Friday, October 21, 2011

I wanna make clouds,

I want to jump over fences,

Play with shadows,

Paint faces,

Get wet,

Invent,

Chase rainbows,

And collect stars,

LIFE IS ADVENTURE!


*iklan susu:D

FRIDAY MORNING YANG REMPONG --'

Bos saya panik. Pagi-pagi mondar-mandir ke sana-kemari. Saya yang baru saja datang langsung bertanya-tanya, ada apa gerangan?

Setelah bolak-balik keluar ruangan, bospun bertanya:" Ika, Liat tas laptop bapak kemarin?"

Saya:(sambil menyalakan komputer)kagak, pak bos, ada apa gerangan"?

Bos:"Tas laptop bapak ilang"

Saya:(ekspresi kaget)Haa??Tapi laptopnya ada kan?

Bos:"Dengan Laptopnya sekalian"

Saya: "haaa??Kunci Brankas?

Bos: "Juga Ilang..."

Saya:"Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaa??'

Maka setelah banyak ber'HAA'-ria sayapun turut ikut mencari laptop Pak Boss. Bertanya kiri kanan kepada OB, kepada pegawai, kepada satpam. kepada anak-anak magang, bahkan kepada rumput yang bergoyang.
Jawaban mereka kompak:"Tidak Tahu"
Sambil bernyanyi "dimana??dimanaaaa??(a la Ayu Tingting)saya dan pak boss kembali mencari.

Mau tidak mau saya ikut-ikutan panik . Laptop itu berisi data-data kantor dan kunci brankas yang berisi harta kekayaan milik negara ( yang tidak diperdagangkan ). Kalo sampe tidak ketemu, entah bagaimana kelangsungan divisi saya nantinya

Berjam-jam lamanya kami mondar-mandir menelusuri napak tilas pak bos sebelum meninggalkan kantor kemarin sore.
Menurut Pak Boss, kemarin sore, sebelum beliau pergi bermain tenis, beliau pergi ke toilet di lantai bawah, setelah itu, ketemu sohib kentalnya, ngobrol, dan langsung ke lapangan dengan riang gembira.
Pak boss benar-benar lupa, dimana ia meletakkan tasnya itu.

Naluri investigatif saya pun tak bisa bekerja. Mengingat kronologis kejadian yang tak jelas, ditambah dengan perasaan bo**r yang tak tertahankan, maka setelah kesana-kemari mencari, saya hanya bisa membantu dengan do'a. Semoga laptop itu tak dicuri dan hanya salah taruh dI suatu tempatyang tak diketahui dan kalo pun laptop itu benar dicuri, maka saya berdoa semoga pencurinya insaf dan mau mengembalikan laptop yang teramat penting itu.

Bos saya kembali keluar ruangan.Galau.
Saya tetap di ruangan.Juga galau.

Hingga, saat saya menulis ini, laptop tersbut masih belum diketemukan.*Sigh (Makin galau--')

Thursday, October 20, 2011

Antara Solat dan 'Grand Prize' berhadiah Unta

Kemarin, sembari menunggu seseorang yang 'penting' di kampus, saya ngobrol gak jelas en ketawa-ketiwi sama seorang teman. Tanpa kami sadari adzan zhuhur telah berkumandang.


Teman sayapun berkata: "Wah, dah jam istirahat, jadi gimana nih?kita tunggu atau kau pergi solat dulu?"

Saya:"Hmmm....(menimbang-nimbang)

Teman saya: "Tau gak ka, kemarin saya dengar ceramahnya ustad Maulana, katanya kalo orang yang solat di awal waktu ibarat kata dia memperoleh hadiah Unta"

Saya:" Ooo...Kalo orang yang solat di tengah waktu?"

Teman saya: "Seperti mendapaat Sapi"

Saya: "Hmmm,,, kalo di akhir waktu?"

Teman Saya:"Mendapat kambing"

Saya:"Hmmm,,,(diam sejenak)

Teman saya:"So??"Kita solat dulu or tetap menunggu?

Saya:"Hmmmmmmmm.....(diam sejenak dan berpikir)"Harga unta sama sapi mahalan mana ?"

Teman saya:(GUBRAK!)*Jatohh.. "Meneketehe"

Saya: "Hmmm..kayaknya unta deh, kan unta bisa dipake perjalanan jauh..lagipula unta kenderaan nabi, pasti mahal, kalo gitu saya mo dapat unta dari Allah, lumayanlah di pake pergi kantor,(tertawa), yooook..solat yoookk.."

Teman saya:"enggg....saya temani kamu aja yaa?hehe^^V

Saya : :" Lho kok?"

Teman saya: "Hehe.., sebenarnya saya cuma pengen boker di musola"

Saya:(GUBRAK!!)*Terguling-guling #@%%$#%&^$#!#

Wednesday, October 19, 2011

STORY OF SNOW #Chapter 2

Hari-hari berikutnya di Iowa, saya masih tetap excited dengan salju. Begitu juga teman-teman lainnya.
Suatu pagi, di hari ke 3 saya di Iowa, Salju kembali turun. Saya baru saja selesai mandi ketika roomate saya,Lyla bilang: "Wow, di luar turun salju!"
Saya mengintip dari jendela kamar, dan benar. Butiran-butiran putih seperti kapas turun dari langit perlahan-lahan. Pohon cemara di sekitar apartemen mulai memutih ditimpa salju. Saya mendengar celotehan beberapa anak di luar, rupanya teman-teman dari apartemen sebelah yang sedang menikmati snowfall pertama mereka. Dengan segera saya mengambil kamera dan bergabung bersama mereka. Tak menyadari bahwa saya hanya menggunakan kemeja tipis, gloves, dan sendal jepit. Yeah..sendal jepit!


Excited bermain salju, lupa pake jaket..hoho


Witro and Vita before going to campus

Setelah asyik foto-foto, teman-teman mulai menuliskan nama orang-orang terkasih mereka di atas salju. Ada yang menulis nama pacarnya,kakaknya, adiknya, sobatnya dll. Saya yang tidak memilki pacar, tentu saja hanya menuliskan nama-nama sobat saya dan berharap kelak mereka bisa datang ke negeri ini dan menuliskan nama mereka sendiri di atas salju. Request nama di salju pun mulai berdatangan dari teman-teman di Indonesia, namun saya tidak bisa menulis nama mereka satu persatu karena meskipun salju masih turun ketika musim semi tiba, kegiatan di kampus yang padat dan salju (yang biasanya turun pagi-pagi)keburu mencair.#beribu-ribu sori temans

Wishing you both happily ever after:D

Siska on snow

Sari On Snow

STORY OF SNOW #Chapter One

Terlahir dan tinggal di negeri tropis, rasanya wajar bagi saya bila merasa 'excited' berlebihan ketika pertama kali melihat salju dan merasakan winter di negeri Paman Sam beberapa waktu lalu.
Di Indonesia, negara dua musim beriklim tropis, salju adalah hal yang mustahil. Sejak kecil, saya ingin sekali merasakan salju seperti yang kerap saya tonton di film-film. Kebetulan paman,kakak dan sahabat saya,Anggi,telah lebih dulu menginjakkan kaki di negeri bersalju,Denmark Amerika dan Kanada. Kepada mereka saya bertanya-tanya penuh rasa ingin tahu dengan mata yang berbinar-binar lebay.

Kepada om saya,tahun 1996:
Saya:"Om bagaimana rasanya salju
Om saya: "Dingin"
Saya:Om'salju bisa dimakan?"
Om saya:"Tidak, kotor karena diinjak-injak..
Saya: "Kalo yang baru turun dari langit?'
Om saya:"Banyak es di kulkas yang bisa di makan(-_-')
Saya: (*membayangkan salju turun dari langit, saya berlarian, menengadah,membuka mulut dan 'aaaammmmm...#makansalju)


Pada kakak saya berikutnya:
Saya:"gimana sih rasanya salju ntu??"
Kakak Saya: "Biasa aja, kayak es cukur tapi lebih alus"
Saya: (*memikirkan es cukur..slurpp)


Kepada sahabat saya:
Salju:"Salju itu dingin ya,gi?sedingin apa?"
Anggie:"Lebih dingin dari es di kulkas"
Saya: (*membayangkan es di kulkas dan menambah dinginnya beberapa derajad, Brrrr...)


Maka ketika saya mendaftar beasiswa IELSP tahun lalu, saya berdoa agar bisa lulus, juga menambahkan doa saya sebagai berikut:
"God, bila engkau memperkenankan saya untuk lulus beasiswa ini, maka please berangkatkanlah saya pas musim dingin, agar saya bisa merasakan salju sepeti yang saya lihat di tipi-tipi. Saya janji tidak akan membuat es cukur dari salju-salju itu, Aamiiinnnnn"

Dan Tuhan Yang Baik benar-benar mengabulkan permintaan saya. Saya lulus, dan akan ke Amerika pada bulan Februari, bertepatan dengan akhir musim dingin.
Tentu saja saya Happy :D #bersalto di udara

Ketika pesawat Delta Airlines hendak landing di bandara St Paul Mineapolis, mata saya tak berkedip menatap butiran-butiran halus yang turun dari langit .
"Oooo..jadi itu yang namanya salju"
Penuh suka cita, saya dan teman-teman lainnya 'menempel'di jendela pesawat menatap salju yang turun berderai-derai..(to be continued)
Snow on Minneapollis

The first time I saw the real snow:D

How Important CSR is...

Pengusaha muda itu tersenyum. Nampak jelas di wajahnya bahwa ia senang. Rekeningnya kembali terisi. Modal usahanya bertambah. Artinya usahanya dapat lebih berkembang. Tak henti-hentinya ia mengucap terima kasih kepada petugas CDC untuk bantuan modal yang digulirkan PT Telkom. Katanya, modal ini akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan usahanya. Saya tersenyum.Boss saya pun demikian.

