagung rebus. 
Tiba-tiba pemandangan yang tadinya indah dan menawan kini berubah menjadi 'mengerikan'. Tumpukan sampah menggenang kira-kira sepanjang satu kilo meter di tengah lautan. Nah ini dia! Karena para penumpang kapal yang lewat kerap membuang sampah sembarangan,jadinya seperti ini. Sampahnya terkumpul menjadi satu, menari-nari mengikuti irama ombak. Dalam hati saya merasa prihatin. Mengapa kesadaran masyarakat kita masih kurang soal menjaga kelestarian lingkungan? tidakkah mereka sadar akan dampak yang dapat diperoleh akibat demikian? Ekosistem di kepulauan Togean yang merupakan salah satu potensi Sulawesi Tengah bisa saja rusak oleh tangan-tangan penduduknya sendiri. Tidak sadarkah mereka bahwa Tuhan telah menitipkan sepenggal surga di tanah mereka? 'Surga' yang membuat turis-turis asing rela menempuh ribuan kilo dan membayar mahal  untuk melihatnya.

Ah,,menyedihkan.

*masih bersambung



Monday, July 23, 2012

Mengintip Sepenggal Surga di Kepulauan Togean #part 1

Apa yang paling menyenangkan bagi para pekerja kantoran selain libur kejepit?yaitu libur yang berada pas diantara hari kerja dan weekend. Sepertinya libur kejepit adalah nikmat paling luar biasa bagi kami, kaum buruh yang setiap harinya disibukkan oleh rutinitas mencari secuil rejeki bagi anak istri. hoh!
Sebagai buruh, libur kejepit kerap saya manfaat kan untuk nyantai di rumah ato travelling ke tempat-tempat yang menarik.

Hari itu, kebetulan adalah libur nasional yang' terjepit', dan sebuah ajakan tak terduga datang kepada saya. Salah seorang teman kantor mengajak untuk liburan ke Pulau Togean. Yeah Togean!. Tanpa ba-bi-bu, saya yang lagi asyik ngemil kacang atom garuda langsung mengangguk-angguk dengan bersemangat.
Alhasil, saya keselek kacang garuda.
*ini kacangku!

Sudah bertahun tahun lamanya saya memendam hasrat untuk mengunjungi pulau eksotis di teluk Tomini itu. Togean, meski kalah popular dengan Bunaken atau Raja Ampat, merupakan salah satu destinasi wisata bagi turis manca negara. Yeah! Turis manca negara. Di saat Togean telupakan oleh masyrakat domestik, para turis dari berbagai belahan dunia justru berbondong-bondong menikmati keindahannya. Menurut apa yang pernah saya baca tentang Togean, kepulauan Togean ini memiliki kekayaan bawah laut yang luar biasa, mulai dari spesies karang, jenis ikan dan banyak lagi. Beberapa di antaranya adalah spesies endemik asli kepulauan tersebut. Itu berarti you can't find them in other part on earth!

Maka hari itu juga, sepulang kantor, saya bergegas pulang ke rumah untuk packing. Dalam sekejap, backpack saya sudah terisi segala kebutuhan travelling untuk tiga hari.

Rencananya kami akan bermobil pukul 4 sore dari Palu menuju Ampana, di Kabupaten Tojo Una-Una. Sekitar 11 jam via darat. Namun karena ada beberapa hal yang belum terselesaikan, maka kami baru bisa berangkat pukul 9 malam. Mengendarai mobil Avanza yang dapat menampung 7 makhluk Tuhan paling sexy, saya dan beberapa teman kantor berhimpit himpitan menuju Ampana. Bagi saya perjalanan 11 jam dan duduk berdesakan di dalam mobil bukanlah masalah besar, yang penting saya ke Togean.

Perjalanan darat yang kami lalui awalnya cukup lancar, aman dan menyenangkan sebelum akhirnya, ketika waktu telah menunjukkan lewat tengah malam, kami tersesat.
Yeah tersesat!
tersesat tengah malam
Teman saya yang men-joki selama perjalanan berbelok ke arah yang salah.Alih-alih ke arah Ampana doski malah nyasar ke jalan entah kemana.  Nanti sudah hampir 10 kilo baru kami menyadari bahwa kami salah jalan. Pantas saja jalanannya semakin lama semakin sempit, rumah warga juga semakin jarang.

Selamat datang di Ampana
Setelah tersesat dan terkantuk-kantuk, sekitar pukul 7 pagi kami memasuki kota ampana. Ampana merupakan ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una. Wilayahnya kurang lebih sama dengan kota Poso. Di Ampana kami mampir di rumah kerabat salah seorang teman untuk numpang beristirahat sejenak, numpang mandi dan sekalian numpang makan. hehe.
Sekitar satu jam kami melepas penat setelah berkendera berjam-jam. Pukul 9 pagi kami bergegas ke Pelabuhan Ampana, sebab pukul 10 pagi, fery yang akan memboyong kami ke Togean akan segera berangkat. Hanya ada 2 fery besar ke Togean dan perjalanan ke Togean memakan waktu sekitar 4 jam, begitu kata seorang 'om', warga setempat.
Oke! Empat jam berfery. Lumayan lama juga ya. Awalnya sih saya enjoy aja mendengarnya, tapi pas tiba di pelabuhan, saya sedikit terkejut melihat 'fery besar' yang dimaksud si om tadi. 'Fery besar' dalam imajinasi saya adalah kapal fery yang dapat digunakan untuk penyebrangan dengan mobil, seperti fery pernyebrangan dari pulau Jawa ke Bali dan sebangsanya. Nyatanya??si Fery besar hanyalah 'seonggok' kapal kayu berukuran mini bertingkat dua yang nampak tidak mampu memiliki daya melawan badai yang sewaktu-waktu dapat menghadang di tengah lautan sono.
"Kita naik ini?"Yakin nih aman?seorang teman tiba-tiba nyeletuk.

Ternyata bukan hanya saya yang meragukan 'si fery besar'.

Tapi apa boleh buat, hanya dengan fery ini kami bisa ke Togean.
Maka sebelum peluit kapal dibunyikan, kami buru-buru membeli tiket dan naik ke atas fery. Rupanya kapal itu telah sesak dengan warga lokal yang membawa banyak barang bawaan, mulai dari hewan ternak sampe hasil kebun. Konon mereka adalah masyarakat suku Bajo yang tinggal di pulau-pulau kecil di teluk Tomini.
Bersiap berlayar bersama si 'Fery Besar'
tetap gaya meski kapalnya sesak
Selain warga lokal, para pelancong mancanegara juga  nampak duduk manis di atas fery. Beberapa teman cewek saya langsung kedip-kedip sambil cengengesan melihat bule cowok yang kinclong-kinclong. Sumprit dah..mereka emang cakep asli tanpa bahan pengawet.

Kalo saya perhatikan, dari tampang dan bahasa yang mereka gunakan, para turis itu berasal dari negara yang bevariasi. Ada yang dari Spanyol, Belanda, and Amerika.

Karena kami naik belakangan ke atas fery kami jadi rada kesulitan mencari space yang cukup buat rombongan kami. Setelah keliling-keliling mencari tempat, akhirnya kami menemukan sebuah bilik yang alhamdulillah tidak cukup bagi kami semua. Tapi lumayanlah untuk duduk berdesak-desakan selama 4 jam perjalanan laut.

*bersambung, adzan ashar berkumandang, penulisnya ciao dulu yaa*

Friday, July 20, 2012

Yang hilang kala Ramadhan tiba....

 Salah satu hal yang paling kita rindukan ketika Ramadhan tiba adalah kehangatan keluarga. Menjalankan ibadah puasa di tengah-tengah orang terkasih adalah suatu nikmat yang tiada terkira. Itulah mengapa banyak perantau yang memilih mudik di hari hari awal puasa. Alasannya agar biasa dapat awal puasa bersama keluarga di rumah.

Memang tak bisa dipungkiri. Di tengah-tengah keluarga, menjalankan ibadah puasa itu terasa semakin khusyuk dan menyenangkan. Sahur bersama, buka bersama, solat dan ngaji pun berjamaah.

Namun semakin saya besar, suasana Ramadhan semakin terasa ada yang kurang.

Waktu yang melesat begitu cepat, mengubah beberapa hal dalam kehidupan manusia. Kadang kita berharap waktu dapat statis, agar orang-orang yang kita cintai selalu berada bersama kita.