Panti asuhan itu nampak memprihatinkan. Bangunannya sederhana. Terbuat dari papan. Beberapa anak kecil berlarian di halamannya. Ketika tim survey kami melihat-lihat ke dalam, saya tersentak, ternyata panti ini sama sekali tidak memiliki tempat tidur. Anak-anak panti tidur beralaskan tikar. Lalu mengalirlah bantuan dari CDC Telkom. Beberapa kasur spring bed Procella ukuran 2 serta uang tunai diserahkan kepada pihak panti. Dengan penuh rasa terima kasih, pengurus panti menjabat kami satu persatu.

Panitia pembangunan masjid Al-Hidayah itu mengakui bahwa sudah lama tanah wakaf ini akan dibangun sebuah masjid. Namun, sejak si pemilik tanah dan penyandang dana terbesar meninggal, bangunan masjid yang belum selesai ini terbengkalai. Tidak ada dana. Dana swadaya masyarakat tidak cukup untuk membantu penyelesaian bangunan ini. Kucuran dana PT Telkom kemudian mengalir. Dalam tempo beberapa bulan, masjid itu telah berdiri


Bekerja di CDC PT Telkom yang menangangi masalah Corporate Social Responsibility, membuat saya menyadari bahwa kegiatan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan memang sangatlah penting dalam menyokong kehidupan masyarakat.Perusahaan tidak seharusnya terus berorientasi pada bisnis semata namun harus memperhatikan kehidupan masyarakat sekitar sebagai publik eksternal perusahaan.
Bantuan pelestarian alam, penghijauan bersama karyawan-karyawati PT Telkom

Bantuan kepada anak-anak yatim piatu

Penyerahan bantuan pembangunan sarana ibadah


Dalam mata kuliah,Dasar-dasar Public Relations, saya mengetahui bahwa pencitraan perusahaan dapat dibangun dari kegiatan-kegiatan CSR. PT Telkom, telah membuktikan bahwa perusahaan telekomunikasi ini peduli terhadap masyarakat serta lingkungan sekitar. Berbagai jenis bantuan telah direalisasikan mulai dari bantuan dana bergulir bagi usaha kecil, bantuan bencana alam, bantuan beasiswa bagi orang yang tidak mampu, pembangunan sarana ibadah dan sarana umum, hingga bantuan pelestarian alam.
Dengan demikian,PT Telkom telah membantu program pemerintah dalam menanggulangi masalah-masalah sosial di masyarakat.


*HAPPY 155th ANNIVERSARY PT TELKOM INDONESIA

Thursday, October 13, 2011

Be On Time atau Kau Akan Menyesal!

Seperti yang kita dengar tentang Amerika bahwa waktu adalah sesuatu yang krusial. Time is Money. Orang Amerika sangatlah menghargai waktu.
Sebagai orang Indonesia, kita kenal betul tabiat masyarakat kita. Soal waktu, kita dikenal dan mengenal diri kita sendiri sebagai penganut jam karet. Kita tak bisa memungkiri hal itu sebab kenyataannya memang demikian(meski tidak semua orang Indonesia demikian). Selama di AS saya selalu berusaha untuk be on time dan mengikuti ritme kehidupan a la Amerika. Saya yang kerap datang lelet ke kampus, sebisa mungkin untuk tidak terlambat. Saya malu bila datang terlambat ke kelas. Bukan karena apa, tapi karena selama di AS, saya dan teman-teman bukan hanya merepresentasikan diri kami secara individu tetapi juga citra bangsa kami. Indonesia. Sebab ketika kami melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, bukan hanya nama kami yang dipertanyakan tapi asal muasal kami juga akan terbawa-bawa. Saya sadar betul hal itu. Oleh sebab itu, selama program IELSP ini, saya sebisa mungkin untuk tetap menjaga nama baik bangsa dengan tidak melakukan hal yang 'malu-malu'in.

Namun, kebiasaan jam karet yang sudah mendarah daging ini, tetap juga terbawa-bawa dalam kehidupan saya di AS. Pernah suatu kali, saya dan teman-teman hendak menghadiri suatu event mahasiswa di Memorial Union. Global Gala kalau ndak salah namanya. Dalam acara itu, akan ada pementasan dari mahasiswa-mahasiwa dari berbagai negara. Kami excited untuk pergi. Acaranya dijadwalkan akan dimulai pukul 8 malam. Sepulang kampus pukul 5 sore, saya menyempatkan diri untuk tidur sejenak . Saking mengantuknya, saya terbangun nanti pukul setengah 8 malam. Teman saya dari apartemen sebelah telah mengetuk pintu kamar saya berkali-kali. Setelah kaget saya buru-buru mengganti pakaian (tidak perlu mandi karena saya sama sekali tidak berkeringat sebab udara diluar masih dingin menusuk). Dalam sekejap saya siap. Lalu bergegas ke apartemen teman saya di apartemen No 8. Ketika tiba disana, rupanya teman saya Fik dan Alina masih tengah berdandan. Malam itu mereka mengenakan kebaya dan batik. Saya juga mengenakan batik berwarna coklat yang dipadu dengan celana jeans dan sepatu boot warna hitam. Kami mengecek jadwal bus, bus berikutnya akan tiba di halte Edenburn Dr pukul 8.45. Opss! Harusnya kami berangkat dengan bus sebelumnya yakni bus pukul 7.45, namun karena saya telat bangun, dan teman-teman saya masih bersiap-siap, mau tidak mau kami harus menunggu bus berikutnya. Walhasil ketika kami tiba di Memorial Union, acara Global Gala itu hampir selesai. Hanya sekitar 15 menit kami disana dan acara pun selesai. Saya menyesalll banget kala itu. Belum habis penyesalan saya, tiba-tiba teman saya, Luqman berkata bahwa jadwal bus terakhir yang melewati halte terdekat akan tiba pukul 10.00 am. Saya melirik jam, OMG! Kurang 5 menit lagi pukul sepuluh. Sementara kami harus berjalan menuju halte Cyride terdekat di depan UDCC. Dibutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana. Maka kami berlari secepat kami bisa agar tidak ketinggalan bus. Malam itu, ditengah dinginnya udara kota Ames dan di antara gedung-gedung Iowa State University, saya dan teman-teman berlarian sambil tertawa-tawa, menertawakan nasib kami yang apes banget malam itu. Beberapa orang teman sampai kehabisan napas gara-gara berlari. Sementara itu Luqman dan Yusuf (yang larinya paling kencang)telah tiba di halte. Setiba disana, halte kosong melompong, rupanya bus terakhir telah lewat. Fiuhhhh...sia-sia sudah kami berlarian ditengah malam. Udara Ames semakin menusuk-nusuk, dan meski saya membawa jaket dan memakai boot, saya lupa membawa gloves (sarung tangan).Brrr...kedingingan tentu saja.

'Menggelandang'tengah malam di Ames

Di tengah udara Ames yang menggigit, kami hanya bisa saling berpandangan. Bus terakhir telah lewat dan kami tidak tahu harus naik apa untuk bisa sampai di Schilletter Village, kompleks apartemen kami. Kami nyaris menelpon teman kami, Ian serta supervisor kami. Namun kami mengurungkan niat tersebut sebab kami tidak mau merepotkan orang lain. Dalam kegalauan dan kepekatan malam,salah seorang teman, Anggie kalau tidak salah, menyarankan agar kami pulang jalan kaki. Beberapa teman tidak setuju selain karena lokasinya cukup jauh, udara Ames benar-benar tidak bersahabat malam itu. Selain itu, berkeliaran malam-malam di Negeri Paman Sam,sama sekali bukan ide yang bagus, mengingat keselamatan kami sebagai foreigner. Ames sunyi dan senyap apalagi ditengah malam seperti ini. Saya baru saja mau mengiyakan saran Anggie tersebut, dalam hati saya berkata, "kapan lagi saya bisa jalan malam-malam di negeri orang bareng teman-teman seperti ini, pasti seru" namun tiba-tiba saya terpikir oleh psikopat(saya agak-agak parno dengan psikopat) yang berkeliaran malam-malam seperti yang kerap saya tonton di film Hollywood, maka saya langsung mengurungkan niat saya untuk mendukung pendapat anggi. Masih dalam kekalutan, Luqman mengecek kembali jadwal Cyride. Dan thanks God, rupanya ada bus bernama Moonlight Cyride yang beroperasi tengah malam. Nampaknya bus ini diperuntukkan bagi mereka yang pulang kemalaman dan ketinggalan bus terakhir seperti kami. Tapi kami harus menelpon bus tersebut agar mereka tahu dimana posisi kami. Gaswatnya tidak ada satupun dari kami yang memiliki telpon selular selama di Ames. Dalam gundah gulana bercampur geli, kami menengok ke bangunan bernama Union Drive Community Center (UCDD), tempat kami makan siang setiap hari yang berada tepat didepan kami. Dilantai bawah terdapat telpon umum. Kami berharap telpon itu dapat dipakai tanpa harus membeli kartu. Maka bergegaslah kami ke UDCC sambil berdoa semoga pintu masuknya gak dikunci, dan memang tak terkunci.(Fiuhh#ngelap ingus). UDCC nampak lengang, tak ada seorangpun di bangunan berlantai 3 itu. Seluruh karyawannya telah pulang. Kami langsung mencoba telpon umum yang terpasang didinding UDCC. Berhasil! Telpon diangkat oleh pihak Cyride dan mereka berkata bahwa mereka akan menjemput kami pukul 11.00 am di depan Memorial Union. Maka bergegaslah kami ke halte depan MU. Malam semakin larut, Ames semakin lengang. Kami berdiri sambil menunggu Cyride penyelamat kami di depan Campus Books Store. Segerombolan pemuda berkulit hitam lewat didepan kami sambil tertawa-tawa, salah seorang dari mereka menyapa kami bahkan langsung merangkul salah seorang teman saya, saya lupa siapa, Jali atau Yusuf sambil tertawa-tawa dan ngomong ngaco, sepertinya mabuk. Saya dan beberapa teman cewek lain langsung pucat. Waduh,,jangan sampai kami diapa-apain sama mereka. Dari jidat sudah jelas kami adalah pendatang. Teman saya (yang entah Jali atau Yusuf) masih tetap tenang sambil berusaha merespon si bule item dengan ramah, kemudian si bule pergi..Fiuhhh,,,lega.

Kehidupan malam di AS memang agak menakutkan, terlebih bila kau adalah pendatang.Itulah mengapa kami disarankan oleh Supervisor kami, Alyssa Xiong untuk tetap stay di apartemen bila malam tiba.
Sambil menunggu Cyride, saya memperhatikan para muda-mudi yang lewat ada yang berjalan kaki dan ada juga yang naik mobil sambil tertawa-tawa dan menyetel musik keras-keras.
Akibat tidak on time

Saat sedang menunggu Cyride, beberapa pemuda berwajah Melayu mendekat ke arah kami. Salah seorang teman saya langsung menyapa. "Are you Malaysian?". Mereka mengangguk dan ikut bergabung bersama kami. Rupanya ke tiga pemuda itu juga baru pulang dari Global Gala,seperti kami, mereka juga ketinggalan bus terakhir sehingga kebingungan mo naik apa pulang. Kami menjelaskan kondisi kami dan menawarkan mereka untuk ikut naik Cyride 'penyelamat' kami. Mereka pun langsung sumringah luar dalem.

Pukul 11 tepat Cyride penyelamatpun tiba. Kamipun selamat.

Sejak saat itu saya semakin sadar, bahwa jangan sekali-sekali bermain main dengan waktu bila tinggal di negeri Paman Sam. Bila tidak on time, silahkan terima akibatnya.

Wednesday, October 5, 2011

Ada Apa Dengan Cinta?Film Lawas Yang Gak Ada Matinya

Entah mengapa, beberapa hari lalu, saya jadi kepingin banget nonton film lawas Ada Apa Dengan Cinta?(AADC). Kiri kanan tanya file fimnya ma teman-teman gak ada yang punya, beruntung ada seorang teman yang berbaik hati mau meminjamkan kasetnya.



Film yang sempat booming di awal tahun 2000an ini emang keren abis. Selain Petualangan Sherina, film yang dibintangi Dian Sastrowardowo dan aktor cakep Nicolas Saputra didaulat sebagai film yang menandai kebangkitan film Indonesia yang sempat mati suri beberapa tahun sebelumnya. Ceritanya simpel, tentang romansa sepasang remaja yang awalnya saling membenci dan akhirnya saling jatuh cinta. AADC merepresentasikan kehidupan remaja pada umumnya. Ceria, labil dan tentu saja....jatuh cinta. Settingnya juga klasik, setting sekolahan. Gak heran memang, kisah kasih di sekolah adalah kisah klasik yang emang gak ada matinya. Dari jaman paramitha rusady, hingga kini.

Film ini muncul bersamaan dengan awal masa pubertas saya sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu saya mulai tau membedakan cowok cakep dan tidak cakep, dan Nicholas Saputra merupakan cowok paling cakep se indonesia (menurut saya) kala itu..hoho..

Cakepnyaaaaaaaa....tuing..tuing...:D


Cinta dan Benci emang beda tipis

Gara-gara film ini, demam Cinta Rangga menyebar ke seantero negeri. Mulai dari gaya berpakaian si Cinta (ingat gak dulu disekolahan sempat ngetrend pake kaos kaki selutut a la cinta n the genk?) Rambut dipanjangin, pake bandana and sepatu pink dan tentu saja kipas-kipas centil yang dibawa kesana kemari. Anak-anak cewek sok-sok'an nge geng kesana-kemari, 
Cowok -cowok sok-sok an cool a la Si Rangga.
Saya??sok-sok'an ngerti sastra. Gara-gara film ini saya jadi tertarik baca sastra, baca puisi-pusinya Om Chairil Anwar (meski saya gak ngerti maksudnya, hehe)sampe-sampe berniat mencari bukunya Syuman Djaya AKU yang jadi salah satu property utama di film ini. hahaa. 
Saya juga ingat, gara-gara film ini, salah atu kakak kelas saya waktu SMA bernama Razak( yang Pedeee banget) mengganti namanya menjadi Rangga. Bahkan di kursi kelasnya pun ia menulis"Kursi Ini Milik Rangga". Hedeuuww...anak-anak satu sekolah sampe shock dibuatnya lantaran gayanya yg kepedean a la Rangga (sementara secara fisik jauuhhh banget dari si Nicolas Saputra)#mudah-mudahan kakak kelas saya itu gak baca tulisan ini
Cinta and The Gank (Gadis-gadis jadi suka nge-geng gara2 film ini)

Secara tak langsung film ini memperkenalkan sastra pada generasi muda. Tau sendiri kan?betapa tak tertariknya generasi muda saat ini pada yang namanya sastra? Kalo bukan terdapat di pelajaran Bahasa Indonesia, mana mau anak sekarang belajar tentang sastra? Sastra itu kuno, sangat baheula. Begitu mungkin anggapan anak-anak muda jaman sekarang. Padahal karya sastra itu sangat membantu melestarikan bahasa Indonesia.

Dengan cerdas, Rudi Soejarwo menyisipkan hal ini di antara kisah cinta Cinta dan Rangga, dan see??saya jadi sok-sok'an suka sastra. #lol

Ingat gak puisi-puisi ini??

kulari ke hutan kemudian teriakku
kulari ke pantai kemudian menyanyiku
sepi.. sepi,, sendiri, aku benci
aku ingin bingar, aku ingin di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
pecahkan saja gelasnya biar ramai!
biar mengaduh sampai gaduh
ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera..
atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?


dan yang satu ini...

perempuan datang atas nama cinta
bunda pergi karena cinta
atas dirinya digenangi air racun jingga
adalah…
wajahmu seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
ada apa dengannya?
meninggalkan hati untuk dicaci
percaya…
sampai darah ke lututpun aku tak percaya
lalu…
rumput tersabit
sekali ini aku lihat karya Surga
dari mata seorang hawa
percaya…
tak tahu…
ada apa dengan cinta?
dan aku akan kembali dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu!
itu saja.


Beuhh..cakep banget ya kata-katanya?


Sukses film ini bisa dilihat dari penghargaan yang diperolehnya. Di ajang piala citra, Dian Sastro dan Nicolas Saputra mendapat banyak penghargaan. Bahkan melejitkan nama mereka dan menjadi Aktris dan Aktor papan atas Indonesia. Banyak orang berpendapat, gak ada film remaja Indonesia yang menyamai AADC. Saya sih stuju-stuju aja. Lha emang betul kok. Film Heartnya Acha-Irwansyah yang booming tahun 2006 pun gak ada apa-apanya menurut saya dibandingkan film yang satu ini. Eifell I'm in Love?alahh...lewatt..

Hingga saat ini,Ada Apa Dengan Cinta? Masih menempati urutan film remaja terfavorit versi saya dan mungkin juga anda.:D

Kiss as goodbye #Adegan 17+

Friday, October 21, 2011

I wanna make clouds,

I want to jump over fences,

Play with shadows,

Paint faces,

Get wet,

Invent,

Chase rainbows,

And collect stars,

LIFE IS ADVENTURE!


*iklan susu:D

FRIDAY MORNING YANG REMPONG --'

Bos saya panik. Pagi-pagi mondar-mandir ke sana-kemari. Saya yang baru saja datang langsung bertanya-tanya, ada apa gerangan?

Setelah bolak-balik keluar ruangan, bospun bertanya:" Ika, Liat tas laptop bapak kemarin?"

Saya:(sambil menyalakan komputer)kagak, pak bos, ada apa gerangan"?

Bos:"Tas laptop bapak ilang"

Saya:(ekspresi kaget)Haa??Tapi laptopnya ada kan?

Bos:"Dengan Laptopnya sekalian"

Saya: "haaa??Kunci Brankas?

Bos: "Juga Ilang..."

Saya:"Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaa??'

Maka setelah banyak ber'HAA'-ria sayapun turut ikut mencari laptop Pak Boss. Bertanya kiri kanan kepada OB, kepada pegawai, kepada satpam. kepada anak-anak magang, bahkan kepada rumput yang bergoyang.
Jawaban mereka kompak:"Tidak Tahu"
Sambil bernyanyi "dimana??dimanaaaa??(a la Ayu Tingting)saya dan pak boss kembali mencari.

Mau tidak mau saya ikut-ikutan panik . Laptop itu berisi data-data kantor dan kunci brankas yang berisi harta kekayaan milik negara ( yang tidak diperdagangkan ). Kalo sampe tidak ketemu, entah bagaimana kelangsungan divisi saya nantinya

Berjam-jam lamanya kami mondar-mandir menelusuri napak tilas pak bos sebelum meninggalkan kantor kemarin sore.
Menurut Pak Boss, kemarin sore, sebelum beliau pergi bermain tenis, beliau pergi ke toilet di lantai bawah, setelah itu, ketemu sohib kentalnya, ngobrol, dan langsung ke lapangan dengan riang gembira.
Pak boss benar-benar lupa, dimana ia meletakkan tasnya itu.

Naluri investigatif saya pun tak bisa bekerja. Mengingat kronologis kejadian yang tak jelas, ditambah dengan perasaan bo**r yang tak tertahankan, maka setelah kesana-kemari mencari, saya hanya bisa membantu dengan do'a. Semoga laptop itu tak dicuri dan hanya salah taruh dI suatu tempatyang tak diketahui dan kalo pun laptop itu benar dicuri, maka saya berdoa semoga pencurinya insaf dan mau mengembalikan laptop yang teramat penting itu.

Bos saya kembali keluar ruangan.Galau.
Saya tetap di ruangan.Juga galau.

Hingga, saat saya menulis ini, laptop tersbut masih belum diketemukan.*Sigh (Makin galau--')

Thursday, October 20, 2011

Antara Solat dan 'Grand Prize' berhadiah Unta

Kemarin, sembari menunggu seseorang yang 'penting' di kampus, saya ngobrol gak jelas en ketawa-ketiwi sama seorang teman. Tanpa kami sadari adzan zhuhur telah berkumandang.


Teman sayapun berkata: "Wah, dah jam istirahat, jadi gimana nih?kita tunggu atau kau pergi solat dulu?"