Ramadhan bertahun-tahun lalu, waktu saya masih kanak-kanak, adalah masa-masa Ramadhan terindah dalam hidup saya. Masih ada Papa dan Nenek di tengah-tengah kami. Ramadhan terasa begitu meriah. Bila solat tarawih tiba ada Papa yang mengimami, kalau hendak berbuka, ada nenek yang akan berkolaborasi dengan mama memasak di dapur.
Saya?? saya kecil akan bermain-main bersama anak tetangga atau dengan saudara sepupu yang kerap datang berkunjung kala Ramadhan tiba. Menunggu bedug magrib tiba, untuk menyantap masakan lezat mama dan nenek. Semuanya terasa mengasyikkan.

Tapi..Time goes so fast, as I am grow, some people are dissapeared.
Yeah..menghilang.

Pertengahan tahun 2005 nenek saya tercinta meninggal dunia. Quraisyin Abdul Walid, wanita penyabar yang selalu mengingatkan saya dan cucu-cucunya yang lain untuk tidak meninggalkan sholat itu pergi untuk selamanya. Sebuah kehilangan besar dalam hidup saya. Juga bagi keluarga besar kami. Memori dan kebiasaan yang kami lakukan bersama nya tinggallah kenangan.

Empat tahun kemudian, tepatnya Juli 2009, papa saya juga pergi menghadap ke haribaan Sang Pencipta. Said Ibrahim, sang guru kehidupan yang menanamkan ilmu agama dan budi pekerti kepada saya sejak kecil itupun telah tiada.
Kepergian nya meninggalkan ruang kosong di hati saya hingga detik ini.

Mereka hilang dari episode kehidupan saya selanjutnya.

Mungkin sudah cukup lama tanpa mereka. Tapi semua memori bersama mereka selalu menari-nari di ingatan. Menimbulkan rasa rindu yang teramat dalam. Terlebih ketika bulan Ramadhan tiba.

Seperti malam ini, dan di malam-malam awal Ramadhan setiap tahunnya. Di saat orang-orang mulai mengirimkan sms-sms ucapan berpuasa, rasa kehilangan itu hadir kembali. Sedikit menyesakkan.

Saat ini, di rumah kami hanya bertiga. Saya, mama dan kakak saya.
Sepi? yeah. Sangat sepi.
Ada kalanya air mata saya tergenang bila teringat mereka yang telah tiada. Papa pergi hanya sebulan sebelum Ramadhan tiba. Empat tahun lalu, ketika kami harus melewati ramadhan pertama tanpa beliau, hati saya seperti teriris-iris.

Ramadhan 2009......
Pagi yang dingin. Hari itu hari pertama puasa. Saya biasa paling susah kalau harus bangun sahur sendiri. Biasanya sih dibangunkan dan yang biasa membangunkan adalah papa. Namun pagi itu ada yang janggal. Saya tidak mendengar suara papa membangunkan saya untuk bersahur. Saya juga tidak melihatnya kala duduk di meja makan. Saya, mama dan kakak perempuan saya duduk dalam diam. Menyantap tanpa sepatah kata terucap. Lalu mata saya menangkap sesuatu yang berbeda di sudut meja. Biasanya ada empat gelas minum di atas meja yang sudah disediakan mama. Punya saya, kakak saya, mama saya, dan papa. Pagi itu tinggal tiga. Kenyataan bahwa satu gelas sudah tak terpakai lagi membuat saya menyadari bahwa papa benar-benar telah tiada. Untuk pertama kalinya sejak kepergian papa, saya merasakan kehilangan yang teramat sangat. Betul kata orang-orang, bila salah satu anggota keluarga kita meninggal, kita baru akan benar-benar merasa kehilangan ketika bulan Ramadhan tiba.
Air mata saya tidak bisa terbendung. Saya memutuskan untuk beranjak dari meja makan. Ke ruang tamu. Di sana, saya terisak hingga bahu saya terguncang keras. Saya tahu kepiluan itu bukan hanya saya yang rasakan. Mama dan kakak saya pun demikian, Tapi kami berusaha untuk tidak menunjukkan nya satu sama lain. Mungkin karena takut melukai perasaan masing masing.
Saya tidak benar-benar menyantap sahur pagi itu. Semuanya terasa hambar. Ingin rasanya saya segera kembali tidur agar tidak seorang pun melihat air mata saya pagi itu. Tapi percuma, mama sudah duluan menangkap basah saya sedang menangis tersedu di ruang tamu. Namun beliau tidak mengatakan apa-apa. 
Dari  matanya, tersirat kepedihan dan kerinduan yang sama.

Kehilangan orang yang kita cintai itu menyakitkan karena kita juga akan kehilangan kebiasaan-kebiasan hidup yang telah kita lalui bersama mereka. Itulah mengapa kita merasa sebagian dari kita juga ikut menghilang.
Hari ini, Ramadhan ke 4 tanpa papa, dan menjadi ramadhan ke 8 tanpa nenek. Ketika orang-orang pulang ke kampung halaman mereka masing-masing untuk beramai-ramai menjalani puasa bersama keluarga besar,
Saya disini...
merasa sepi.
Dan masih seperti Ramadhan sebelumnya.
Merasa kehilangan.

Marhaban Ya Ramadhan....

Lihatlah…hari berganti
Namun tiada seindah dulu
      Datanglah..aku ingin bertemu
.....

*Jumat, 20 Juli 2012, kamar, hari pertama Ramadhan, dengan mata yang sedikit tergenang.

Sunday, July 1, 2012

Euro 2012: The Dream Final!

Yay! Malam ini perhelatan akbar sepakbola di benua biru akan segera berakhir. Yeah, Spanyol vs Italy bakal jadi laga pamungkas Euro 2012. Dream final? yeah..mostly people berpendapat begitu,
Kedua tim merupakan raksasa di benua tua. Masing-masing negara memiliki liga terbaik dan prestisius di level dunia. Spanyol dengan La Liga-nya dan Italy dengan Liga Calcio-nya. Masing masing liga kerap melahirkan bintang-bintang sepakbola kenamaan. Wajar, bila sepakbola kedua negara dianggap sebagai kiblat bagi sepakbola modern.

Eniwei, kalo di suruh memilih antara Spanyol atau Italia, saya dengan sepenuh hati, tulus dan tanpa paksaan akan memilih La Furia Roja alias Tim Matador Spanyol. Why? Because I hate Italy. That simple.
Mengapa saya tidak menyukai tim berjuluk Gli Azzuri tersebut?
Jawabannya adalah...eng..ing..eng..
Saya tidak suka.

Why do I Hate Italia?

Sejak kali pertama saya tau sepak bola, waktu itu saya masih muda dan unyu-unyu, masih SMP. Waktu itu Piala Dunia 2002 Korea-Jepang, jam penanyanganya sama dengan Indonesia. Bersama almarhum papa, saya tidak pernah melewatkan satu pertandingan pun. Papa mengajarkan saya aturan-aturan sepakbola. Apa itu ofside (waktu itu saya menyebutnya 'omside'), mengapa pemain mendapat kartu, kenapa ada tendangan penalti, apa itu handsball, apa itu striker, bek dan gelandang dan apa saja tugas mereka. Tapi papa tak perlu mengajari saya untuk menilai tim mana yang harus saya pilih dan pemain bola mana yang cakep dan cuco'. Secara naluriah. saya bisa mengetahuinya dengan sendiri. Hehe. 

Maka kala itu pilihan saya jatuh pada tim Ayam Jantan Prancis (yang nasibnya tragis karena harus pulang sejak babak penyisihan*kasihan padahal masih muda*), juga pada Inggris, The Three Lions. Mau tau  kenapa saya suka tim ini? Karena sejak kecil saya ingin sekali bisa ke negerinya Ratu Elizabeth itu, sejak saya baca buku karangan Bu' De Enyd Byton (alasan saya ndak nyambung yah sama sepakbola?hoho). Lalu favorit saya berikutnya adalah Spanyol, karena saya terpesona pada Raul dan Si cakep Fernando Morientes   ( hehe, maklum lah masih ababil). Dan tentu saja sang finalis, Der Panzer, Jerman. ("Gilaa ..itu om Oliver Kahn jago banget" Saya, usia 13 tahun). Tapi entah mengapa sejak pertama melihat Tim Italy, hati dan naluri saya langsung tidak suka. Tatapan mata pemainnya yg sangat 'Cassanova' membuat saya tidak simpati. Maka sejak saat itu, saya tidak menyukai Italy (??).
Timnas Itali

Cassanova, si pemain cinta *cieh

Saya semakin tidak menyukai Itali sejak tim itu mengalahkan tim favorit saya, Prancis, dengan hasil yang menyakitkan di Final Piala Dunia 2006. Kala itu hatiku hancur mengenang dikau...berkeping-keping jadinya....♫ *plak*oke lanjut pemirsa, kala itu saya kesal luar dalem. Apalagi ada aksi pelecahan ras oleh Materazzi kepada Om Zinedine Zidane. Makin gak suka deh. Belum lagi sepakbolanya terlalu banyak skandal. Paling anyar skandal pengaturan skor, calciopoli jilid II.
Zidane Headbutt

 Hihhhh..amit..amit..udah ketahuan unfairnya.