Saya:"Hmmm....(menimbang-nimbang)

Teman saya: "Tau gak ka, kemarin saya dengar ceramahnya ustad Maulana, katanya kalo orang yang solat di awal waktu ibarat kata dia memperoleh hadiah Unta"

Saya:" Ooo...Kalo orang yang solat di tengah waktu?"

Teman saya: "Seperti mendapaat Sapi"

Saya: "Hmmm,,, kalo di akhir waktu?"

Teman Saya:"Mendapat kambing"

Saya:"Hmmm,,,(diam sejenak)

Teman saya:"So??"Kita solat dulu or tetap menunggu?

Saya:"Hmmmmmmmm.....(diam sejenak dan berpikir)"Harga unta sama sapi mahalan mana ?"

Teman saya:(GUBRAK!)*Jatohh.. "Meneketehe"

Saya: "Hmmm..kayaknya unta deh, kan unta bisa dipake perjalanan jauh..lagipula unta kenderaan nabi, pasti mahal, kalo gitu saya mo dapat unta dari Allah, lumayanlah di pake pergi kantor,(tertawa), yooook..solat yoookk.."

Teman saya:"enggg....saya temani kamu aja yaa?hehe^^V

Saya : :" Lho kok?"

Teman saya: "Hehe.., sebenarnya saya cuma pengen boker di musola"

Saya:(GUBRAK!!)*Terguling-guling #@%%$#%&^$#!#

Wednesday, October 19, 2011

STORY OF SNOW #Chapter 2

Hari-hari berikutnya di Iowa, saya masih tetap excited dengan salju. Begitu juga teman-teman lainnya.
Suatu pagi, di hari ke 3 saya di Iowa, Salju kembali turun. Saya baru saja selesai mandi ketika roomate saya,Lyla bilang: "Wow, di luar turun salju!"
Saya mengintip dari jendela kamar, dan benar. Butiran-butiran putih seperti kapas turun dari langit perlahan-lahan. Pohon cemara di sekitar apartemen mulai memutih ditimpa salju. Saya mendengar celotehan beberapa anak di luar, rupanya teman-teman dari apartemen sebelah yang sedang menikmati snowfall pertama mereka. Dengan segera saya mengambil kamera dan bergabung bersama mereka. Tak menyadari bahwa saya hanya menggunakan kemeja tipis, gloves, dan sendal jepit. Yeah..sendal jepit!


Excited bermain salju, lupa pake jaket..hoho


Witro and Vita before going to campus

Setelah asyik foto-foto, teman-teman mulai menuliskan nama orang-orang terkasih mereka di atas salju. Ada yang menulis nama pacarnya,kakaknya, adiknya, sobatnya dll. Saya yang tidak memilki pacar, tentu saja hanya menuliskan nama-nama sobat saya dan berharap kelak mereka bisa datang ke negeri ini dan menuliskan nama mereka sendiri di atas salju. Request nama di salju pun mulai berdatangan dari teman-teman di Indonesia, namun saya tidak bisa menulis nama mereka satu persatu karena meskipun salju masih turun ketika musim semi tiba, kegiatan di kampus yang padat dan salju (yang biasanya turun pagi-pagi)keburu mencair.#beribu-ribu sori temans

Wishing you both happily ever after:D

Siska on snow

Sari On Snow

STORY OF SNOW #Chapter One

Terlahir dan tinggal di negeri tropis, rasanya wajar bagi saya bila merasa 'excited' berlebihan ketika pertama kali melihat salju dan merasakan winter di negeri Paman Sam beberapa waktu lalu.
Di Indonesia, negara dua musim beriklim tropis, salju adalah hal yang mustahil. Sejak kecil, saya ingin sekali merasakan salju seperti yang kerap saya tonton di film-film. Kebetulan paman,kakak dan sahabat saya,Anggi,telah lebih dulu menginjakkan kaki di negeri bersalju,Denmark Amerika dan Kanada. Kepada mereka saya bertanya-tanya penuh rasa ingin tahu dengan mata yang berbinar-binar lebay.

Kepada om saya,tahun 1996:
Saya:"Om bagaimana rasanya salju
Om saya: "Dingin"
Saya:Om'salju bisa dimakan?"
Om saya:"Tidak, kotor karena diinjak-injak..
Saya: "Kalo yang baru turun dari langit?'
Om saya:"Banyak es di kulkas yang bisa di makan(-_-')
Saya: (*membayangkan salju turun dari langit, saya berlarian, menengadah,membuka mulut dan 'aaaammmmm...#makansalju)


Pada kakak saya berikutnya:
Saya:"gimana sih rasanya salju ntu??"
Kakak Saya: "Biasa aja, kayak es cukur tapi lebih alus"
Saya: (*memikirkan es cukur..slurpp)


Kepada sahabat saya:
Salju:"Salju itu dingin ya,gi?sedingin apa?"
Anggie:"Lebih dingin dari es di kulkas"
Saya: (*membayangkan es di kulkas dan menambah dinginnya beberapa derajad, Brrrr...)


Maka ketika saya mendaftar beasiswa IELSP tahun lalu, saya berdoa agar bisa lulus, juga menambahkan doa saya sebagai berikut:
"God, bila engkau memperkenankan saya untuk lulus beasiswa ini, maka please berangkatkanlah saya pas musim dingin, agar saya bisa merasakan salju sepeti yang saya lihat di tipi-tipi. Saya janji tidak akan membuat es cukur dari salju-salju itu, Aamiiinnnnn"

Dan Tuhan Yang Baik benar-benar mengabulkan permintaan saya. Saya lulus, dan akan ke Amerika pada bulan Februari, bertepatan dengan akhir musim dingin.
Tentu saja saya Happy :D #bersalto di udara

Ketika pesawat Delta Airlines hendak landing di bandara St Paul Mineapolis, mata saya tak berkedip menatap butiran-butiran halus yang turun dari langit .
"Oooo..jadi itu yang namanya salju"
Penuh suka cita, saya dan teman-teman lainnya 'menempel'di jendela pesawat menatap salju yang turun berderai-derai..(to be continued)
Snow on Minneapollis

The first time I saw the real snow:D

How Important CSR is...

Pengusaha muda itu tersenyum. Nampak jelas di wajahnya bahwa ia senang. Rekeningnya kembali terisi. Modal usahanya bertambah. Artinya usahanya dapat lebih berkembang. Tak henti-hentinya ia mengucap terima kasih kepada petugas CDC untuk bantuan modal yang digulirkan PT Telkom. Katanya, modal ini akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan usahanya. Saya tersenyum.Boss saya pun demikian.

Panti asuhan itu nampak memprihatinkan. Bangunannya sederhana. Terbuat dari papan. Beberapa anak kecil berlarian di halamannya. Ketika tim survey kami melihat-lihat ke dalam, saya tersentak, ternyata panti ini sama sekali tidak memiliki tempat tidur. Anak-anak panti tidur beralaskan tikar. Lalu mengalirlah bantuan dari CDC Telkom. Beberapa kasur spring bed Procella ukuran 2 serta uang tunai diserahkan kepada pihak panti. Dengan penuh rasa terima kasih, pengurus panti menjabat kami satu persatu.

Panitia pembangunan masjid Al-Hidayah itu mengakui bahwa sudah lama tanah wakaf ini akan dibangun sebuah masjid. Namun, sejak si pemilik tanah dan penyandang dana terbesar meninggal, bangunan masjid yang belum selesai ini terbengkalai. Tidak ada dana. Dana swadaya masyarakat tidak cukup untuk membantu penyelesaian bangunan ini. Kucuran dana PT Telkom kemudian mengalir. Dalam tempo beberapa bulan, masjid itu telah berdiri


Bekerja di CDC PT Telkom yang menangangi masalah Corporate Social Responsibility, membuat saya menyadari bahwa kegiatan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan memang sangatlah penting dalam menyokong kehidupan masyarakat.Perusahaan tidak seharusnya terus berorientasi pada bisnis semata namun harus memperhatikan kehidupan masyarakat sekitar sebagai publik eksternal perusahaan.
Bantuan pelestarian alam, penghijauan bersama karyawan-karyawati PT Telkom

Bantuan kepada anak-anak yatim piatu

Penyerahan bantuan pembangunan sarana ibadah


Dalam mata kuliah,Dasar-dasar Public Relations, saya mengetahui bahwa pencitraan perusahaan dapat dibangun dari kegiatan-kegiatan CSR. PT Telkom, telah membuktikan bahwa perusahaan telekomunikasi ini peduli terhadap masyarakat serta lingkungan sekitar. Berbagai jenis bantuan telah direalisasikan mulai dari bantuan dana bergulir bagi usaha kecil, bantuan bencana alam, bantuan beasiswa bagi orang yang tidak mampu, pembangunan sarana ibadah dan sarana umum, hingga bantuan pelestarian alam.
Dengan demikian,PT Telkom telah membantu program pemerintah dalam menanggulangi masalah-masalah sosial di masyarakat.


*HAPPY 155th ANNIVERSARY PT TELKOM INDONESIA

Thursday, October 13, 2011

Be On Time atau Kau Akan Menyesal!

Seperti yang kita dengar tentang Amerika bahwa waktu adalah sesuatu yang krusial. Time is Money. Orang Amerika sangatlah menghargai waktu.
Sebagai orang Indonesia, kita kenal betul tabiat masyarakat kita. Soal waktu, kita dikenal dan mengenal diri kita sendiri sebagai penganut jam karet. Kita tak bisa memungkiri hal itu sebab kenyataannya memang demikian(meski tidak semua orang Indonesia demikian). Selama di AS saya selalu berusaha untuk be on time dan mengikuti ritme kehidupan a la Amerika. Saya yang kerap datang lelet ke kampus, sebisa mungkin untuk tidak terlambat. Saya malu bila datang terlambat ke kelas. Bukan karena apa, tapi karena selama di AS, saya dan teman-teman bukan hanya merepresentasikan diri kami secara individu tetapi juga citra bangsa kami. Indonesia. Sebab ketika kami melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, bukan hanya nama kami yang dipertanyakan tapi asal muasal kami juga akan terbawa-bawa. Saya sadar betul hal itu. Oleh sebab itu, selama program IELSP ini, saya sebisa mungkin untuk tetap menjaga nama baik bangsa dengan tidak melakukan hal yang 'malu-malu'in.