Anehnya, di Indonesia, Italy punya banyak tifosi fanatik. Ceh..mereka gila-gilaan kalo soal membela tim pengeran biru itu. Suka alay. Bahkan ada yg sudah seperti 'menuhankan' pemain favorit mereka. Sering saya baca status teman yang alay di Twitter dan di Facebook. Parahnya, mereka suka mengumpat-umpat tim lawan, dan mengagung agungkan italy. Makanya sering banget tifosi Italy ber'tweetwar' dengan pendukung tim lawan. hedeww.
Belakangan ada yang suka ngirim sms ke saya, hanya untuk bilang "Forza Italy n bla..bla..bla.."
Ih..males banget dah.

Saking kesalnya saya sampe-sampe berikrar dalam hati " I won't marry a guy who loves Italy"

Haha, whateverlah..

If Only Torres were a moslem

Udah ah ngomongin Italy, now saya mo ngomongin tim matador Spanyol. Belakangan, tim yang di komandoi oleh Vicente Del Bosque ini makin menunjukkan kegarangannya di kancah dunia. Sejak menjuarai Euro 2008 dan World Cup 2010, tim ini menjadi tim raksasa yang disegani di seantero dunia. Pemain-pemainnya emang berkelas dan oke punya. Let's say, masa ini adalah masa emas timnas Spanyol. 

Eniwei, beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku yang berjudul '99 Cahaya Langit Di Eropa' sebuah buku yang berisi kisah perjalanan Hanum Salsabila Rais yang menapaktilasi perjalanan dan kejayaan islam di benua Eropa. Sungguh buku itu membuat saya bergetar. Terutama kala membaca bagian kejayaan Islam di Spanyol. Saya sampai menitikkkan air mata, ketika pada akhirnya Sultan di Kordoba harus takluk pada raja Ferdinand yang akhirnya mengusir kaum muslim keluar dari Spanyol dan mengkristenkan kembali negeri itu. Sedihnya, muslim yang tersisa di Spanyol dipaksa untuk convert keyakinan mereka bila masih terus ingin menghirup udara Spanyol, mereka bahkan  dipaksa memakan babi untuk membuktikan bahwa mereka telah murtad. Tragis.
Salah satu buku yang bikin saya merinding

Ketika saya selesai membaca bagian itu, pertandingan Spanyol melawan (entah apa, saya lupa) dimulai. Sambil menonton, pikiran saya kembali ke Spanyol masa lalu ketika Kerajaan Islam mash merajai negeri itu.
Tiba-tiba sorak sorai penonton dari televisi terdengar. Gol rupanya. Torres berlarian mengangkat tangannya sebagai selebrasi atas golnya. Hmm..Fernando Torres, bisa jadi leluhurnya adalah seorang muslim.Saya meracau dalam hati. Seandainya Spanyol tidak pernah ditaklukkan oleh Ferdinand, seandainya Spanyol masih merupakan bagian dari kesultanan Islam, seandainya Kordoba, The City Of Lights, masih menebarkan 99 cahaya ilahi di atas langitnya,  mungkin saja mereka yang berseragam Spanyol itu adalah muslim. Iker, Xavi, Fabregas, Silva...semuanya. Mungkin juga selebrasi Torres setelah menggolkan adalah sujud syukur. 
Yeahhh....If only he were a moslem.
Sungguh pikiran yang aneh dan tidak penting. Tapi cukup menggelitik hati saya yang paling dalam. Tentang sejarah kejayaan masa lalu yang telah sirna. Islam di Spanyol kini seperti sesuatu yang asing. Agama mereka kini adalah sepakbola, paling tidak itulah anggapan seorang espanola bernama Gomez yang ditemui Hanum Rais dalam perjalanannya di Spanyol.
Torres habis nge-gol
Tetapi sudahlah, sejarah kini tinggal sejarah. Yang bisa dikenang dan dijadikan pelajaran.
Sepakbola adalah sesuatu yang universal, tidak memandang suku agama ato bangsa. Jadi untuk apa menghayalkan hal yang tidak-tidak.