Namun, kebiasaan jam karet yang sudah mendarah daging ini, tetap juga terbawa-bawa dalam kehidupan saya di AS. Pernah suatu kali, saya dan teman-teman hendak menghadiri suatu event mahasiswa di Memorial Union. Global Gala kalau ndak salah namanya. Dalam acara itu, akan ada pementasan dari mahasiswa-mahasiwa dari berbagai negara. Kami excited untuk pergi. Acaranya dijadwalkan akan dimulai pukul 8 malam. Sepulang kampus pukul 5 sore, saya menyempatkan diri untuk tidur sejenak . Saking mengantuknya, saya terbangun nanti pukul setengah 8 malam. Teman saya dari apartemen sebelah telah mengetuk pintu kamar saya berkali-kali. Setelah kaget saya buru-buru mengganti pakaian (tidak perlu mandi karena saya sama sekali tidak berkeringat sebab udara diluar masih dingin menusuk). Dalam sekejap saya siap. Lalu bergegas ke apartemen teman saya di apartemen No 8. Ketika tiba disana, rupanya teman saya Fik dan Alina masih tengah berdandan. Malam itu mereka mengenakan kebaya dan batik. Saya juga mengenakan batik berwarna coklat yang dipadu dengan celana jeans dan sepatu boot warna hitam. Kami mengecek jadwal bus, bus berikutnya akan tiba di halte Edenburn Dr pukul 8.45. Opss! Harusnya kami berangkat dengan bus sebelumnya yakni bus pukul 7.45, namun karena saya telat bangun, dan teman-teman saya masih bersiap-siap, mau tidak mau kami harus menunggu bus berikutnya. Walhasil ketika kami tiba di Memorial Union, acara Global Gala itu hampir selesai. Hanya sekitar 15 menit kami disana dan acara pun selesai. Saya menyesalll banget kala itu. Belum habis penyesalan saya, tiba-tiba teman saya, Luqman berkata bahwa jadwal bus terakhir yang melewati halte terdekat akan tiba pukul 10.00 am. Saya melirik jam, OMG! Kurang 5 menit lagi pukul sepuluh. Sementara kami harus berjalan menuju halte Cyride terdekat di depan UDCC. Dibutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana. Maka kami berlari secepat kami bisa agar tidak ketinggalan bus. Malam itu, ditengah dinginnya udara kota Ames dan di antara gedung-gedung Iowa State University, saya dan teman-teman berlarian sambil tertawa-tawa, menertawakan nasib kami yang apes banget malam itu. Beberapa orang teman sampai kehabisan napas gara-gara berlari. Sementara itu Luqman dan Yusuf (yang larinya paling kencang)telah tiba di halte. Setiba disana, halte kosong melompong, rupanya bus terakhir telah lewat. Fiuhhhh...sia-sia sudah kami berlarian ditengah malam. Udara Ames semakin menusuk-nusuk, dan meski saya membawa jaket dan memakai boot, saya lupa membawa gloves (sarung tangan).Brrr...kedingingan tentu saja.

'Menggelandang'tengah malam di Ames

Di tengah udara Ames yang menggigit, kami hanya bisa saling berpandangan. Bus terakhir telah lewat dan kami tidak tahu harus naik apa untuk bisa sampai di Schilletter Village, kompleks apartemen kami. Kami nyaris menelpon teman kami, Ian serta supervisor kami. Namun kami mengurungkan niat tersebut sebab kami tidak mau merepotkan orang lain. Dalam kegalauan dan kepekatan malam,salah seorang teman, Anggie kalau tidak salah, menyarankan agar kami pulang jalan kaki. Beberapa teman tidak setuju selain karena lokasinya cukup jauh, udara Ames benar-benar tidak bersahabat malam itu. Selain itu, berkeliaran malam-malam di Negeri Paman Sam,sama sekali bukan ide yang bagus, mengingat keselamatan kami sebagai foreigner. Ames sunyi dan senyap apalagi ditengah malam seperti ini. Saya baru saja mau mengiyakan saran Anggie tersebut, dalam hati saya berkata, "kapan lagi saya bisa jalan malam-malam di negeri orang bareng teman-teman seperti ini, pasti seru" namun tiba-tiba saya terpikir oleh psikopat(saya agak-agak parno dengan psikopat) yang berkeliaran malam-malam seperti yang kerap saya tonton di film Hollywood, maka saya langsung mengurungkan niat saya untuk mendukung pendapat anggi. Masih dalam kekalutan, Luqman mengecek kembali jadwal Cyride. Dan thanks God, rupanya ada bus bernama Moonlight Cyride yang beroperasi tengah malam. Nampaknya bus ini diperuntukkan bagi mereka yang pulang kemalaman dan ketinggalan bus terakhir seperti kami. Tapi kami harus menelpon bus tersebut agar mereka tahu dimana posisi kami. Gaswatnya tidak ada satupun dari kami yang memiliki telpon selular selama di Ames. Dalam gundah gulana bercampur geli, kami menengok ke bangunan bernama Union Drive Community Center (UCDD), tempat kami makan siang setiap hari yang berada tepat didepan kami. Dilantai bawah terdapat telpon umum. Kami berharap telpon itu dapat dipakai tanpa harus membeli kartu. Maka bergegaslah kami ke UDCC sambil berdoa semoga pintu masuknya gak dikunci, dan memang tak terkunci.(Fiuhh#ngelap ingus). UDCC nampak lengang, tak ada seorangpun di bangunan berlantai 3 itu. Seluruh karyawannya telah pulang. Kami langsung mencoba telpon umum yang terpasang didinding UDCC. Berhasil! Telpon diangkat oleh pihak Cyride dan mereka berkata bahwa mereka akan menjemput kami pukul 11.00 am di depan Memorial Union. Maka bergegaslah kami ke halte depan MU. Malam semakin larut, Ames semakin lengang. Kami berdiri sambil menunggu Cyride penyelamat kami di depan Campus Books Store. Segerombolan pemuda berkulit hitam lewat didepan kami sambil tertawa-tawa, salah seorang dari mereka menyapa kami bahkan langsung merangkul salah seorang teman saya, saya lupa siapa, Jali atau Yusuf sambil tertawa-tawa dan ngomong ngaco, sepertinya mabuk. Saya dan beberapa teman cewek lain langsung pucat. Waduh,,jangan sampai kami diapa-apain sama mereka. Dari jidat sudah jelas kami adalah pendatang. Teman saya (yang entah Jali atau Yusuf) masih tetap tenang sambil berusaha merespon si bule item dengan ramah, kemudian si bule pergi..Fiuhhh,,,lega.

Kehidupan malam di AS memang agak menakutkan, terlebih bila kau adalah pendatang.Itulah mengapa kami disarankan oleh Supervisor kami, Alyssa Xiong untuk tetap stay di apartemen bila malam tiba.
Sambil menunggu Cyride, saya memperhatikan para muda-mudi yang lewat ada yang berjalan kaki dan ada juga yang naik mobil sambil tertawa-tawa dan menyetel musik keras-keras.
Akibat tidak on time

Saat sedang menunggu Cyride, beberapa pemuda berwajah Melayu mendekat ke arah kami. Salah seorang teman saya langsung menyapa. "Are you Malaysian?". Mereka mengangguk dan ikut bergabung bersama kami. Rupanya ke tiga pemuda itu juga baru pulang dari Global Gala,seperti kami, mereka juga ketinggalan bus terakhir sehingga kebingungan mo naik apa pulang. Kami menjelaskan kondisi kami dan menawarkan mereka untuk ikut naik Cyride 'penyelamat' kami. Mereka pun langsung sumringah luar dalem.

Pukul 11 tepat Cyride penyelamatpun tiba. Kamipun selamat.

Sejak saat itu saya semakin sadar, bahwa jangan sekali-sekali bermain main dengan waktu bila tinggal di negeri Paman Sam. Bila tidak on time, silahkan terima akibatnya.

Wednesday, October 5, 2011

Ada Apa Dengan Cinta?Film Lawas Yang Gak Ada Matinya

Entah mengapa, beberapa hari lalu, saya jadi kepingin banget nonton film lawas Ada Apa Dengan Cinta?(AADC). Kiri kanan tanya file fimnya ma teman-teman gak ada yang punya, beruntung ada seorang teman yang berbaik hati mau meminjamkan kasetnya.



Film yang sempat booming di awal tahun 2000an ini emang keren abis. Selain Petualangan Sherina, film yang dibintangi Dian Sastrowardowo dan aktor cakep Nicolas Saputra didaulat sebagai film yang menandai kebangkitan film Indonesia yang sempat mati suri beberapa tahun sebelumnya. Ceritanya simpel, tentang romansa sepasang remaja yang awalnya saling membenci dan akhirnya saling jatuh cinta. AADC merepresentasikan kehidupan remaja pada umumnya. Ceria, labil dan tentu saja....jatuh cinta. Settingnya juga klasik, setting sekolahan. Gak heran memang, kisah kasih di sekolah adalah kisah klasik yang emang gak ada matinya. Dari jaman paramitha rusady, hingga kini.

Film ini muncul bersamaan dengan awal masa pubertas saya sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu saya mulai tau membedakan cowok cakep dan tidak cakep, dan Nicholas Saputra merupakan cowok paling cakep se indonesia (menurut saya) kala itu..hoho..

Cakepnyaaaaaaaa....tuing..tuing...:D


Cinta dan Benci emang beda tipis

Gara-gara film ini, demam Cinta Rangga menyebar ke seantero negeri. Mulai dari gaya berpakaian si Cinta (ingat gak dulu disekolahan sempat ngetrend pake kaos kaki selutut a la cinta n the genk?) Rambut dipanjangin, pake bandana and sepatu pink dan tentu saja kipas-kipas centil yang dibawa kesana kemari. Anak-anak cewek sok-sok'an nge geng kesana-kemari, 
Cowok -cowok sok-sok an cool a la Si Rangga.
Saya??sok-sok'an ngerti sastra. Gara-gara film ini saya jadi tertarik baca sastra, baca puisi-pusinya Om Chairil Anwar (meski saya gak ngerti maksudnya, hehe)sampe-sampe berniat mencari bukunya Syuman Djaya AKU yang jadi salah satu property utama di film ini. hahaa. 
Saya juga ingat, gara-gara film ini, salah atu kakak kelas saya waktu SMA bernama Razak( yang Pedeee banget) mengganti namanya menjadi Rangga. Bahkan di kursi kelasnya pun ia menulis"Kursi Ini Milik Rangga". Hedeuuww...anak-anak satu sekolah sampe shock dibuatnya lantaran gayanya yg kepedean a la Rangga (sementara secara fisik jauuhhh banget dari si Nicolas Saputra)#mudah-mudahan kakak kelas saya itu gak baca tulisan ini
Cinta and The Gank (Gadis-gadis jadi suka nge-geng gara2 film ini)

Secara tak langsung film ini memperkenalkan sastra pada generasi muda. Tau sendiri kan?betapa tak tertariknya generasi muda saat ini pada yang namanya sastra? Kalo bukan terdapat di pelajaran Bahasa Indonesia, mana mau anak sekarang belajar tentang sastra? Sastra itu kuno, sangat baheula. Begitu mungkin anggapan anak-anak muda jaman sekarang. Padahal karya sastra itu sangat membantu melestarikan bahasa Indonesia.

Dengan cerdas, Rudi Soejarwo menyisipkan hal ini di antara kisah cinta Cinta dan Rangga, dan see??saya jadi sok-sok'an suka sastra. #lol

Ingat gak puisi-puisi ini??

kulari ke hutan kemudian teriakku
kulari ke pantai kemudian menyanyiku
sepi.. sepi,, sendiri, aku benci
aku ingin bingar, aku ingin di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
pecahkan saja gelasnya biar ramai!
biar mengaduh sampai gaduh
ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera..
atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?


dan yang satu ini...

perempuan datang atas nama cinta
bunda pergi karena cinta
atas dirinya digenangi air racun jingga
adalah…
wajahmu seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
ada apa dengannya?
meninggalkan hati untuk dicaci
percaya…
sampai darah ke lututpun aku tak percaya
lalu…
rumput tersabit
sekali ini aku lihat karya Surga
dari mata seorang hawa
percaya…
tak tahu…
ada apa dengan cinta?
dan aku akan kembali dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu!
itu saja.


Beuhh..cakep banget ya kata-katanya?


Sukses film ini bisa dilihat dari penghargaan yang diperolehnya. Di ajang piala citra, Dian Sastro dan Nicolas Saputra mendapat banyak penghargaan. Bahkan melejitkan nama mereka dan menjadi Aktris dan Aktor papan atas Indonesia. Banyak orang berpendapat, gak ada film remaja Indonesia yang menyamai AADC. Saya sih stuju-stuju aja. Lha emang betul kok. Film Heartnya Acha-Irwansyah yang booming tahun 2006 pun gak ada apa-apanya menurut saya dibandingkan film yang satu ini. Eifell I'm in Love?alahh...lewatt..

Hingga saat ini,Ada Apa Dengan Cinta? Masih menempati urutan film remaja terfavorit versi saya dan mungkin juga anda.:D

Kiss as goodbye #Adegan 17+

Blogger templates

Free Cloud Cursors at www.totallyfreecursors.com
Kegagalan selalu membangkitkan rasa penasaran. Menyerah berarti berbuat kekonyolan. Bangkit, berlari dan teruslah berjuang! (rfs)

Friday, October 21, 2011

I wanna make clouds,

I want to jump over fences,

Play with shadows,

Paint faces,

Get wet,

Invent,

Chase rainbows,

And collect stars,

LIFE IS ADVENTURE!


*iklan susu:D

FRIDAY MORNING YANG REMPONG --'

Bos saya panik. Pagi-pagi mondar-mandir ke sana-kemari. Saya yang baru saja datang langsung bertanya-tanya, ada apa gerangan?

Setelah bolak-balik keluar ruangan, bospun bertanya:" Ika, Liat tas laptop bapak kemarin?"

Saya:(sambil menyalakan komputer)kagak, pak bos, ada apa gerangan"?

Bos:"Tas laptop bapak ilang"

Saya:(ekspresi kaget)Haa??Tapi laptopnya ada kan?

Bos:"Dengan Laptopnya sekalian"

Saya: "haaa??Kunci Brankas?

Bos: "Juga Ilang..."

Saya:"Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaa??'

Maka setelah banyak ber'HAA'-ria sayapun turut ikut mencari laptop Pak Boss. Bertanya kiri kanan kepada OB, kepada pegawai, kepada satpam. kepada anak-anak magang, bahkan kepada rumput yang bergoyang.
Jawaban mereka kompak:"Tidak Tahu"
Sambil bernyanyi "dimana??dimanaaaa??(a la Ayu Tingting)saya dan pak boss kembali mencari.

Mau tidak mau saya ikut-ikutan panik . Laptop itu berisi data-data kantor dan kunci brankas yang berisi harta kekayaan milik negara ( yang tidak diperdagangkan ). Kalo sampe tidak ketemu, entah bagaimana kelangsungan divisi saya nantinya

Berjam-jam lamanya kami mondar-mandir menelusuri napak tilas pak bos sebelum meninggalkan kantor kemarin sore.
Menurut Pak Boss, kemarin sore, sebelum beliau pergi bermain tenis, beliau pergi ke toilet di lantai bawah, setelah itu, ketemu sohib kentalnya, ngobrol, dan langsung ke lapangan dengan riang gembira.
Pak boss benar-benar lupa, dimana ia meletakkan tasnya itu.

Naluri investigatif saya pun tak bisa bekerja. Mengingat kronologis kejadian yang tak jelas, ditambah dengan perasaan bo**r yang tak tertahankan, maka setelah kesana-kemari mencari, saya hanya bisa membantu dengan do'a. Semoga laptop itu tak dicuri dan hanya salah taruh dI suatu tempatyang tak diketahui dan kalo pun laptop itu benar dicuri, maka saya berdoa semoga pencurinya insaf dan mau mengembalikan laptop yang teramat penting itu.

Bos saya kembali keluar ruangan.Galau.
Saya tetap di ruangan.Juga galau.

Hingga, saat saya menulis ini, laptop tersbut masih belum diketemukan.*Sigh (Makin galau--')

Thursday, October 20, 2011

Antara Solat dan 'Grand Prize' berhadiah Unta

Kemarin, sembari menunggu seseorang yang 'penting' di kampus, saya ngobrol gak jelas en ketawa-ketiwi sama seorang teman. Tanpa kami sadari adzan zhuhur telah berkumandang.


Teman sayapun berkata: "Wah, dah jam istirahat, jadi gimana nih?kita tunggu atau kau pergi solat dulu?"

Saya:"Hmmm....(menimbang-nimbang)

Teman saya: "Tau gak ka, kemarin saya dengar ceramahnya ustad Maulana, katanya kalo orang yang solat di awal waktu ibarat kata dia memperoleh hadiah Unta"

Saya:" Ooo...Kalo orang yang solat di tengah waktu?"

Teman saya: "Seperti mendapaat Sapi"

Saya: "Hmmm,,, kalo di akhir waktu?"

Teman Saya:"Mendapat kambing"

Saya:"Hmmm,,,(diam sejenak)

Teman saya:"So??"Kita solat dulu or tetap menunggu?

Saya:"Hmmmmmmmm.....(diam sejenak dan berpikir)"Harga unta sama sapi mahalan mana ?"

Teman saya:(GUBRAK!)*Jatohh.. "Meneketehe"

Saya: "Hmmm..kayaknya unta deh, kan unta bisa dipake perjalanan jauh..lagipula unta kenderaan nabi, pasti mahal, kalo gitu saya mo dapat unta dari Allah, lumayanlah di pake pergi kantor,(tertawa), yooook..solat yoookk.."

Teman saya:"enggg....saya temani kamu aja yaa?hehe^^V

Saya : :" Lho kok?"

Teman saya: "Hehe.., sebenarnya saya cuma pengen boker di musola"

Saya:(GUBRAK!!)*Terguling-guling #@%%$#%&^$#!#

Wednesday, October 19, 2011

STORY OF SNOW #Chapter 2

Hari-hari berikutnya di Iowa, saya masih tetap excited dengan salju. Begitu juga teman-teman lainnya.
Suatu pagi, di hari ke 3 saya di Iowa, Salju kembali turun. Saya baru saja selesai mandi ketika roomate saya,Lyla bilang: "Wow, di luar turun salju!"
Saya mengintip dari jendela kamar, dan benar. Butiran-butiran putih seperti kapas turun dari langit perlahan-lahan. Pohon cemara di sekitar apartemen mulai memutih ditimpa salju. Saya mendengar celotehan beberapa anak di luar, rupanya teman-teman dari apartemen sebelah yang sedang menikmati snowfall pertama mereka. Dengan segera saya mengambil kamera dan bergabung bersama mereka. Tak menyadari bahwa saya hanya menggunakan kemeja tipis, gloves, dan sendal jepit. Yeah..sendal jepit!


Excited bermain salju, lupa pake jaket..hoho


Witro and Vita before going to campus

Setelah asyik foto-foto, teman-teman mulai menuliskan nama orang-orang terkasih mereka di atas salju. Ada yang menulis nama pacarnya,kakaknya, adiknya, sobatnya dll. Saya yang tidak memilki pacar, tentu saja hanya menuliskan nama-nama sobat saya dan berharap kelak mereka bisa datang ke negeri ini dan menuliskan nama mereka sendiri di atas salju. Request nama di salju pun mulai berdatangan dari teman-teman di Indonesia, namun saya tidak bisa menulis nama mereka satu persatu karena meskipun salju masih turun ketika musim semi tiba, kegiatan di kampus yang padat dan salju (yang biasanya turun pagi-pagi)keburu mencair.#beribu-ribu sori temans

Wishing you both happily ever after:D

Siska on snow

Sari On Snow

STORY OF SNOW #Chapter One

Terlahir dan tinggal di negeri tropis, rasanya wajar bagi saya bila merasa 'excited' berlebihan ketika pertama kali melihat salju dan merasakan winter di negeri Paman Sam beberapa waktu lalu.
Di Indonesia, negara dua musim beriklim tropis, salju adalah hal yang mustahil. Sejak kecil, saya ingin sekali merasakan salju seperti yang kerap saya tonton di film-film. Kebetulan paman,kakak dan sahabat saya,Anggi,telah lebih dulu menginjakkan kaki di negeri bersalju,Denmark Amerika dan Kanada. Kepada mereka saya bertanya-tanya penuh rasa ingin tahu dengan mata yang berbinar-binar lebay.