Semoga La Furia Roja akan kembali mengangkat piala dan mencetak sejarah baru sebagai tim yang berturut-turut merebut gelar dunia dan Eropa. Good Luck, Spain! :D
La Furia Roja

Demikian postingan tidak penting ini. Saya tidur dulu  ya, nge-charge mata buat partai final bentar. Ciaooooooo








Tuesday, June 26, 2012

My Best Children Book :D


I love reading since I was kid. Famous Five  is one of my fave books. This adventure stories of Kirrins Brothers was written by a famous author from UK, Enid Blyton. I found this book at library by chance on a stack of books while searching for a very ' unyu' book : PETUALANGAN BARBIE.  I was on third grade elementry school at the time. It was Five: Have Plenty Of Fun, the 1st book of this series that I read  and  thought it was an interesting book. Then, I asked my dad to buy me some.

There are 21 series of Five. But it’s hard to find these series lately. Let’s say, It’s 'ancient' books. Already published in 1942, 3 years before the Independent Day Of Indonesia. Far..far before I’m exist, even my parents. hehe. You might see how old this book is. But sadly, I haven’t read them all yet.

A couple days ago, I browsed on Youtube and so excited when I found the drama series of this book on youtube. The movie series had been  made for 2 versions. But I love this version (pointing the video above), all the characters just same as what I've thought and imagine. 
By the way, this is the book that made me interested in England so much. The setting took place in somewhere on the Great Britain country named Kirrin (it must be just a 'fiction' village) but the description of the valley, the landscape, the building, the castle , the island or even the culture and tradition made me curious to be there. Just like Ikal who dreamed for Edensor, I dreamed for Kirrin and wishing someday will be in England, and go to some kind of place like Kirrin. I dreamed about England faaaar before I'm thinking of USA. Since I was in eElementry school. But, tadaaaaaa..God sent me to USA first, I'm thanking for that  but still keep wishing to be in England someday.
Eniwei, beside Famous Five, My favorite adventure books is Alfred Hitchcock and the Three Investigators. It’s also an ancient book, (but not as ancient as Famous Five). Written by Robert Arthur Jr (not Alfred Hitchcock,a famous film director from England) and published  for the first time in 1964. There are 43 series of this book. And as Famous Five, I just have read some of them. If Famous Five was set in England, The Three Investigators was set in USA, correctly in Rocky Beach, Los Angeles, California. You won't find that town on Google Map because just like Kirrin, Rocky Beach is also just a fiction town. Comparing to Famous Five, the story of Alfred Hitchcock and the Three Investigators is more compicated. If Famous Five was addressed to children, Alfred Hitchcock and the Three Investigators was for teenagers. But I'm wondering if teenagers these days read these kind of books. Hmm.
"Julian, Dick, Georgina, Anne,  Timmy, Jupiter, Pete and Bob I think I miss them. It’s been a long time since I never fall into adventure with them.”

NUMBER ONE FOR ME *atribute to every Mama :D

I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain I put you through
Mama now I’m here for you
 For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it’s time for you to rise
For all the things you sacrificed
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
Number one for me
Now I finally understand
That famous line
About the day I’d face in time
Coz now I have a child of mine
Even though I was so bad
I’ve learnt so much from you
Now I’m trying to do it too
Love my kids the way you do
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
You know you are the number one for me
Oh oh
Number one for me
There is no one in this world
That can take your place
Oooh I’m sorry for ever taken you for granted
I will use every chance I get
To make you smile
Whenever I’m around you
Now I will to try to love you
Like you love me
Only God knows how much you mean to me
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you
Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday
Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday
The number one for me
The number one for me
The number one for me
Oh oh
Number one for me

Saturday, May 12, 2012

Antara Bola, Barcelona dan Belanda

Kalau ada olahraga paling beken di seantero jagat, maka olahraga itu adalah sepak bola.       
Olahraga yang satu ini memang telah menyedot perhatian jutaan manusia. Mulai dari pria hingga wanita, dari anak-anak hingga orang tua, dari  orang kaya hingga orang susah, dari pejabat hingga rakyat jelata. Semua kalangan. Tak mengenal usia, suku, ras, budaya dan bangsa. Kalau sudah musim bola, euforianya akan nampak di mana-mana.