Kepada om saya,tahun 1996:
Saya:"Om bagaimana rasanya salju
Om saya: "Dingin"
Saya:Om'salju bisa dimakan?"
Om saya:"Tidak, kotor karena diinjak-injak..
Saya: "Kalo yang baru turun dari langit?'
Om saya:"Banyak es di kulkas yang bisa di makan(-_-')
Saya: (*membayangkan salju turun dari langit, saya berlarian, menengadah,membuka mulut dan 'aaaammmmm...#makansalju)


Pada kakak saya berikutnya:
Saya:"gimana sih rasanya salju ntu??"
Kakak Saya: "Biasa aja, kayak es cukur tapi lebih alus"
Saya: (*memikirkan es cukur..slurpp)


Kepada sahabat saya:
Salju:"Salju itu dingin ya,gi?sedingin apa?"
Anggie:"Lebih dingin dari es di kulkas"
Saya: (*membayangkan es di kulkas dan menambah dinginnya beberapa derajad, Brrrr...)


Maka ketika saya mendaftar beasiswa IELSP tahun lalu, saya berdoa agar bisa lulus, juga menambahkan doa saya sebagai berikut:
"God, bila engkau memperkenankan saya untuk lulus beasiswa ini, maka please berangkatkanlah saya pas musim dingin, agar saya bisa merasakan salju sepeti yang saya lihat di tipi-tipi. Saya janji tidak akan membuat es cukur dari salju-salju itu, Aamiiinnnnn"

Dan Tuhan Yang Baik benar-benar mengabulkan permintaan saya. Saya lulus, dan akan ke Amerika pada bulan Februari, bertepatan dengan akhir musim dingin.
Tentu saja saya Happy :D #bersalto di udara

Ketika pesawat Delta Airlines hendak landing di bandara St Paul Mineapolis, mata saya tak berkedip menatap butiran-butiran halus yang turun dari langit .
"Oooo..jadi itu yang namanya salju"
Penuh suka cita, saya dan teman-teman lainnya 'menempel'di jendela pesawat menatap salju yang turun berderai-derai..(to be continued)
Snow on Minneapollis

The first time I saw the real snow:D

How Important CSR is...

Pengusaha muda itu tersenyum. Nampak jelas di wajahnya bahwa ia senang. Rekeningnya kembali terisi. Modal usahanya bertambah. Artinya usahanya dapat lebih berkembang. Tak henti-hentinya ia mengucap terima kasih kepada petugas CDC untuk bantuan modal yang digulirkan PT Telkom. Katanya, modal ini akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan usahanya. Saya tersenyum.Boss saya pun demikian.

Panti asuhan itu nampak memprihatinkan. Bangunannya sederhana. Terbuat dari papan. Beberapa anak kecil berlarian di halamannya. Ketika tim survey kami melihat-lihat ke dalam, saya tersentak, ternyata panti ini sama sekali tidak memiliki tempat tidur. Anak-anak panti tidur beralaskan tikar. Lalu mengalirlah bantuan dari CDC Telkom. Beberapa kasur spring bed Procella ukuran 2 serta uang tunai diserahkan kepada pihak panti. Dengan penuh rasa terima kasih, pengurus panti menjabat kami satu persatu.

Panitia pembangunan masjid Al-Hidayah itu mengakui bahwa sudah lama tanah wakaf ini akan dibangun sebuah masjid. Namun, sejak si pemilik tanah dan penyandang dana terbesar meninggal, bangunan masjid yang belum selesai ini terbengkalai. Tidak ada dana. Dana swadaya masyarakat tidak cukup untuk membantu penyelesaian bangunan ini. Kucuran dana PT Telkom kemudian mengalir. Dalam tempo beberapa bulan, masjid itu telah berdiri


Bekerja di CDC PT Telkom yang menangangi masalah Corporate Social Responsibility, membuat saya menyadari bahwa kegiatan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan memang sangatlah penting dalam menyokong kehidupan masyarakat.Perusahaan tidak seharusnya terus berorientasi pada bisnis semata namun harus memperhatikan kehidupan masyarakat sekitar sebagai publik eksternal perusahaan.
Bantuan pelestarian alam, penghijauan bersama karyawan-karyawati PT Telkom

Bantuan kepada anak-anak yatim piatu

Penyerahan bantuan pembangunan sarana ibadah


Dalam mata kuliah,Dasar-dasar Public Relations, saya mengetahui bahwa pencitraan perusahaan dapat dibangun dari kegiatan-kegiatan CSR. PT Telkom, telah membuktikan bahwa perusahaan telekomunikasi ini peduli terhadap masyarakat serta lingkungan sekitar. Berbagai jenis bantuan telah direalisasikan mulai dari bantuan dana bergulir bagi usaha kecil, bantuan bencana alam, bantuan beasiswa bagi orang yang tidak mampu, pembangunan sarana ibadah dan sarana umum, hingga bantuan pelestarian alam.
Dengan demikian,PT Telkom telah membantu program pemerintah dalam menanggulangi masalah-masalah sosial di masyarakat.


*HAPPY 155th ANNIVERSARY PT TELKOM INDONESIA

Thursday, October 13, 2011

Be On Time atau Kau Akan Menyesal!

Seperti yang kita dengar tentang Amerika bahwa waktu adalah sesuatu yang krusial. Time is Money. Orang Amerika sangatlah menghargai waktu.
Sebagai orang Indonesia, kita kenal betul tabiat masyarakat kita. Soal waktu, kita dikenal dan mengenal diri kita sendiri sebagai penganut jam karet. Kita tak bisa memungkiri hal itu sebab kenyataannya memang demikian(meski tidak semua orang Indonesia demikian). Selama di AS saya selalu berusaha untuk be on time dan mengikuti ritme kehidupan a la Amerika. Saya yang kerap datang lelet ke kampus, sebisa mungkin untuk tidak terlambat. Saya malu bila datang terlambat ke kelas. Bukan karena apa, tapi karena selama di AS, saya dan teman-teman bukan hanya merepresentasikan diri kami secara individu tetapi juga citra bangsa kami. Indonesia. Sebab ketika kami melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, bukan hanya nama kami yang dipertanyakan tapi asal muasal kami juga akan terbawa-bawa. Saya sadar betul hal itu. Oleh sebab itu, selama program IELSP ini, saya sebisa mungkin untuk tetap menjaga nama baik bangsa dengan tidak melakukan hal yang 'malu-malu'in.

Namun, kebiasaan jam karet yang sudah mendarah daging ini, tetap juga terbawa-bawa dalam kehidupan saya di AS. Pernah suatu kali, saya dan teman-teman hendak menghadiri suatu event mahasiswa di Memorial Union. Global Gala kalau ndak salah namanya. Dalam acara itu, akan ada pementasan dari mahasiswa-mahasiwa dari berbagai negara. Kami excited untuk pergi. Acaranya dijadwalkan akan dimulai pukul 8 malam. Sepulang kampus pukul 5 sore, saya menyempatkan diri untuk tidur sejenak . Saking mengantuknya, saya terbangun nanti pukul setengah 8 malam. Teman saya dari apartemen sebelah telah mengetuk pintu kamar saya berkali-kali. Setelah kaget saya buru-buru mengganti pakaian (tidak perlu mandi karena saya sama sekali tidak berkeringat sebab udara diluar masih dingin menusuk). Dalam sekejap saya siap. Lalu bergegas ke apartemen teman saya di apartemen No 8. Ketika tiba disana, rupanya teman saya Fik dan Alina masih tengah berdandan. Malam itu mereka mengenakan kebaya dan batik. Saya juga mengenakan batik berwarna coklat yang dipadu dengan celana jeans dan sepatu boot warna hitam. Kami mengecek jadwal bus, bus berikutnya akan tiba di halte Edenburn Dr pukul 8.45. Opss! Harusnya kami berangkat dengan bus sebelumnya yakni bus pukul 7.45, namun karena saya telat bangun, dan teman-teman saya masih bersiap-siap, mau tidak mau kami harus menunggu bus berikutnya. Walhasil ketika kami tiba di Memorial Union, acara Global Gala itu hampir selesai. Hanya sekitar 15 menit kami disana dan acara pun selesai. Saya menyesalll banget kala itu. Belum habis penyesalan saya, tiba-tiba teman saya, Luqman berkata bahwa jadwal bus terakhir yang melewati halte terdekat akan tiba pukul 10.00 am. Saya melirik jam, OMG! Kurang 5 menit lagi pukul sepuluh. Sementara kami harus berjalan menuju halte Cyride terdekat di depan UDCC. Dibutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana. Maka kami berlari secepat kami bisa agar tidak ketinggalan bus. Malam itu, ditengah dinginnya udara kota Ames dan di antara gedung-gedung Iowa State University, saya dan teman-teman berlarian sambil tertawa-tawa, menertawakan nasib kami yang apes banget malam itu. Beberapa orang teman sampai kehabisan napas gara-gara berlari. Sementara itu Luqman dan Yusuf (yang larinya paling kencang)telah tiba di halte. Setiba disana, halte kosong melompong, rupanya bus terakhir telah lewat. Fiuhhhh...sia-sia sudah kami berlarian ditengah malam. Udara Ames semakin menusuk-nusuk, dan meski saya membawa jaket dan memakai boot, saya lupa membawa gloves (sarung tangan).Brrr...kedingingan tentu saja.