Ngomong-ngomong, kalau sudah bicarakan bola, maka pasti tidak akan  lepas dari tim sepakbola. Dan kalau ada tim sepakbola yang sangat bersinar dalam beberapa tahun terakhir, maka tim itu adalah Barcelona. Berbagai prestasi telah diukir oleh tim kebanggaan negeri Matador ini, baik di kancah lokal maupun internasional. 
Trofi Liga Champion: Salah satu dari sekian banyak prestasi FC Barcelona


Trofi Copa Del Rey
Lalu, apa hubungannya antara Barcelona dengan kreativitas bangsa Belanda??

Permainan menawan Barcelona kerap menimbukan decak kagum dari para penikmat sepak bola, namun tidak banyak yang tahu bahwa konsep Tiki-Taka (gaya permainan tim Barcelona) diadopsi dari gaya Total Football (Totaal Voetbal) yang fenomenal di negeri Belanda. Kala itu Barcelona diasuh oleh Johan Cruyff mantan pemain Barcelona dan Timnas Belanda. Johan Cruyff mempraktekkan konsep Total Football pada tim asuhannya hingga membawa tim tersebut meraih gelar Juara Liga Champion untuk pertama kalinya pada tahun 1992. Cruyff juga membawa tim Catalonia ini menjuarai Divisi Primera empat kali berturut-turut, Copa del rey dua kali dan Piala Super Spanyol tiga kali. Di masa Frank Rijkaard pun demikian. The Catalans mampu meraih berbagai prestasi gemilang.
Timnas De Oranje


Tapi  apa sih sebenarnya Total Football itu?

Total Football  merupakan sebuah konsep sepakbola yang pertama kali dipopulerkan oleh Rinus Michel, seorang punggawa sepakbola dari Belanda. Dalam konsep Total Football pemain harus dapat melakukan mobilitas dengan cepat dan berganti dari satu posisi ke posisi lain. Taktik permainan ini memungkinkan semua pemain dapat bermain di semua lini. Sederhananya, Total Football adalah bagaimana pemain dapat memanfaatkan dan mengksplorasi ruang (lapangan) dengan baik dan dengan cara yang brilian sehingga dapat menciptakan serangan pada tim lawan.
  
Ide tentang Total Football, menurut David Winner dalam bukunya yang  berjudul, The Neurotic Genius of Dutch Football,  terinspirasi dari kondisi geografis  negeri Belanda. Meski  luasnya tak seberapa dan memiliki daratan yang 50 % berada di bawah permukaan laut, Belanda berusaha memanfaatkan ruangnya sebaik, semaksimal dan seefisien mungkin.
Tata ruang Belanda yang eksotis

Winner menuliskan bahwa orang belanda adalah bangsa yang tergila-gila dengan pemanfaatan ruangan atau disebut dengan istilah spatial neurotic. Kreatifitas bangsa belanda yang selalu berusaha memanfaatkan ruang terbatas menjadi seluas mungkin memunculkan aliran dalam ilmu arsitektur dan filsafat Belanda yang disebut Total. Ilmu ini memahami pola hidup urban perkotaan secara menyeluruh dalam berbagai aspek urbanisasi, lingkungan, polusi maupun energi serta agar kesediaan ruang yang terbatas di Belanda dapat termanfaatkan secara maksimal.  Ilmu inilah yang kemudian menginspirasi terciptanya Total Football.

 

Untuk mengaplikasikan taktik bermain Total football ini, dibutuhkan kejeniusan dari setiap pemain. Selain kemampuan mengeksplorasi ruang, membaca pergerakan lawan, umpan-umpan yang akurat, teknik mengontrol bola dan tentu saja kekompakan tim.

Belanda, sang pengusung Total Football, boleh saja belum pernah menjuarai Piala Dunia, akan tetapi kejeniusan ide Total Football sudah menginspirasi dan dipraktekkan oleh tim-tim hebat dunia, seperti Barcelona maupun sang juara dunia 2010, Spanyol.

Yes,Creativity is Oranje!

*tulisan ini diikutkan pada Kompetiblog2012