'Menggelandang'tengah malam di Ames

Di tengah udara Ames yang menggigit, kami hanya bisa saling berpandangan. Bus terakhir telah lewat dan kami tidak tahu harus naik apa untuk bisa sampai di Schilletter Village, kompleks apartemen kami. Kami nyaris menelpon teman kami, Ian serta supervisor kami. Namun kami mengurungkan niat tersebut sebab kami tidak mau merepotkan orang lain. Dalam kegalauan dan kepekatan malam,salah seorang teman, Anggie kalau tidak salah, menyarankan agar kami pulang jalan kaki. Beberapa teman tidak setuju selain karena lokasinya cukup jauh, udara Ames benar-benar tidak bersahabat malam itu. Selain itu, berkeliaran malam-malam di Negeri Paman Sam,sama sekali bukan ide yang bagus, mengingat keselamatan kami sebagai foreigner. Ames sunyi dan senyap apalagi ditengah malam seperti ini. Saya baru saja mau mengiyakan saran Anggie tersebut, dalam hati saya berkata, "kapan lagi saya bisa jalan malam-malam di negeri orang bareng teman-teman seperti ini, pasti seru" namun tiba-tiba saya terpikir oleh psikopat(saya agak-agak parno dengan psikopat) yang berkeliaran malam-malam seperti yang kerap saya tonton di film Hollywood, maka saya langsung mengurungkan niat saya untuk mendukung pendapat anggi. Masih dalam kekalutan, Luqman mengecek kembali jadwal Cyride. Dan thanks God, rupanya ada bus bernama Moonlight Cyride yang beroperasi tengah malam. Nampaknya bus ini diperuntukkan bagi mereka yang pulang kemalaman dan ketinggalan bus terakhir seperti kami. Tapi kami harus menelpon bus tersebut agar mereka tahu dimana posisi kami. Gaswatnya tidak ada satupun dari kami yang memiliki telpon selular selama di Ames. Dalam gundah gulana bercampur geli, kami menengok ke bangunan bernama Union Drive Community Center (UCDD), tempat kami makan siang setiap hari yang berada tepat didepan kami. Dilantai bawah terdapat telpon umum. Kami berharap telpon itu dapat dipakai tanpa harus membeli kartu. Maka bergegaslah kami ke UDCC sambil berdoa semoga pintu masuknya gak dikunci, dan memang tak terkunci.(Fiuhh#ngelap ingus). UDCC nampak lengang, tak ada seorangpun di bangunan berlantai 3 itu. Seluruh karyawannya telah pulang. Kami langsung mencoba telpon umum yang terpasang didinding UDCC. Berhasil! Telpon diangkat oleh pihak Cyride dan mereka berkata bahwa mereka akan menjemput kami pukul 11.00 am di depan Memorial Union. Maka bergegaslah kami ke halte depan MU. Malam semakin larut, Ames semakin lengang. Kami berdiri sambil menunggu Cyride penyelamat kami di depan Campus Books Store. Segerombolan pemuda berkulit hitam lewat didepan kami sambil tertawa-tawa, salah seorang dari mereka menyapa kami bahkan langsung merangkul salah seorang teman saya, saya lupa siapa, Jali atau Yusuf sambil tertawa-tawa dan ngomong ngaco, sepertinya mabuk. Saya dan beberapa teman cewek lain langsung pucat. Waduh,,jangan sampai kami diapa-apain sama mereka. Dari jidat sudah jelas kami adalah pendatang. Teman saya (yang entah Jali atau Yusuf) masih tetap tenang sambil berusaha merespon si bule item dengan ramah, kemudian si bule pergi..Fiuhhh,,,lega.

Kehidupan malam di AS memang agak menakutkan, terlebih bila kau adalah pendatang.Itulah mengapa kami disarankan oleh Supervisor kami, Alyssa Xiong untuk tetap stay di apartemen bila malam tiba.
Sambil menunggu Cyride, saya memperhatikan para muda-mudi yang lewat ada yang berjalan kaki dan ada juga yang naik mobil sambil tertawa-tawa dan menyetel musik keras-keras.
Akibat tidak on time

Saat sedang menunggu Cyride, beberapa pemuda berwajah Melayu mendekat ke arah kami. Salah seorang teman saya langsung menyapa. "Are you Malaysian?". Mereka mengangguk dan ikut bergabung bersama kami. Rupanya ke tiga pemuda itu juga baru pulang dari Global Gala,seperti kami, mereka juga ketinggalan bus terakhir sehingga kebingungan mo naik apa pulang. Kami menjelaskan kondisi kami dan menawarkan mereka untuk ikut naik Cyride 'penyelamat' kami. Mereka pun langsung sumringah luar dalem.

Pukul 11 tepat Cyride penyelamatpun tiba. Kamipun selamat.

Sejak saat itu saya semakin sadar, bahwa jangan sekali-sekali bermain main dengan waktu bila tinggal di negeri Paman Sam. Bila tidak on time, silahkan terima akibatnya.

Wednesday, October 5, 2011

Ada Apa Dengan Cinta?Film Lawas Yang Gak Ada Matinya

Entah mengapa, beberapa hari lalu, saya jadi kepingin banget nonton film lawas Ada Apa Dengan Cinta?(AADC). Kiri kanan tanya file fimnya ma teman-teman gak ada yang punya, beruntung ada seorang teman yang berbaik hati mau meminjamkan kasetnya.



Film yang sempat booming di awal tahun 2000an ini emang keren abis. Selain Petualangan Sherina, film yang dibintangi Dian Sastrowardowo dan aktor cakep Nicolas Saputra didaulat sebagai film yang menandai kebangkitan film Indonesia yang sempat mati suri beberapa tahun sebelumnya. Ceritanya simpel, tentang romansa sepasang remaja yang awalnya saling membenci dan akhirnya saling jatuh cinta. AADC merepresentasikan kehidupan remaja pada umumnya. Ceria, labil dan tentu saja....jatuh cinta. Settingnya juga klasik, setting sekolahan. Gak heran memang, kisah kasih di sekolah adalah kisah klasik yang emang gak ada matinya. Dari jaman paramitha rusady, hingga kini.

Film ini muncul bersamaan dengan awal masa pubertas saya sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu saya mulai tau membedakan cowok cakep dan tidak cakep, dan Nicholas Saputra merupakan cowok paling cakep se indonesia (menurut saya) kala itu..hoho..

Cakepnyaaaaaaaa....tuing..tuing...:D


Cinta dan Benci emang beda tipis

Gara-gara film ini, demam Cinta Rangga menyebar ke seantero negeri. Mulai dari gaya berpakaian si Cinta (ingat gak dulu disekolahan sempat ngetrend pake kaos kaki selutut a la cinta n the genk?) Rambut dipanjangin, pake bandana and sepatu pink dan tentu saja kipas-kipas centil yang dibawa kesana kemari. Anak-anak cewek sok-sok'an nge geng kesana-kemari, 
Cowok -cowok sok-sok an cool a la Si Rangga.
Saya??sok-sok'an ngerti sastra. Gara-gara film ini saya jadi tertarik baca sastra, baca puisi-pusinya Om Chairil Anwar (meski saya gak ngerti maksudnya, hehe)sampe-sampe berniat mencari bukunya Syuman Djaya AKU yang jadi salah satu property utama di film ini. hahaa. 
Saya juga ingat, gara-gara film ini, salah atu kakak kelas saya waktu SMA bernama Razak( yang Pedeee banget) mengganti namanya menjadi Rangga. Bahkan di kursi kelasnya pun ia menulis"Kursi Ini Milik Rangga". Hedeuuww...anak-anak satu sekolah sampe shock dibuatnya lantaran gayanya yg kepedean a la Rangga (sementara secara fisik jauuhhh banget dari si Nicolas Saputra)#mudah-mudahan kakak kelas saya itu gak baca tulisan ini
Cinta and The Gank (Gadis-gadis jadi suka nge-geng gara2 film ini)

Secara tak langsung film ini memperkenalkan sastra pada generasi muda. Tau sendiri kan?betapa tak tertariknya generasi muda saat ini pada yang namanya sastra? Kalo bukan terdapat di pelajaran Bahasa Indonesia, mana mau anak sekarang belajar tentang sastra? Sastra itu kuno, sangat baheula. Begitu mungkin anggapan anak-anak muda jaman sekarang. Padahal karya sastra itu sangat membantu melestarikan bahasa Indonesia.

Dengan cerdas, Rudi Soejarwo menyisipkan hal ini di antara kisah cinta Cinta dan Rangga, dan see??saya jadi sok-sok'an suka sastra. #lol

Ingat gak puisi-puisi ini??

kulari ke hutan kemudian teriakku
kulari ke pantai kemudian menyanyiku
sepi.. sepi,, sendiri, aku benci
aku ingin bingar, aku ingin di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
pecahkan saja gelasnya biar ramai!
biar mengaduh sampai gaduh
ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera..
atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?


dan yang satu ini...

perempuan datang atas nama cinta
bunda pergi karena cinta
atas dirinya digenangi air racun jingga
adalah…
wajahmu seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
ada apa dengannya?
meninggalkan hati untuk dicaci
percaya…
sampai darah ke lututpun aku tak percaya
lalu…
rumput tersabit
sekali ini aku lihat karya Surga
dari mata seorang hawa
percaya…
tak tahu…
ada apa dengan cinta?
dan aku akan kembali dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu!
itu saja.


Beuhh..cakep banget ya kata-katanya?


Sukses film ini bisa dilihat dari penghargaan yang diperolehnya. Di ajang piala citra, Dian Sastro dan Nicolas Saputra mendapat banyak penghargaan. Bahkan melejitkan nama mereka dan menjadi Aktris dan Aktor papan atas Indonesia. Banyak orang berpendapat, gak ada film remaja Indonesia yang menyamai AADC. Saya sih stuju-stuju aja. Lha emang betul kok. Film Heartnya Acha-Irwansyah yang booming tahun 2006 pun gak ada apa-apanya menurut saya dibandingkan film yang satu ini. Eifell I'm in Love?alahh...lewatt..

Hingga saat ini,Ada Apa Dengan Cinta? Masih menempati urutan film remaja terfavorit versi saya dan mungkin juga anda.:D

Kiss as goodbye #Adegan 17+